Daftar Blog Saya

Selasa, 24 Desember 2013

Paulak Une dan Tingkir Tangga Pendangkalan Makna pada Ulaon Sadari

Sampe Purba
Di kota-kota besar, di mana Pesta adat Unjuk diselenggarakan di Gedung Pertemuan., setelah acara selesai  - biasanya selepas maghrib -  akan dilanjutkan dengan Ulaon Sadari. Acara ini terkesan sangat dipaksakan. Dan menyesatkan ! .  Terlepas rumang ni ulaon apakah dialap jual atau taruhon jual, prosesinya adalah sama. Pengantin wanita dan suaminya berdiri di jajaran keluarga Parboru., kemudian dengan membawa tandok berisi lampet dan beras, beberapa Boru/ pariban ni boru muli bersama kedua pengantin tersebut, melangkah ke seberang meja di jajaran Paranak. Selanjutnya kedua pengantin tinggal di situ, dan rombongan boru tadi kembali ke jajaran meja Parboru dengan membawa makanan adat lengkap (biasanya anak ni pinahan lobu/ pinallo dengan parjambarannya). Boru tersebut juga diberikan amplop yang dikategorikan sebagai Upa Panaru. Prosesi ini tidak lebih dari 10 menit. Setelah itu bubar, karena kedua hasuhuton sudah berdiri, karena memang sudah siap-siap mau pulang ke rumah masing-masing setelah sehari penuh mengikuti acara pesta. 

Ini adalah prosesi yang menyesatkan, melecehkan dan mendangkalkan arti Paulak Une Tingkir Tangga. Argumentasi untuk itu adalah sebagai berikut :
Apabila rumang ulaon adalah ditaruhon jual, artinya bolahan amak/ host/ shahibul bait adalah Paranak. Bagaimana mungkin logikanya, pengantin wanita/ boru muli yang telah dirajahon hot di hundulanna , dan dipestakan di halaman rumah suaminya, harus di buat seolah-olah berangkat lagi dari rumah orangtua parboru. Kalau saja, rumang ulaon adalah di alap jual, masih ada logikanya, sekalipun kekeliruan maknanya lebih banyak lagi. 

Pada substansinya, paulak une adalah suatu acara antar keluarga inti, beberapa hari setelah pesta unjuk selesai. Keluarga muda ini bersama orang tuanya akan datang ke rumah parboru, untuk bersilaturahmi, mengingat pada waktu pesta tidak banyak waktu bersama.  Tetapi satu esensi penting, adalah ucapan terima kasih dari pengantin pria, bahwa orang tua pengantin wanita berhasil mengasuh, mendidik dan memelihara adab dan adat borunya, yang tetap dalam kondisi "Gadis", hingga ke hari perkawinannya. Gadis itu, tetap "UNE". Pada zaman dahulu, "UNE", adalah semacam jimat yang menjaga kegadisan seorang wanita dari pria jahat (semacam jimat anti pemerkosaan), yang diberikan orang tua kepada anak gadisnya. UNE tersebut dikembalikan (dipaulak UNE) dengan ketakziman oleh menantu laki-lakinya. 

Apabila seorang pengantin wanita ternyata sudah tidak gadis lagi, maka si pria akan meninggalkan SALAPA/ tempat tembakau yang kosong di sisi tempat tidurnya. Kemudian, utusan keluarga Paranak akan membawa SALAPA tsb ke hutanya parboru, serta menyampaikan maksud akan mengembalikan/ paulakhon/ mangolting/ menceraikan boru tsb. Apabila bukti-buktinya kuat, maka hal tersebut akan diterima dan disahkan oleh para pengetuai adat. Si wanita akan dijemput balik oleh parboru, atau dipaulak oleh paranak. Sementara itu, Sinamot/ mahar/ tuhor yang telah diberikan paranak sebelumnya harus dikembalikan parboru dua kali lipat. Di sini, ungkapan/ pepatah yang berlaku adalah :

Si dangka sidangkua, si dangka ni singgolom, na sada gabe dua, na tolu gabe onom, utang ni si pahilolong !!!
Nasehat kepada orang tua, yang memiliki boru untuk menjaga kesucian adalah :
"Marsihurhe manukna, unang teal buriranna".
Tinallik bulung si hupi, pinarsaong bulung siala
Unang sumolsol tu pudi, ndang sipasingot na so ada
Demikianlah, betapa sakral dan suci suatu lembaga pernikahan adat batak, dalam konteks Paulak UNE yang sesungguhnya. 
Dengan model yang sangat LEAS/ NEANG/ ASAL-ASALAN sekarang ini, di dalam ULAON SADARI, maka hilang dan sirna lah sudah esensi PODA moral kepada generasi muda kita untuk selalu menjaga kesucian tersebut. 
Tingkir Tangga
Tingkir Tangga adalah kunjungan balasan dari orang tua pengantin wanita bersama kerabat terdekatnya, ke huta Hela/ besannya, beberapa waktu setelah singkop/ tuntas Paulak Une., secara umum untuk melihat keadaan sosial, ekonomi dan spritual boru dan helanya. 

Maknanya adalah silaturahmi dengan keluarga besar besan/ tondong, sebagai implementasi bahwa dengan adanya pernikahan, maka hubungan kekeluargaan itu tidak hanya terbatas pada hela dan boru saja tetapi menyangkut juga keluarga besarnya. Adapun istilah TANGGA dimaksud, beberapa pihak menafsirkan adalah untuk melihat apakah hela/ borunya berasal dari keluarga par tangga ganjil, ruma timbo, yang melambangkan asal usul keluarga yang jelas, atau partangga gonop, yakni keluarga yang tidak jelas asal usulnya, atau mungkin bekas hatoban/ na tinean dan sebagainya. 

Tetapi sesungguhnya, klaim ini sudah kurang relevan, karena ketika akan mengawali partuturan/ partondongon, mulai pra marhori-hori dinding, utusan/ intelijen parboru seyogianya melakukan pengumpulan informasi lebih awal mengenai kekeluargaan calon helanya. 

Pepatah menyebut : 
Pangaririt pe baoa si doli, lobi pangariritan do ianggo si boru.  Faktor bobot, bibit, bebet dan sebagainya harus sudah dipertimbangkan. Ini bukan soal materialisme, tetapi adalah untuk kehati-hatian.  Orang yang terburu-buru, dan tidak melakukan pertimbangan yang matang, komprehensif adalah bagaikan :
Nai humarojor tata indahanna, Nai humalaput mabola hudonna.  

Kenyataan bahwa misalnya, ternyata hela adalah keluarga yang berasal dari partangga gonop, tidak memiliki dasar yuridis adat yang kuat sebagai alasan untuk menarik boru itu. Itulah jodoh/ sirongkap ni tondi nya, yang sudah direstui dan digabei untuk maranak marboru, matangkang manjuara.

Ndada simanuk manuk, sibontar andora, ndada sitodo turpuk si ahut lomo ni roha.
Orang tua parboru harus menerimanya dengan lapang dada, memberikan nasehat dan dorongan kepada keluarga muda tersebut untuk bekerja keras, hormat, dan melakukan yang terbaik di keluarga besar paranak.  Kalau sekiranyapun status keluarga/ ekonomi orangtua parboru lebih tinggi, atau dari turunan yang merupakan "buruk-buruk ni jarango, ihur-ihur ni bosi ma tasik - keluarga yang telah makmur dan terhormat  beberapa turunan), itu tidak boleh menjadi alasan untuk kurang menaruh hormat. Sebaliknya, orang tua boru akan menasehati borunya untuk tetap menjaga nama besar dan nama baik keluarga asalnya.  Borunya adalah utusan/ duta besar terbaik dari keluarga parboru "na patimbo parik jala na gabe paniaran di keluarga hela nya".

Demikianlah sesungguhnya, makna Paulak Une dan Tingkir Tangga.
Disarankan, di kota-kota besar di mana karena keterbatasan waktu dan sebagainya, tidak perlu dan JANGAN dilakukan itu acara ULAON SADARI, karena itu adalah MENYESATKAN dan MENDANGKALKAN makna yang sesungguhnya. Hal kunjung- mengunjung keluarga, dapat ditunda, sampai tiba waktu na lehet/ ombas na uli . Apalagi di zaman kemajuan teknologi ini, komunikasi sudah sedemikian baik dan lancar. 

Pragmatisme pelaksanaan adat, tidak boleh mengkudeta atau menyimpangi esensi substansi yang hendak ditegakkan. Pir tondi ma togu, horas tondi ma dingin.*) Jakarta, Desember 2013. Penulis, Praktisi, dan penikmat adat habatahon na tur. *)

“MAFIA TANAH DI DUMAI BAKAL DITANGKAPI”

KASUS  PERUSAKAN SAWIT DAN NENAS WARGA RT 05  MUNDAM TENGAH DITANGANI CAMAT MEDANG KAMPAI 
Horas:Dumai
Kasus perusakan tanaman sawit dan nenas yang diduga dilakukan oknum pengusaha berinisial CTO sudah ditangani Camat medang kampai. Pengaduan warga kepada  Camat atas tindakan  perusakan terhadap ribuan pokok tanaman nenas dan puluhan batang sawit milik M Wahid dkk , kini ditindak lanjuti camat medang kampai.ditafsirkan kerugian Warga pemilik tanaman itu sebesar Puluhan juta rupiah. Hal ini harus dipertanggung jawabkan oleh  pelaku.

Kepada wartawan  media ini Camat medang kampai Wan Kamarudin mengatakan untuk tindak lanjut laporan Warga nya itu, pihaknya  sudah menyurati lurah mundam agar melakukan pengecekan kelapangan, untuk melihat kondisi  lahan dan tanaman  milik warga yang dirusak oleh  pelaku  tersebut . sebab menurut laporan warga, bahwa CTO diduga  telah merusak tanaman sawit termasuk ribuan pokok tanaman nenas jadi  hancur babak belur pada  beberapa waktu lalu  dengan menggunakan alat berat Eskavator . masalah itu dilaporkan pemiliknya (A Wahid dkk_red) kepada Camat medang kampai. Kini masalah tersebut  juga menjadi bahan pembahasan  pembicaraan banyak orang didaerah Mundam Dumai ,”apa dasar oknum CTO merusaki tanaman warga Mundam ?.ini perbuatan melawan Hukum ,dan terjadi Kejahatan.  

Dari pantauan media Horas  serta informasi diperoleh dikantor Camat Medang kampai  menyebutkan, laporan warga soal masalah lahan dalam dua bulan terakhir ini ada tiga kasus masalah lahan di daerah Mundam ,yang ahirnya kasus tersebut  menjadi meruncing. Terkait kasus itu kita sudah menerima laporan masyrakat karena  warga itu merasa dirugikan .  pemerintah kecamatan tetap tanggap terhadap pemasalahan yang dihadapi warga tersebut, dan harus di sikapi secara arif dan bijaksana  ujar Kasi  Pemerintahan kecamatan medang kampai A Berri saat menjawab  wartawan  Tabloid Horas   Jumat 6/12 belumn lama ini.
Terkait perusakan tanaman milik warga yang terletak di RT 05 surat telah disampaikan pihak kecamatan  untuk kelurahan  Mundam agar turun kelapangan melakukan penelitian dan pengecekan terhadap lahan dan tanaman yang dirusak sang pelaku itu ujar A Berri. Nanti kita minta hasil laporan dari kelurahan Mundam terkait perusakan tanaman sawit dan nenas tersebut dan selanjutnya kecamatan segera menindak lanjutinya terang Kasi Pemerintahan kecamatan Medang Kampai .disebutkan  lagi,  masalah lahan warga Mundam tersebut  harus dituntaskan sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku dan apabila terbukti ada pelanggaran Hukum silahkan ditindak lanjuti keranah Hukum jelasnya.

Informasi beredar didaerah mundam dan banyak kalangan bertanya bahwa perusakan sawit dan nenas tersebut seharusnya pelaku diusut oleh kepolisian. Namun setiap ada permasalahan lahan didaerah mundam khususnya dikecamatan medang kampai dan di Kecamatan sungai Sembilan  terkesan sulit ditangani kepolisian ujar beberapa anggota warga  yang mohon tidak ditulis namanya. Selain itu semua orang tau soal masalah lahan banyak terkuak kepermukaan ,termasuk didaerah Gurun Panajang kecamatan Bukit Kapur, impormasi dirangkum Horas,permainan mafia tanah di Gurun panjang merajalela.tidak tersentuh Hukum .sehingga kasus lahan di gurun panjang meningkat .

Meskipun kasus lahan  banyak terungkap kepermukaan, tetapi baru segelintir yang sampai disidangkan di Pengadilan Negeri Dumai. dan terbukti  beberapa waktu yang lalu Camat medang kampai, lurah, dan juru ukur masuk penjara. Pejabat yang dipenjara tersebut zaman  semasa  Walikota  Zul As. 
Kini setelah awal desember 2013 terkait korupsi ganti rugi lahan dipelintung kecamatan medang kampai diduga Wan Fahrizal Noer terlibat dalam proses ganti rugi lahan yang bermasalah itu, akhirnya ditangkap pihak berwajib. Kini sedang menjalani proses Hukum di Pekanbaru. 
Berbagai pengamat Hukum dan beberapa lembaga peduli  masyarakat sudah angkat bicara terkait kasus penyerobotan  lahan Hutan Negara  dikota Dumai seperti dikecamatan sungai Sembilan kini Dua orang ditangkap Polisi Densus 88 dan kini menjalani proses Hukum di Polda Riau,yach barulah kena batunya,” diduga   karena menjuali lahan hutan Negara. (RDS)

POLISI BERHASIL RINGKUS KURIR PENJUAL NOMOR TOGEL DAN JUDI SONG

“BANDAR TOGEL BEBAS BERKELIARAN DI DUMAI”
Horas, Dumai
Petugas Polresta Dumai kembali berhasil meringkus kurir ( penulis nomor togel) baru baru ini. Dimana dua orang kurir togel tersebut berhasil ditangkap dijalan sentul sukajadi Dumai. Kini keduanya sudah diamankan dan tengah menjalani proses hukum di Polresta Dumai.kemudian petugas polsek Dumai timur berhasil meringkus 6 orang penjudi (11/12) .3 diantaranya penjudi kartu remi atau Song dan tiga tersangka lagi penjual Togel. Sampai kini belum terdengar ada kabar siapa  bos ( Bandar) dari para  kurir-kurir  togel tersebut. Disinyalir  Bandar judi togel itu aman aman bebas  gentayangan dikota Dumai

Dari pantauan media ini, praktek penjualan nomor togel  itu diduga masih berlangsung dibeberapa kedai kedai kopi. Dimana para kurir yang diperkerjakan Bandar togel di Dumai masih banyak beroperasi ditengah masyarakat menjual nomor togel dengan cara terselubung. Tidak jelas diketahui kenapa? Bandar togel dikota Dumai tidak dapat ditangkap pihak berwajib padahal dalam dua  bulan terakhir ini hampir dua  puluh orang kurir kurir togel berhasil ditangkapi tetapi bandarnya tidak ada kedengaran tertangkap.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya bahwa dari wilayah Dumai Timur dikelurahan Tanjung Palas petugas kepolisian belum lama ini berhasil memburu  belasan orang kurir togel. Ketika itu barang bukti berupa catatan nomor yang dijual dan uang tunai berhasil diamankan. kini kurir togel itu meringkuk dipenjara. Baru berselang satu bulan kurir togel dua orang berhasil ditangkap polisi dari gang sentul Sukajadi Dumai berinisial S dan M. diduga kurir togel ini sudah lama beroperasi diwilayah itu ,karena sesuai kabar beredar disebut sebut bahwa Dua Kurir togel itu  sudah lama jadi target pihak Polisi termasuk kurir-kurir togel  lainnya yang beroperasi dijalan pulau payung dan di jalan tegalega serta didaerah pangkalan jalan Dock . Informasi baru diperoleh tabloid Horas   bahwa kurir togel masih banyak gentayangan dibilangan jalan pulau payung (jalan diponegoro) yang hingga kini belum berhasil ditangkap polisi. Bahkan tersiar kabar, kurir togel itu  banyak berkeliaran didaerah bagan besar, bukit nenas dan bukit kayu kapur serta digurun panjang dan juga di daerah purnama , maupun juga di bukit timah dan lubuk gaung termasuk dibangsal acehdan dibilangan jalan pulau payung atau sukajadi Dumai  Dumai.

Terhadap maraknya judi togel di Dumai berbagai kalangan sejak lama sudah menyoroti termasuk beberapa LSM dan Lembaga Peduli sudah angkat bicara agar Bandar togel yang diduga bercokol dijalan nangka Dumai, di daerah jalan merdeka dan jalan merdeka baru serta di jayamukti agar diselidiki sampai tuntas. Bila induk atau Sang Bandar judi togel itu sudah bisa berhasil ditangkap Polisi maka populasi pekat judi togel dapat  diantisipasi di Dumai. Artinya pihak berwajib jangan pilih kasih. Untuk Bandar togel di Dumai  tegakkan Hukum dengan sebenarnya kalau terbukti harus ditindak tegas.

Dari pantauan Media ini, gerakan pihak berwajib dalam gelar razia PEKAT  (penyakit masyarakat) 2013 diwilayah  Polsek Dumai Timur,pada rabu (11/12) petugas berhasil meringkus enam orang penjudi .tiga diantaranya adalah penjudi kartu Remi .tersangka ditangkap pada saat asyik main Song di jalan lintas Dumai_Sei pakning .barang bukti uang tunai berhasil diamankan petugas sebesar Rp236.000.sementara tiga orang lagi adalah penjudi toto gelap(Togel).belum dapat diketahui Horas Siapa Bandar Togel atau bos dari tiga tersangka itu.namun untuk kota Dumai disinyalir Bandar Togel masih banyak berkeliaran dan patengtengan dan Sok Anggar jago ditengah masyarakat karena belum tertangkap Polisi.sedangkan untuk penjudi song di beberapa tempat masih terus marak .pemainnya ada kalangan omak omak atau yang kerab di sebut Inang inang parjuji napabilak bilakkon”seperti di jalan Bukit timah didekat Cucian motor Bus.termasuk di rumah rumah anggota warga di jalan Merdeka baru, di Jalan Bundaran , juga di daerah bagan besar, di Bumi ayu ,di daerah ampang ampang .yang jelas kasus judi togel dan judei Song dan judi sabung ayam masih marak di Dumai. (TIM)

Jumat, 22 November 2013

Mari kita dukung dan kita menangkan Annas Maamun dan Andi Rahcman sebagai Gubernur Riau pada Pilkada Riau Putaran kedua 27 November 2013





Annas Maamun dan Andi Rahcman
Pengurus IKBR

Menelusuri Bansos Anggota DPRD Pekanbaru Hery Freddy Simanjuntak

60 Persen untuk Pemilik Proposal dan 40 Persen untuk Anggota Dewan

Setelah di telusuri lebih jauh ternyata memang benar politik yang berbau agama ini akan merusak masyarakat yang tidak mengerti politik.

Pekanbaru, Horas
Setelah sepekan tim Horas menjelajahi dimana bansos pds yang saat ini banyak diketahui siluman, ternyata masih banyak lagi basis-basis partai pds yang siluman untuk tahun 2012.
Sementara dilapangan banyak yang tidak mengetahui bahwa dana tersebut ada dari pemko Pekanbaru, tetapi semuanya permainan anggota dprd yang merekomendasi proposal tersebut, ada semacam kebiasaan kalau dana itu turun dari pemko dewan tersebut mendapat jatah, atau dibagi 60% untuk pengurus proposal dan 40% untuk dewannya 
Lurah Palas Hamza pernah menadatangani proposal atas rekomendasi anggota dprd kota pekanbaru dari partai pds Hery Freddy Simanjuntak bahwa semua proposal yang ditandatangani lurah tersebut telah melalui prosudur, karna sudah ditandatangani RT/RW setempat dan sudah diparaf oleh seklur.
"Ya memang saya pernah tanda tangani proposal yg anggaran Rp 30 juta ada beberapa nama di kelurahan saya tapi saya kan ngak mungkin cek langsung ke bawah," tegas Hamza Lurah Palas.
Hamza mengatakan semua proposal yang pernah ditandatangani sampai saat ini tidak pernah ada kelompok-kelompok yang sudah menerima bantuan sosial yang dari Pemko. Satu contoh Kelompok Pelestasi Musik Tradisional Batak Jalan Perjuangan Palas. Sepengetahuan lurah Palas yang punya musik tradisional batak di palas hanya dua orang yaitu Sitanggang dan Nainggolan di Pastoran.
Salah seorang warga Palas mengatakan semua proposal yang dibuat dari Palas itu hanya menjual nama warga Palas saja sementara perbuatan anggota dewan dari pds Hery Freddy Simanjuntak tidak pernah berbuat di wilaya Palas. Contoh jalan-jalan di Palas saat ini masih banyak berlumpur sementara kita melihat di wilayah lain gang- gang pemukiman masyarakat sudah banyak yg di semenisasi atau dicor," ya coba lihat jalan kami ini belum di semenisasi, sementara suara dia dulu hampir 80% untuk pds," tegas pak Gultom.
Sementar di wilayah Rumbai Kukit ada juga kelompok ternak rumbai bukit yg sampai saat ini kelompok tersebut tidak ada. Waratwan Horas mencari tahu dimana kelompok ternak tersebut,ternyata tidak ada. Kita mencoba bertanya kepada warga setempat apa mereka pernah tau ada kelompok ternak di kampung mereka, semua warga Rumbai Bukit terkejut mendengar ada kelompok ternak di wilayah mereka karna hampir 50% orang batak di wilayah Rumbai Bukit berternak babi. “Bahkan kapan itu ada kelompok ternak di sini aku tidak pernah tau ada kelompok ternak di sini," tegas M Sianturi dengan perasaan terkejut.
Sianturi juga menambahkan kenapa jadi anggota dewan dari dapil lain membuat usaha ternak di wilayah yagg bukan daerah pemilihan nya, sementara di jalan fajar masih banyak peternak babi disana kenapa harus dirumbai. Dari sini sudah ada pertanyaan kepada dewan tersebut apa ada udang di balik batu, atau udang dibalik bakwan. Sianturi juga meminta agar pihak pihak yg berwajib tegas menyelidiki dana bansos yg saat saat ini tidak jelas kemana arahnya, apakah menguntungkan masyarakat atau memperkaya diri sendiri, pinta bpk sianturi dengan nada keras. 
Sementara kader pds mengharapkan ketiga anggota dewan yg sudah pindah partai agar legowo meninggalkan kursi dewan tersebut, karna mereka bertiga tidak lagi anggota, atau kader pds.
Ferry Shandra Pardede, Kudus Kurniawan Siahaan, Donna Rosita Hutauruk sudah terdaftar sebagai calon anggota legeslatif dari partai Hanura. Seluruh kader pds meminta agar walikota menarik semua fasilitas yang dipakai anggota dprd dari fraksi pds tersebut. Dan kepada badan kehormatan (BK) anggota dewan agar bersikap tegas kepada anggota dprd yang berpindah partai. 
Kepada aparat penegak hukum diminta untuk mengusut kasus ini sampai tuntas. (jnt)

Marbinda (Bagi-bagi Daging Babi)

Calon anggota legislatif (caleg) diminta berhati-hati meraih simpati masyarakat. Calon wakil rakyat yang membagikan sembilan bahan pokok (sembako) atau yang menjanjikan sesuatu kepada masyarakat, terancam dipidana.
Ferry

Pekanbaru, Horas
Pembagian sembako menjadi satu bentuk politik uang yang dilarang dalam Undang-undang No.8/2012 tentang pemilihan umum DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota. Karenanya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengingatkan seluruh caleg benar-benar memahami aturan yang ada sehingga tidak terjerat pidana.
“Termasuk caleg bagi-bagi sembako bisa masuk kategori money politic (politik uang), dan pelakunya bisa dipidana,” kata ketua divisi hukum dan penindakan pelanggaran Ba
waslu belum lama ini.
Caleg tidak diperkenankan memberikan bantuan dalam bentuk barang atau uang kepada masyarakat agar bisa dipilih dalam pemilu 9 April 2014.
Bahkan, janji untuk memberikan sesuatu kepada masyarakat jika nanti terpilih sebagai wakil rakyat juga tidak diperbolehkan. “Menjanjikan akan memberikan sesuatu saja tidak boleh. Apalagi memberi barang atau uang. Konsekuensinya jika caleg melakukan itu bisa dipenjara,” kata dia.
Jika nanti lembaga pengawas menangkap tangan oknum caleg maka pihaknya akan membawa kasus tersebut di sentra penegakan hukum terpadu (gakumdu). Selain memproses temuan langsung, Bawaslu juga akan memproses laporan dari masyarakat jika mengetahui caleg melakukan money politic.
Marbinda
Bagi-bagi sembako sama halnya dengan Marbinda atau bagi-bagi daging. 
Timbang Sitanggang, kepada Horas mengatakan, tahun lalu ada satu Caleg yang membagi-bagi daging (Marbinda) di daerah Sigunggung Labuhbaru Barat. Dia menolak pemberian daging tersebut karena dia tahu aturan.
Sebelumnya, seluruh anggota Parsahutaon diundang pada suatu tempat untuk mengambil pembagian daging babi. Saya sendiri tak mau datang karena takut kena dampak dari pemberian tersebut. 
Walaupun dia tak mau datang, tetap daging satu kilogram tersebut diantar ke rumahnya. Tetap dia tolak.
Yang membagi-bagi daging tersebut adalah Ferry Shandra Pardede. “Tulis itu, saya bertanggungjawab untuk itu,” kata Timbang Sianipar. 
Disepanjang tahun ini, menurut dia, Ferry yang anggota DPRD Pekanbaru tahun 2009/2014, juga marak memberikan daging (marbinda). Apa maksudnya, kalau bukan mempengaruhi masyarakat agar memilih dia nanti pada Pemilukada 2014. Dia kan seorang caleg. Apa maunya kalau untuk itu, kata Timbang Sitanggang.
“Apakah kita mau dibayar hanya dengan satu kilogram daging babi?. Sory dulu, kalau hanya membeli satu kilogram daging, masyarakat masih mampu,” katanya. 
Marbinda, kata Timbang, sama dengan memberikan, dan itu dilarang undang-undang. Tak usah memberikan, mejanjikan saja dilarang. 
Marbinda, kini marak di daerah Labuhbaru yang dilaksanakan oleh Ferry. Setiap punguan parsahutaon diundang rame-rame untuk mendapatkan 1 kg daging babi. Dan ini akan terus berlangsung hingga April 2014 mendatang.
Tapi, nampaknya, banyak yang tidak mau menerima pemberian daging satu kilo ini. Masyarakat sudah mengerti. Ah, masa kita mau dibayar dengan harga 1 kg daging bagi. Sory ya. 
Hati-hati pak cik, nanti kena tangkap oleh Panwaslu. *)

Pertanyakan Polda Riau, Soal Kasus PDS

Forum Kasih Pemantau Moral Damai Sejahtera Provinsi Riau 

BB Rekening
Hampir satu tahun lamanya kasus dugaan penipuan dukungan suara terhadap Tengku Muktaruddin (Balon Gubernur Riau) senilai Rp 450 juta tidak kedengangaran lagi. Yanto Nazaret, Kudus Kurniawan Siahaan dan Romwel Sitompul selaku ketua, sekretaris dan bendahara PDS Riau waktu itu sunyi senyap tidak ada ujung pangkalnya.

Karenanya, Forum Kasih Pemantau Moral Damai Sejahtera Provinsi Riau Pdt Samuel Christian Sitompul mempertanyakan kasus ini. Masalahnya, sudah hampir satu tahun kasus penipuan yang dilakukan pengurus PDS Riau Yanto Nazaret dan Kudus Kurniawan Siahaan hingga sekarang tidak jelas ujung pangkalnya, yaitu soal uang Rp 450 juta yang diterima PDS dari tim sukses Tengku Muktaruddin seperti yang dilaporkan Adli Juran (tim sukses Tengku Muktaruddin) ke Polda Riau tentang pengalihan dukungan ke Balon lain tanpa konfirmasi sebelumnya. Apakah kasus ini sudah SP3 atau sengaja dipetieskan Polda Riau?. Ada apa ini, kata Samuel Sitompul. 
Seperti diketahui, jauh hari, PDS Riau telah sepakat untuk mendukung Tengku Muktaruddin menjadi Calon Gubernur Riau. Tiba-tiba tanpa pemberitahuan, dukungan PDS dialihkan ke calon lain, padahal PDS telah menerima uang sebesar Rp 450 juta. Karena itu, Adli Juran melaporkan Yanto Nazaret dan Kudus Kurniawan selaku ketua dan sekretaris PDS Riau ke Polda Riau.
Menurut Samuel, kasus ini tidak bisa dihentikan begitu saja. Masyarakat pemilih PDS dan warga gereja yang ada di Provinsi Riau harus tahu ujung pangkalnya bagaimana cerita sebenarnya. Kalau sudah di SP3, Polda Riau harus menjelaskan kepada masyarakat. Jadi sekarang, kami kader PDS tidak tahu soal kasus ini sampai dimana keberadaannya.
Kenapa musti berbohong dan mengatakan tidak menerima, kan sudah jelas ada bukti-bukti adanya penerimaan dana sebesar Rp 450 juta dari Adli Juran. Yanto Nazaret tak usahlah berbohong. Anda seorang pastor tidak baik begitu, ujar Samuel. 
Selain pemimpin partai PDS Riau dan pemimpin gereja GIZI, Yanto Nazaret adalah Dukun yang sepatutnya menjadi contoh tauladan bagi masyarakat secara umum dan gereja secara khusus. Jadilah pemimpin yang baik dan bijak untuk memimpin PDS dan masyarakat gereja khususnya gereja GIZI dimana anda bertugas sebagai pastor. Jadilah dukun politik yang baik bagi segenap rakyat Riau, jangan berbohong demi menyelamatkan diri sesaat, demikian Samuel.
Dia mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mendatangi Kapolda Riau untuk mempertanyakan sudah sampai sejauh mana Polda Riau telah menyelidiki kasus ini. Kenapa lamban dan kenapa Kudus Kurniawan juga belum diperika. Kami sebenarnya tidak perlu mengajari polisi, mereka sudah lebih pintar, ujarnya lagi. 
Sementara itu, Adli Juran yang dihubungi melalui ponselnya tidak bersedia berbicara lebih dalam soal kasus ini. Silahkan hubungi pengacara saya, nanti saya kirimkan nomornya, katanya tapi hingga berita ini diturunkan nomor hp yang dimaksud belum juga dikirimkan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Riau, Partai Damai Sejahtera (PDS), Yanto Nazaret, telah diperiksa polisi pada Jumat (25/01) lalu oleh Subdit II Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau. Namun hingga sekarang tidak ada ujung pangkalnya. Selain Yanto Nazaret juga diadukan sekretaris DPW PDS Kudus Kurniawan. Dan Hingga sekarang Kudus belum pernah diperiksa.
Penyidik di Mapolda Riau, memeriksa Yanto Nazaret, terkait laporan dugaan penipuan dukungan suara terhadap Calon Gubernur Riau, Tengku Mukhtaruddin dengan nilai kerugian sekitar Rp 450 juta. 
Dalam laporan, yang diterima pihak kepolisian di Mapolda Riau, Yanto Nazaret diduga telah menyerahkan dukungan partainya kepada Tengku Mukhtaruddin dan menerima dana sekitar Rp 450 juta dari tim sukses Tengku Mukhtaruddin tersebut. Lalu Yanto Nazaret, mengalihkan dukungannya ke Calon Gubernur lainnya, tanpa adanya pemberitahuan sedikitpun kepada tim sukses Tengku Mukhtaruddin.
Kajadian ini, memicu perselisihan antara tim sukses Tengku Mukhtaruddin dengan Ketua DPD Riau Partai PDS Riau, Yanto Nazaret, sehingga urusan dukungan tersebut berbuntut dengan adanya laporan dugaan penipuan dan sampai ke tangan pihak kepolisian.
Sewaktu keluar dari ruangan penyidik, Ketua DPD Riau Partai PDS ini mengatakan, bahwa dia tidak mengetahui adanya penipuan dan tidak pernah menerima pemberian uang dari Tim sukses Tengku Mukhtaruddin
Menurutnya, soal dukungan Partainya ini, saat ini Partai PDS memberikan dukungan kepada Herman Abdullah (mantan Walikota Pekanbaru) dan sudah sesuai arahan dari DPP Partai PDS Pusat. "Soal penipuan uang, saya tidak pernah menerimanya dan saya tidak mengetahuinya. Kalau seperti yang disebut-sebut Romwel, mungkin saja dia ada hubungan bisnis dengan Adli Juran," ucap Yanto Nazaret.
Rommwel
Sementara, Bendahara PDS Riau Romwel Sitompul SH, saat dikonfirmasi wartawan ditempat berbeda, menerangkan bahwa dalam internal Partai PDS, pembahasan dukungan terhadap Herman Abdullah tidak sekalipun pernah dibahas di dalam rapat maupun saat rapat pleno. "Dukungan yang diberikan terhadap Herman Abdullah ini muncul, ketika dua hari sebelum Herman Abdullah mendeklarasikan dirinya menjadi Calon Gubernur Riau 2013 ini," kata Romwel.
Ditambahkan Romwel, hingga saat ini belum pernah ada dilakukan pencabutan dukungan dari Partai PDS kepada Tengku Mukhtaruddin. "Kalau dukungan terhadap Tengku Mukhtaruddin ini, sudah dirapatkan dan sesuai mekanisme Partai," ucap Romwel.
Sedangkan dari pihak pelapor, tim sukses Tengku Mukhtaruddin, Adli Juran, yang didampingi penasehat hukumnya, Tatang Suprayoga SH mengatakan, mereka ini sebagai korban, sudah melaporkan dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan.
"Yang jelas kami punya bukti-bukti dan saksi-saksi saat pemberian uang, dalam dugaan tindak pidana itu. Kami sudah menyerahkan semuanya ke Polda Riau. Jika ada pembelaan dari terlapor, tentunya itu menjadi tugas penyidik mendalami dan pembuktiannya," ucap Tatang Suprayoga SH. *) 


“Menelusuri Dana Bansos APBD Kota Pekanbaru tahun 2013 atas nama Kudus Kurniawan Siahaan

Kudus
Pakpahan, Ketua Rt 04/Rw 28 Kelurahan Sail Kulim Mengaku Menandatangi Proposal Pengetaman Kayu
"Padahal, Pengetaman Kayu Tak Ada di Rt Kami”

Pekanbaru, Horas
Belum lagi Dana Bantuan Sosial (Bansos) empat anggota dewan dari Fraksi PDS Kota Pekanbaru tahun 2012 yaitu Kudus Kurniawan Siahaan, Ferry Shandra Pardede, Donna Hutauruk dan Hery Freddy Simanjuntak dijamah oleh aparat penegak hukum, sudah muncul lagi kasus Dana Banson 2013. Hal ini terungkap disaat Horas mewawancarai tiga orang ujung tombak pemerintahan Rukun Tetangga (RT) di daerah Kelurahan Sail Kecamatan Kulim Pekanbaru. 
Mereka adalah K Pakpahan (ketua Rt 04), M Silalahi (Ketua Rt 01) dan S Manullang (Ketua Rt 03) masing-masing berada di Rw 28 Kelurahan Sail Kecamatan Kulim Pekanbaru. Kepada Horas, Rabu, (13/11) di rumahnya, K Pakpahan mengatakan, di tahun 2013 ini dia didatangi dua orang yaitu Krismat Hutagalung dan Panjaitan menyodorkan lima buah proposal untuk Walikota Pekanbaru untuk dia tandatangani. Kelimanya adalah proposal yang diajukan masyarakat atas nama Kudus Kurniawan Siahaan. 
Kelima proposal itu, dia tandatangani tapi dia tidak tahu apa nama proposal itu. Hanya satu yang saya ingat yaitu proposal atas nama Pengetaman Kayu. Jumlah anggarannya berkisar Rp 102 juta. Yang empat lagi saya tidak tahu, langsung saya tandatangani, katanya dan mengatakan bahwa proposal itu berasal dari Kudus Kurniawan Siahaan dari Fraksi PDS anggota DPRD Kota Pekanbaru.  
Pakpahan menerangkan bahwa di wilayahnya Rt 04/Rw 28 Kelurahan Sail Kecamatan Kulim tidak ada Usaha Pengetaman Kayu. Menurutnya, selama ini tidak pernah ada bantuan sampai ke masyarakat dan tidak pernah tahu ada organisasi di Rt-nya. 
Setelah itu, beberapa orang staff Walikota Pekanbaru mendatangi Pakpahan di rumahnya. Dia bertanya, apakah pernah ada kegiatan anggota dewan dari PDS di daerah ini, dengan tegas dia jawab tidak pernah ada.
Sama dengan M Silalahi Ketua Rt 01/Rw 28 Kelurahan Sail Kecamatan
Kulim Pekanbaru. Dia mengaku pernah menandangani dua atau tiga proposal yang disodorkan pak Rw 28 tahun 2013. Saya sudah lupa tanggal dan bulannya, ujar Silalahi.
Dia mengatakan sejak tahun 2009 hingga sekarang, Kudus Kurniawan Siahaan baru satu kali datang ke wilayahnya dengan membagi-bagi daging (binda) satu kilogram per kepala keluarga tahun 2012 lalu. Selain itu tidak ada. Baru tahun 2013 ini ada saya tandatangani dua atau tiga buah proposal, itu pun dia tidak tahu isi proposal tersebut. 
S Manullang ketua Rt 03/Rw 28 Kelurahan Sail Kecamatan Kulim tahun 2013 ini dipanggil oleh Ketua Rw 28 namanya Balige dan menyodorkan 20 buah proposal yang sudah dijilid dengan rapi. Karena yang memanggil Rw, terpaksa kita tandatangani. 
Proposal itu, yang saya ingat, adalah untuk Kelompok Kebun Buah Naga. Saya tidak tahu apakah itu untuk pencairan dana APBD Murni Pekanbaru tahun 2013 atau APBD Perubahan 2013. Dan menurut sepengetahuannya, di daerah Rtnya itu tidak ada kelompok tani, apalagi kelompok tani Kebun Buah Naga. Kalau pun ada orang yang mengaku ketua kelompok tani Buah Naga, mereka itu bukan warga Rt 03/Rw 28. 
Yang jelas saya sangat hati-hati untuk membubuhkan tandatangan. Saya bilang kepada Ketua Rw 28, bagaimana ini, kan tidak ada usaha kebun Buah Naga di Rt saya, tapi saya tandatangani. Saya tidak mau nanti ini menjerat saya ke hukum, katanya. Lalu ketua Rw 28 mengatakan yang penting uangnya cair dulu, masalah lahan nanti kita pikirkan. *)

Gokhon dohot Jou - Jou

Ir. Effendi Sianipar
Dibagasan asi dohot holong ni roha na sian Tuhanta Jesus Kristus, ro do hami manggokhon huhut manjou hamu Raja ni Dongan Tubu Sianipar dohot haha doli Panjaitan, Silitonga dohot Siagian. Tarlumobi raja ni Hula-hula dohot Tulang nami Pangaribuan dohot Bona Tulang nami Simanjuntak, Tulang Rorobot Napitupulu, Bona ni Ari Simanungkalit, Toga Naipospos Pekanbaru dohot ale-ale nami asa marneang ni langka hamu rap dohot inanta soripada mangadopi acara Partangiangan Paborhat Caleg DPR RI ima amanta Ir. Effendi Sianipar sian Dapil Riau 1 Nomor urut 1 PDI P. Di ari Selasa, 26 November 2013 pukul 10.00 Wib di Sopogodang HKBP Jl. Hangtuah No. 36 Pekanbaru. Tu angka naso dapot undangan on ma undangan resmi. 
Tabe sian hami : Ir. Effendi Sianipar dohot keluarga
Keluarga Besar Marga Sianipar Kota Pekanbaru

Rabu, 20 November 2013

Kecamatan Adiankoting ke Depan

Oleh : Junarti Sitompul, Wartawan Horas

Kecamatan Adiankoting, sebagaiman kita kenal sebagai daerah miskin, terdiri dari 16 desa. Yaitu Desa Adiankoting, Banuaji I, Banuaji II, Banuahi IV, Pansurbatu I, Pansurbatu II, Pansurbatu III, Dolok Nauli, Pagaran Pisang, Sibalanga, Pagaran Lambung I, Pagan Lambung II, Pagaran Lambung III, Pagaran Lambung IV, Siantar Naipospos dan Pardamuan Nauli. 
Pada umumnya, mereka hidup hidup dari hasil pertanian Karet. Menyadap Karet setiap hari merupakan kebiasaan hidup masyarakat disana. Ada satu hal yang sangat mengganggu mereka yaitu bila hujan turun. Mereka tidak bisa pergi ke hutan untuk manderes alias mancodok Karet. "Maraek Batang". Itulah istilah mereka. 
Bila demikian halnya, apa yang bisa mereka perbuat? Berdiam diri di rumah. Ada juga yang nongkrong di kedai kopi membahas soal Pilkada Taput yang tidak jelas ujung pangkalnya. Kata MK, KPU Taput akan memverifikasi ulang seluruh partai pendukung para Calon Bupati. Selama tiga puluh hari ke depan, verifikasi ini akan tuntas dan diserahkan kembali ke Mahkamah Konstitusi. 
Tipis kemungkinan Pilkada Taput bisa dilaksanakan pada tahun 2013 ini. Berati Pilkada akan diulang tahun 2015, sebab pemerintah telah mengisyaratkan bahwa selama tahun 2014 tidak boleh ada kegiatan  politik selain Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Pemilihan kepala desa saja ditunda. Selain itu, Pilkada Taput ini akan menelan biaya yang tidak sedikit. Bila pemerintah mengadakan Pilkada ulang seberapa banyak lagi uang yang akan diambil dari APBD Taput. Apakah masih ada dana APBD untuk menanggulangi ini? 
Bila Pilkada dipaksakan akhir tahun ini, kita tanya saja kepada Bupati Taput sekarang Pak Toluto apakah masih ada dana atau cukupkah dana yang telah disisihkan untuk putaran kedua dipergunakan untuk Pilkada ulang? Hati-hati pak Bupati mengeluarkan dana, nanti masuk KPK. Itulah bahan perbincangan yang ramai saat ini di tengah masyarakat. 
Tidak hanya soal Pilkada, namun soal Caleg DPRD sudah menjadi hal utama untuk dibicarakan. Masyarakat sudah semakin kritis untuk membahas soal caleg ini. Biasanya, caleg yang datang ke kecamatan Adiankoting, semuanya berasal dari Tarutung. Tidak pernah ada anggota dewan dari daerah ini sehingga begini-begini sajalah daerah ini. Tidak berkembang dan tidak maju. Mereka kini semakin pintar untuk menentukan pilihan. 
Banyak caleg yang datang ke daerah ini hanya untuk menambah suara. Daerah ini dijadikan sebagai daerah "partambuan". Sekarang sudah ada caleg dari daerah ini, jadi, tak perlu lagi dijadikan sebagai daerah partambuan. Adong do amanta Drs Pantas Sitompul na olo gabe caleg. Dia adalah putra daerah kecamatan Adiankoting yang sudah lama merantau. Kini dia pulang kampung untuk membangun daerah ini. Mari kita dukung dia.
Kita kembali ke hal pokok yaitu soal kehidupan masyarakat kecamatan Adiankoting. Hujan yang terus mengalir disaat musim penghujan di akhir tahun ini, sudah barang tentu akan mengganggu mata pencaharian masyarakat disana. Hal semacam ini akan terus berlanjut sepanjang tahun. 
Lalu apa solusi untuk merubah kondisi ini? Sebuah pertanyaan yang sangat sulit dijawab. Walau demikian halnya, perlu diambail jalan keluar, paling tidak bisa diterapkan untuk tahun-tahun mendang. Caranya, masyarakat harus dibiasakan untuk bercocok tanam tanaman lainnya. Misalnya dengan menanam palawija. Walau hal ini sudah dilaksanakan selama ini dan bisa membantu kebutuhan sehari-hari namun masih setengah hati. 
Soal persawahan tanaman padi, kini masih tetap berjalan walau tidak semua orang lagi menanam padi di sawah. Hanya sebahagian kecil lagi yang menanam padi di sawah, itupun hanya tidak cukup untuk kebutuhan keseharian.
Sebenarnya, di daerah ini masih banyak ditemui lahan tidur yang tidak produktif. Bila hal ini bisa dikembangkan sangat luar biasa. Misalnya dikembangkan untuk perkebunan palawija dan sayur mayur dan hal lainnya. Mungkin ada satu kendala membuat masyarakat tidak mau mengembangkan lahan tidur ini, soal alat pertanian dan tenaga pertanian mengelolanya. Disinilah pemerintah harus jeli untuk memperhatikan. Bila perlu diberikan alat traktor untuk dipinjamkan dan mendatangkan tenaga ahli di bidang pertanian. 
Soal tanaman karet, itu tidak bisa ditinggalkan karena sudah merupakan basis kehidupan masyarakat. Tinggal lagi, bagi karet yang sudah memliliki usia lanjut, perlu diremajakan. Disaat peremajaan ini, perlu dipikirkan bagaimana cara mendatangkan bibit unggul. Disini juga pemerintah harus jeli melihat ke lapangan. Bila perlu, pemerintah memberikan pokok karet bibit unggul kepada masyarakat. Tentunya, bisa secara bertahap dan harga murah.
Pada tahun 2015, diprediksi pasar di Tapanuli Utara membutuhkan pasokan sayur mayur dan sejenisnya dalam partai besar. Lapangan kerja juga dibutuhkan untuk itu. Demikian perputaran uang di Tapanuli Utara sangat luar biasa, terlebih dibukanya proyek gas bumi dan proyek emas di daerah Pahae. *)

Tolilet dan Kamar Mandi Sekolah Tidak Berfungsi

Terdapat di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

Vicktor Pane, Wartawan Horas
Duri, Horas
Sarana dan pasilatas pendidikan yang disediakan negara adalah bertujuan  agar anak-anak bangsa dapat menimba ilmu dengan tenang dan nyaman di setiap sekolah.
Visi dan misi dalam mencerdaskan anak-anak bangsa tentunya agar SDM-nya berkwalitas baik demi kemajuan bangsa ke depan. 
Sepintas dari luar mata memandang  gedung gedung  sekolah yang ada di Kabupate Bengkalis khususnya di Kecamatan Mandau berdiri dengan megah dan kokoh tapi dibalik kemegahan bangunan  tersebut  tidak menyangka  anak-anak di dalamnya dalam menimbah ilmu sehari hariannya masih kesusahan untuk urusan kamar mandi dan toil.
Apakah pembuatan gedung sekolah itu tidak dalam perencanaan terlebih dahulu sebelum melahirkan bestek bangunannya? Atau memang  asal jadi aja rancangan bangunannya  tanpa mikir apa-apa aja yang perlu di bangun sesuai dengan kebutuhan dalam lingkup sekolah itu.
Pantauan Horas di lapangan di beberapa  sekolah SD, SMP, SLTA yang ada di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir pada umumnya toilet dan kamar mandinya yang untuk para siswa tidak dapat berfungsi sebagaimana layaknya dikarenakan toilet tersebut jorok, tumpat oleh kotoran dan air untuk membersihkannya tidak ada. 
Akibatnya siswa tidak berani serapan atau jajan dari rumah karena takut nantinya sesak buang air besar di sekolah. 
Disela sela kunjungan Horas ke salah satu sekolah di Kecamatan Mandau menjumpai salah satu siswa yang tidak mau disebut namanya  tiba-tiba sakit perut dan sesak buang air besar dan karena toilet tadi tidak berfungsi ia terpaksa menahan-nahan sesak tersebut tapi apa daya tekanan dari dalam perutnya lebih besar dari pada klep paking yang dimilikinya dan akhirnya  sia-sialah pertahanannya simpanan yang dalam perut pun keluar  dengan bau tak sedap ia  akhirnya  terbirik birik meninggalkan ruang kelas dan esok harinya dia tidak sekolah karena merasa malu akan kejadian itu.
 Dari keterangan dari beberapa  Kepsek maupun guru-guru di beberapa sekolah yang dimintai keterangannya hampir keseluruhan mengungkapkan alasan yang hampir sama.
Pasilitas air tidak memadai, jumlah pegawai kebersihan di sekolah tidak seimbang dengan  jumlah siswa bahkan masih ada sekolah yang belum memiliki  pegawai  untuk tenaga kebersihan serta  jumlah kamar mandi dan toilet  yang dibangun juga tidak seimbang dengan jumlah siswa yang menggunakan toilet tersebut. 
Pada saat  bersamaan  Kepala Dinas Pendidikan Kecamatan Mandau Nazmi S.Pd disela sela melakukan dinas kerja di Bengkalis melalui selulernya mengatakan akan menindaklanjuti secepat mungkin permasalahan ini dan terlebih dahulu melakukan rapat dengan para jajaran diwilayah kerjanya.
Bila masalah pendidikan tidak betul disikapi secara serius oleh pemda Kabupaten Bengkalis mulai saat ini maka akan sangat memperihatinkan nasib generasi  Mandau dalam kurun waktu dekat  kedepan.
Mental dan sikap generasi  tidak siap beradaptasi dan bersaing dengan datangnya era perkembangan zaman yang semakin meningkat. Kecamatan Mandau adalah kecamatan terkaya di Indonesia setelah Kecamatan Bontang di Kalimantan tapi anak anak Mandau dalam menimbah ilmu di sekolah masih dalam kesusahan.
Kemana semua hasil kekayaan Mandau itu? Menurut Dr Fidel anggota DPRD Tk II Kab Bengkalis  yang membawahi bidang pendidikan dimintai keterangan melalui telephon selulernya  mengatakan bahwa dana insfrastrukturnya perlu untuk dibenahi ke tahun depan.
Lebih rinci dikatakan pemilik  Rumah Sakit Permatahati Duri tersebut nilai anggaran tahun 2013  untuk anggaran pendidikan Kab Bengkalis sebesar  Rp 1 Trilliun. Apa yang perlu dibenahi di dalam dunia pendiidikan itu sendiri?  Apakah anggaran infrastruktur di perbaharui kembali? 
Sasaran utama prasarana pasilitas gedung di sekolah itu perlu pembenahan yang serius, nasib PNS itu mulai dari Kepala Dinas Pendidikan  Kabupaten sampai guru-guru di sekolah di kota dan di desa, guru PNS dan guru  yang masih honor turut juga wajib diperhatikan agar nilai kwalitas mutu pendidikan itu sendiri tercapai dengan apa yang diharapkan.
Disamping itu lakukukan pengawasan yang serius agar anggaran tersebut tepat sasaran. Pemda Kabupaten Bengkalis dalam hal ini saatnya serius dalam menyikapi  permasalahan sekolah ke depan dan bila perlu Bupati Bengkalis turun melihat langsung bagaimana keadaan sekolah itu sebenarnya.
Masayarakat saat ini tidak membutuhkan ceramah atau pidato atau janji-janji  tapi masyarakat mengharapkan sikap tegas  yang dibarengi perbuatan demi kemajuan kwalitas mutu pendidikan di wilayah Kabupaten Bengkalis. *) 


IKBR Dukung Annas - Andi pada Putaran II Pilkada Riau

Orang Batak di Riau Siap Memenangkan Pasangan AMAN
Pekanbaru, Horas
Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) akhirnya secara resmi menyatakan dukungan penuh kepada Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Provinsi Riau, H Annas dan Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA atau Pasangan AMAN, pada Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) Putaran ke II yang akan digelar pada 27 November 2013 mendatang.
Pernyataan sikap dukungan tersebut disampaikan secara langsung kepada Arsyadjuliandi Rachman yang hadir sendiri tanpa bersama Annas dan disaksikan sejumlah Tetua Sub Etnis Batak dan Pengurus IKBR Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau, di Balai Sudirman Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru, Kamis (14/11/2013) sore sekitar pukul 18.00 WIB.
"Dukungan kami ini sebagai bentuk bahwa organisasi baik Lima Sub Etnis yakni Simalungun, Mandailing/Angkola, Toba, Pak-pak Dairi dan Karo, akan berupaya memenangkan pasangan tersebut melalui sosialisasi internal. Kebulatan tekad ini kami sampaikan setelah kami mendengar, melihat dan menganalisa secara komprehensif, bahwa warga Riau Etnis Batak mendambakan adanya pemimpin yang nasionalis, mencintai keberagaman, merangkul dan mendengar berbagai kelompok, tidak diskriminatif dan paling utama adalah tekad untuk mensejahterakan rakyat kecil," tegas Drs Cornelius Barus Apt, Ketua Umum IKBR didampingi Sekretaris Jendral, DR Ir Hinsatopa Simatupang MM saat acara.
Cornelius menegaskan, IKBR sebagai organisasi yang bersifat kemasyarakatan berhak untuk menyatakan sikap politik, sebab IKBR bukanlah lembaga keagamaan yang harus netral dan independent. Dalam menyerap masukan dari warga Riau  Etnis Batak, lanjut Cornelius, pihaknya selalu menanyakan alasan orang mendukung pasangan Aman.
"Ada yang bilang karena pak Annas lucu dan humoris, ada yang bilang karena pak Annas banyak membantu paguyuban dan rumah ibadah umat beragama di Kabupaten Rohil. Apakah hanya karena itu ? Menurut kami, sebagai paguyuban, IKBR wajib memberikan pencerdasan politik yang baik dan mencerdaskan selain mendorong agar semua orang ikut memilih. Kami juga tak mau pura-pura netral, tapi dibalik layar ikut bermain, lobi-lobi dan sebagainya. Tahap dan proses pengamatan kita lakukan dan jelaskan ke publik, baik dengan membuka ruang silahturahmi, forum diskusi, analisis bibit dan bobot, bedah kinerja di pemerintahan dan terutama track record (rekam jejak, red) karakter dalam memimpin masyarakat yang heterogen. Kami sepakat, pak Annas dan pak Andi adalah pilhan tepat Halak Hita (bahasa batak : orang kita, red). Jadi kami tak ragu," ungkap Cornelius.
Diungkapkan Cornelius, diantara dua pasang calon yang akan bertarung di Putaran ke II, hanya pasangan AMAN yang secara terbuka datang dan berani menyatakan komitmennya terhadap harapan warga Riau Etnis Batak dalam pemilukada.  Dan tak hanya Etnis Batak, dalam acara tersebut, paguyuban Etnis terbesar lainnya asal Sumatera Utara yaitu Himpunan Masyarakat Nias (HIMNI) Provinsi Riau juga turut menyatakan dukungan. Pernyataan HIMNI Riau juga dibacakan langsung oleh pengurusnya, Anselmus.
Selain menyatakan dukungan, Tetua Sub Etnis Simalungun, Letkol (Purn) DS Purba, juga meminta pasangan Annas – Andi agar tetap akur dalam memimpin Rakyat Riau jika terpilih kelak. “Kita harapkan semoga akur dan langgeng, karena meskipun Etnis Batak bukan suku asli di Riau, tapi kami pahami bahwa kemajuan Provinsi Riau saat ini harus juga dibebani dengan tugas yang tidak sedikit,” kata DS Purba.
Selain jajaran Pengurus Pusat, Pengurus Kabupaten/Kota IKBR dan HIMNI Riau, para Tetua Lima Sub Etnis antara lain ; Alibun Siregar tetua Sub Etnis Angkola/Mandailing, Letkol (Purn) DS Purba dari Simalungun, Kol (Purn) ET Sembiring Meliala dari Sub Etnis Karo, Luhut Pasaribu dari Sub Etnis Toba dan juga Tumpak Tinambunan dari Sub Etnis Pak-pak Dairi yang juga Ketua IKBR Kota Pekanbaru, serta sejumlah penggiat paguyuban Batak juga turut hadir. *)

Kamis, 07 November 2013

Partai Buruh Tegaskan Usung Nikson-Mauliate

Nikson dan Mauliate
JAKARTA, Horas
Ketua Umum Partai Buruh, Sonny Pudjisasono, dengan tegas menyatakan DPP Partai Buruh memberikan dukungan dan mengeluarkan surat rekomendasi kepada pasangan calon Nikson Nababan-Mauliate Simorangkir, untuk mengikuti pemilihan Bupati Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, periode 2014-2019.

Penjelasan tersebut ia kemukakan saat hadir sebagai saksi dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pemilihan Bupati Taput, yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (6/11).

Menurut Sonny, Partai Buruh pada awalnya memang bermaksud memberi dukungan pada pasangan calon Bupati Pinondang Simanjuntak-Ampuan Situmeang. Bahkan untuk memerkuat dukungan, DPP sempat mengeluarkan surat rekomendasi, agar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Buruh Taput, melakukan langkah-langkah guna memastikan pemenuhan syarat administrasi pasangan Pinondang-Ampuan yang ditetapkan Partai Buruh.

"Tapi sampai tanggal 1 Juli 2013, Pinondang-Ampuan tidak memenuhi persyaratan administrasi. Dan atas hal tersebut, DPC melaporkannya kepada DPP," ujar Sonny dalam sidang PHPU yang digelar atas gugatan lima pasangan calon Bupati.

Masing-masing Ratna Ester Lumbantobing-Refer Harianja, Bangkit Parulian Silaban-David Hutabarat, Banjir Simanjuntak-Maruhum Situmeang, Margan Sibarani-Sutan Maruli Tua Nababan dan Pinondang Simanjuntak-Ampuan Situmeang.

Atas laporan ini, DPP kata Sonny, akhirnya mengambil sikap. Dukungan dialihkan pada pasangan calon yang dalam sidang kali ini berstatus sebagai pihak terkait II, Nikson-Mauliate. Menurutnya ada dua alasan yang melatarbelakangi. Pertama, karena hingga batas akhir Pinondang-Ampuan belum juga memenuhi syarat administrasi yang ditetapkan DPP Partai Buruh.

Alasan lain, batas waktu masa pendaftaran paslon untuk pilkada Taput, sudah akan  berakhir 6 Juli. Artinya, Partai Buruh hanya memiliki lima hari guna menentukan sikap. Jika tidak, maka terancam tidak bisa memberi dukungan pada paslon mana pun.

"Tentu kita tidak ingin tinggal diam dan hanya menjadi penonton. Karena sampai saat ini Partai Buruh dalam semua pilkada yang berlangsung di tanah air, selalu ikut berkontribusi memberi dukungan pada salah satu pasangan calon," katanya.

Karena itu pada tanggal 2 Juli 2013, DPP menurut Sonny, mengeluarkan surat rekomendasi, memberi dukungan penuh pada paslon Nikson-Mauliate. Dan sebagai wujud nyata, Sonny bersama Sekretaris Jenderal DPP Partai Buruh, Ketua dan Sekretaris DPC Partai Buruh Taput, mengantarkan Nikson-Mauliate mendaftar ke KPU Taput, pada 6 Juli 2013.

Jawaban ini menjawab teka-teki dukungan ganda yang diberikan Partai Buruh dalam Pilkada Taput.
Dalam sidang sebelumnya, Kores Tambunan selaku Kuasa Hukum Pinondang-Ampuan, menyatakan jika Partai Buruh telah mengeluarkan surat rekomendasi mendukung kliennya. Dan surat tersebut telah berkekuatan hukum, sehingga dapat dipergunakan untuk mendaftar ke KPUD, tanpa perlu pendampingan dari pimpinan Partai Buruh.
Guna memerkuat pernyataan tersebut,  Ketua DPC Partai Buruh, Husni Simangunsong, menurut Kores, juga pernah mengeluarkan surat yang ditujukan ke KPUD. Surat tersebut memertanyakan  mengapa penyelenggara pilkada belum juga memverifikasi dukungan yang diberikan Partai Buruh ke pasangan Pinondang-Ampuan.

"Ini perlu dipertanyakan yang mulia. Ada hal yang bertentangan dengan fakta. Kalau sudah ada surat pencabutan dukungan pada Pinondang-Ampuan, kenapa saksi mengajukan surat keberatan ke KPU Taput yang tidak pernah memverifikasi dukungan yang mereka berikan pada pasangan Pinondang-Ampuan,” ujar Kores dalam sidang yang digelar, di Jakarta, Jumat (1/11) kemarin.

Selain mendengar keterangan Ketua Umum DPP Partai Buruh, dalam sidang keempat PHPU Pilkada Taput kali ini  juga turut didengar keterangan dua saksi ahli yang diajukan pemohon. Masing-masing Prof.Natalaya dan Prof Laica Marzuki.

Dihadapan pimpinan sidang Hakim MK, Hamdan Zoelva, keduanya menilai KPU Sumatera Utara telah lalai mengartikan keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Seharusnya, KPU kembali memverifikasi seluruh dukungan partai politik yang diberikan kepada pasangan calon.
Bukan hanya sekadar menetapkan Pinondang-Ampuan sebagai paslon dengan nomor urut 8. Karena atas sikap tersebut, akhirnya mengakibatkan adanya dukungan ganda dari partai politik terhadap dua pasangan calon. Sehingga tidak heran jika kemudian jumlah paslon dalam pilkada Taput melebihi batas maksimal.

Menanggapi penjelasan tersebut, Roder Nababan selaku Kuasa Hukum Nikson-Mauliate, mengaku heran. Karena menurutnya, penyelenggara pemilu hanya dibolehkan melaksanakan perintah amar putusan. Sementara dalam putusan DKPP telah sangat jelas menyatakan, memerintahkan KPU Sumut mengambilalih untuk sementara kewenangan KPU Taput sampai hak-hak Pinondang-Ampuan dipulihkan.

Setelah mendengar keterangan para saksi, pimpinan sidang menyatakan sidang ditutup dan akan dilanjutkan kembali pada Kamis (7/11) untuk mendengarkan kesimpulan dari para pihak yang bersengketa.(gir/jpnn)


Esensi Taruhon Jual versus Dialap Jual



Sampe Purba
Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengklaim sebagai satu-satunya kebenaran, mengingat  penyelenggaraan adat yang bervariasi antar daerah , dan banyaknya pendapat yang tersebar di berbagai media, serta keterbatasan ruang penulisan.

Dewasa ini di kota-kota besar seperti Medan, Jakarta dan sekitarnya, di mana acara adat unjuk (khususnya perkawinan  berdasarkan agama Kristen), dilaksanakan di Gedung Pertemuan sebagai ganti alaman/ huta, esensi taruhon jual versus dialap jual telah mengalami pendangkalan dan penyimpangan makna dalam praktek. Dialap jual atau taruhon jual hanya menjadi sekedar menyangkut penanggungjawab penyedia gedung dan makanan untuk jamuan pesta  (tuan rumah/ nampuna alaman/ huta) dan urutan prosesi memasuki gedung dan memanggil memasuki gedung kepada hula-hula masing-masing. Di alap jual hanya diartikan bahwa pihak yang menjadi tuan rumah adalah parboru (keluarga mempelai wanita). Sebagai lanjutannya adalah bahwa urutan hak memanggil/ manomu-nomu rombongan horong hula-hula masing-masing memasuki gedung pertama-tama adalah ke pihak parboru. Barulah kemudian pihak keluarga Paranak (keluarga mempelai pria)  manomu-nomu rombongan hula-hulanya. Urutan prosesi sebaliknya akan terjadi dalam hal Taruhon Jual. Esensi sesungguhnya jauh dari pada itu.

Jual adalah sejenis tandok pandan yang dianyam sebagai tempat menyimpan benih padi/ lopok. Parboru (orangtua mempelai wanita) ketika akan menikahkan puterinya akan membekalinya dengan benih padi dari sawahnya untuk dibawa dan dikembangkan kelak bersama suaminya. Padi adalah simbol kehidupan. Dalam alam pikiran Batak (jaman dulu), pihak hula-hula adalah pengantara berkat kehidupan yang dimintakan kepada Debata Mula Jadi na bolon. Dekat dengan pengertian Jual, adalah ampang. Ampang adalah wadah anyaman rotan yang agak bulat, dengan kerangka/pilar empat. Ampang tersebut berbentuk oval, dengan bagian bawah lebih kecil dari bagian atas yang terbuka. Ampang pada umumnya berfungsi sebagai tempat beras. Umpasa Batak yang dekat dengan itu adalah “Bagas na marampang na marjual, na marsangap na martua”. Artinya suatu rumah yang dilengkapi dan berisi bekal padi yang sustainabel melanjutkan keturunan, dan juga melimpah beras untuk menopang kehidupan sehari-hari.

Dalam adat dialap jual, maka pihak paranak akan datang di pagi hari ke rumah parboru menjemput calon mempelai wanita, untuk selanjutnya diiringkan ke Gereja menerima pemberkatan nikah. Setelah pemberkatan akan dilanjutkan dengan acara unjuk/ pesta adat  di gedung yang telah disiapkan pihak parboru. Acara di pagi hari tersebut, dikenal dengan marsibuha-buhai, yaitu mamuhai (mengawali) prosesi adat. Paranak membawa makanan adat (biasanya pinahan lobu/ pinallo) yang ditaruh di dalam Ampang, serta dijunjung (dihunti) oleh boru tubu/ terdekat dari orang tua mempelai pria.  Dari sinilah datangnya pengertian bahwa dalam unsur suhi ni ampang na opat, yang menerima hak/jambar ulos sihunti ampang adalah boru tubu/hela dari orangtua pengantin laki-laki.

Pihak Parboru berserta seluruh rombongan teman semarga (dongan sabutuhanya) akan membawa beras sebagai perlambang kehidupan ke gedung tempat pesta, untuk selanjutnya diserahkan menjadi milik pihak paranak. Jual (yang berisi padi) dari orangtua pengantin wanita juga akan dibawa ke gedung,  dan dari gedung itu lah pihak paranak membawanya(mangalap) pulang ke rumahnya setelah pesta usai.  Dewasa ini, mengingat kesulitan menemukan gabah padi di kota-kota besar, isi jual pun telah berganti menjadi beras. Namun demikian, untuk tetap mempertahankan status indukan dari seluruh beras rombongan parboru, seyogianya beras yang dibawa sebagai JUAL hendaknya ditandai dan diperlakukan khusus, sebagaimana ULOS Pengantin yang juga diperlakukan khusus.

Akan halnya TARUHON JUAL, pihak Parboru lah yang datang mengantarkan (MANARUHON)  BORU ke rumah pihak Paranak. Karena acara adat dilaksanakan adalah setelah upacara pemberkatan nikah di gereja, maka adat dan prosesi TARUHON JUAL dapat dilaksanakan di Gedung. Rombongan Parboru akan masuk gedung bersama dengan mempelai wanitanya dengan membawa JUAL yang berisi padi/ beras, untuk disambut Paranak. Juru bicara/ parsinabung Parboru akan berkata : “ Sesuai dengan kesepakatan adat kita sebelumnya, dengan ini KAMI MENGANTARKAN BORU KAMI sebagai PARUMAEN/ Paniaran MUNA bersama dengan (LAOS MANGIHUTMA) JUALna”  Pihak PARANAK selanjutnya akan menerima mempelai wanita dan JUAL tersebut menjadi di rombongan mereka. Sambutannya adalah lebih kurang : “Terima kasih kepada rombongan hula-hula yang kami muliakan. Dengan ini kami terima Paniaran kami, boru muna, bersama dengan JUALnya “  Atau apabila prosesi Taruhon Jual tersebut dilakukan di pagi hari, maka MARSIBUHA-BUHAI itu adalah di tempat/ rumah tinggal Paranak. Parboru yang harus datang ke sana mengantarkan borunya bersama dengan JUAL nya. Selanjutnya mereka dapat bersama-sama mengiringkan ke Gereja untuk pemberkatan nikah.

Banyak orang tua di kota besar seperti Jakarta atau Medan yang menolak ide tersebut dengan berbagai dalil dan dalih. Diantaranya adalah menganggap berkurang “sangap/wibawa”nya kalau borunya tidak dijemput dari rumahnya dengan marsibuha-buhai untuk selanjutnya ke gereja, serta Hula-hula harus selalu dalam posisi yang lebih dihormati. Sesungguhnya, tidak ada berkurang kewibawaan pihak Parboru pada adat TARUHON JUAL. Bukankah seluruh acara lamaran, marhori-hori dinding, patua hata, dan marhusip dilaksanakan di rumah parboru?.  Kalau sudah disepakati bentuk acara (rumang ni ulaon) adalah Taruhon Jual, maka semua pihak harus konsekuen. Adat adalah ugari, andor sipaihut-ihuton (tradisi baik yang akan diikuti). Pepatah Batak menyebut : Ompu Raja di jolo martungkot siala gundi, pinukka ni Ompu Parjolo, dipaihut-ihut na parpudi. Janganlah diselewengkan makna ungkapan  tersebut dengan modifikasi dan variasi yang jauh dari esensinya. Filsafat Batak sesungguhnya telah memberikan penghormatan egaliter kepada semua pihak dalam acara adat, yang tercermin dalam ucapan RAJA. Raja ni Parboru, Raja ni Dongan Tubu, Raja ni Hula-hula, dan Raja Naliat Nalolo.

Jakarta,  November 2013
Penulis – Pemerhati Pelaksanaan Adat dan Tradisi 

Kamis, 31 Oktober 2013

Drs. Pantas Sitompul

Calon Anggota DPRD Tapanuli Utara
Daerah Pemilihan : Tapanuli Utara 1
(Kecamatan Adiankoting, Tarutung dan Siatas Barita



Penerima Dana Bansos PDS 2012 Banyak yang Siluman?

Kader PDS Desak Kapolda dan Kajati Riau Usut Tuntas Dana Bansos DPRD Pekanbaru Fraksi PDS

Pekanbaru, Horas
Pdt. Samuel Christian Sitompul
Hal tersebut diungkapkan Ketua Forum Kasih Pemantau Moral Partai Damai Sejahtera Pekanbaru Samuel Christian Sitompul kepada Tabloid Horas, Jumat (25/10) di Pekanbaru.  Mereka itu tidak lagi kader terbaik PDS karena sudah tidak bermoral lagi. Tiga orang dari mereka yaitu Kudus Kurniawan Siahaan, Fery Shandra Pardede dan Donna Hutauruk telah pindah partai ke Hanura. “Ketiganya telah pindah partai dari PDS ke Hanura. Mereka itu tidak lagi kader PDS,” kata Samuel.

Walikota Pekanbaru H Firdaus ST MT diminta supaya menasik semua fasilitas yang melekat pada diri anggota DPRD tersebut seperti mobil dinas, fasilitas rumah dan fasilitas lainnya. 

Kami berharap, siapa saja yang terlibat dalam pencairan dana Bansos tersebut supaya dipanggil dan dipertanggungjawabkan di depan hukum.  Nama-nama penerima Bansos 2012 tersebut disebutnya banyak yang siluman. 

Sebagai contoh, dalam rekap data penerima dana bansos DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi PDS tahun anggaran 2012 disebutkan ada penerima Himpunan Pemuda Bloger Pekanbaru. Setelah dicek di internet, nama itu tidak ada. Ada lagi nama Parsahutaon Intelek Anak Bangsa. Sementara pimpinan Oasis Institut Raya Nainggolan ketika ditanya soal dana bantuan untuk Oasis Institur dia mengatakan tidak ada menerima dana dimaksud sebesar Rp 10 juta. “Saya tidak ada menerima dana itu,” tandas Raya Nainggolan. Ada juga kelompok pemuda-pemudi Pempromosi Teknologi di jalan Perjuangan Rumbai, Perhimpunan Pedagang Sayur Mayur Jalan Damai Palas, Himpunan Masyarakat Pemantau Jajanan Sehat, Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi Pekanbaru, Himpunan Pemuda Cegah Narkoba, Kelompok Sosial Masyarakat Sejahtera Jalan Garuda Sakti, Kelompok Pelestasi Musik Tradisional Batak Jalan Perjuangan Palas, dan lain-lain.

Yang menjadi pertanyaan, kata Samuel, apakah nama-nama ini ada sampai sekarang. Dia menduga bahwa nama-nama itu ada yang siluman. 

Sementara itu keempat anggota dewan tersebut tidak bersedia diwawancarai. Ditelepon tidak diangkat. *) 

IKBR JALIN KERJASAMA DENGAN PKPI

Alisyahbana Ritonga dan Sutiyoso
Pekanbaru, Horas
Dalam rangka musyawarah kerja Partai Keadilan Persatuan Indonesia (mukerprov PKPI Riau )  pada hari Sabtu (26/10) di Balai Sudirman Pekanbaru, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional PKPI Letnan Jendral (Purn) DR H Sutiyoso SH melakukan kunjungan silaturahmi dengan Pengurus Pusat Ikatan keluarga Batak Riau berserta jajaran dan tokoh masyarakat batak Riau. 

Adapun agenda Ketua Umum DPN Bapak Letnan Jendral DR H Sutiyoso SH ke Pekanbaru adalah dalam rangka membuka musyawarah kerja dan pembekalan Calon Legislatif (Caleg) PKPI se-Prov Riau. Selain membuka acara musyawarah Ketua Umum DPN atau yang akrab di sapa Bang Yos juga melukakan dialog interaktif di salah satu TV lokal di Pekanbaru.

Ketua DPN dalam pertemuan dengan ketua IKBR dan jajaran tampak hangat berbincang dalam pertemuan tersebut. Adapun rombongan dari Partai Keadilan Persatuan Indonesia yang ikut mendampingi Bang YOS  dalam Rombongan adalah ketua DPP Prov Riau Drs Alisyahbana Ritonga SH MH, Marganda Simamora dan pengurus lainnya. Dari jajaran Pengurus IKBR Pusat tampak Ketua Umum Drs Cornelius Barus Apt, Sekjen DR Hinsatopa Simatupang, Bendahara umum Hofman Haloho, Jhon Dongoran, DS Purba, SP Sihombing dan pengurus lainnya.

Tampak dalam pertemuan tersebut terjadi komunikasi yang panjang yang diawali dengan cerita bang Yos memaparkan perjuangan partai dalam menempuh perjuangan panjang untuk ikut dalam pemilu 2014 yang akan datang serta menceritakan berbagai persoalan bangsa yang terjadi ditingkat pusat dan daerah. Sementara itu dari IKBR Prov Riau ikut juga memaparkan permasalahan dan persoalan yang terjadi di Riau kepada bang Yos.

Pada pertemuan tersebut juga sepakat untuk memperkuat persoalan hukum di Indonesia dimana sekarang dilihat, persolan hukum sekarang tumpul keatas dan tajam kebawah dan persoalan korupsi merusak tatanan ekonomi baik di pusat maupun daerah, sosial dan budaya di NKRI. Untuk itu diharapkan  kerjasama semua  elemen bangsa untuk mencapai cita cita bangsa indonsia  tersebut. 

Terakhir bang Yos mengucapkan terimakasih  kepada Pengurus Ikatan Keluarga Batak Riau  (IKBR) yang sudi menerima kunjungan kerja beliau, begitu juga ketua umum IKBR mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya atas kunjungan Ketua DPN PKPI atau Bang YOS dimana dengan kesibukanya sebagai ketua Partai dan Tokoh Nasional masih sempat berkunjung ke Posko IKBR di ELKOS center Jalan Nangka  Pekanbaru, jelas Drs Cornelius Barus. 
(Manroe)

Sebanyak 309 Siswa Peroleh Penghargaan Prestasi dari KUBANGGA

Risma Rezaki Sitompul

Sebanyak 309 orang siswa dan mahasiswa yang berprestasi akan menerima Penghargaan Prestasi Pendidikan (P3) Tahun Ajaran 2012/2013 dari organisasi sosial komunitas Kristen Kumpulan Anak Bangsa Peduli Anak Bangsa (KUBANGGA). Penyerahan penghargaan berupa uang tunai terseb
ut akan dilakukan langsung di Gereja masing-masing penerima. Sedangkan penyerahan penghargaan dari Tim KUBANGGA kepada perwakilan masing-masing Gereja untuk wilayah Pekanbaru digelar di Stasiun Radio Republik Indonesia (RRI), Jalan Sudirman Pekanbaru, Senin (21/10/2013) sore.

PEKANBARU, Horas
Berdasarkan data yang dipaparkan saat acara penyerahan kepada perwakilan Gereja, dari sebanyak 1.496 orang pemohon yang mengajukan diri, sebanyak 1.282 orang dinyatakan lolos kualifikasi berkas. Namun, akibat keterbatasan ketersediaan dana sebesar Rp. 250.000.000, Tim Kubangga terpaksa harus menetapkan sebanyak 309 orang penerima penghargaan sesuai dengan prestasi yang dicapai serta dana yang ada.

“Dengan berat hati kami harus sampaikan karena adanya keterbatasan dana. Bahkan, kami juga akhirnya menambah jumlah dana penghargaan menjadi total Rp. 288.100.000.  Bagi adik-adik kami yang belum beruntung, kami bermohon agar tidak berkecil hati,” ungkap Risma Rezeki Sitompul, Koordinator Tim KUBANGGA, saat penyerahan kepada perwakilan gereja di RRI Pekanbaru, Senin (21/10/2013) sore.

Paparan Risma, program P3 KUBANGGA tahun 2012/2013 dimulai sejak bulan Mei dengan melakukan sosialisasi dalam bentuk brosur. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan berkas pada bulan Juli-Agustus, proses input data juga dilakukan pada bulan Juli-September. Sedangkan proses verifikasi pada bulan September-Oktober, dan akhirnya, penetapan penerima pada bulan Oktober

Untuk alokasi dana sebesar Rp. 288.100.000 tersebut, papar Risma lagi, KUBANGGA menetapkan kuota yakni 50% untuk siswa SD, 20% untuk siswa SMP, 20% untuk siswa SMA dan 10% untuk mahasiswa PTN dan bersifat inter denominasi. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Tim Kubangga dengan nomor : Istimewa.006/SK-KUBANGGA/X/2013 pada 2 Oktober 2013, untuk tingkat SD, P3 diberikan kepada 169 siswa dengan total penghargaan sebesar Rp 126.800.000 ditambah tas sekolah kepada 532 siswa. Tingkat SMP, P3 diberikan kepada 48 siswa dengan total penghargaan  Rp. 51.250.000 ditambah tas sekolah kepada 238 siswa. Sedangkan tingkat SMA/SMK, P3 diberikan kepada 68 siswa dengan total penghargaan Rp.50.050.000.- ditambah tas sekolah kepada 159 siswa. Dan untuk tingkat Perguruan Tinggi, P3 diberikan kepada 24 mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di wilayah Riau dan diluar wilayah Riau dengan total penghargaan Rp 60.000.000.- ditambah tas sekolah kepada 42 mahasiswa.

Diungkapkan Risma, kondisi tersebut masih jauh dari prediksi. Sebab, untuk mengakomodir sebanyak 1.282 orang yang dinyatakan lolos kualifikasi berkas agar mendapat P3, maka membutuhkan dana 1, 840 Milyar Rupiah. Sehingga, untuk mengantisipasi adanya keterbatasan dana, Tim KUBANGGA sebelumnya telah menetapkan aturan berdasarkan ranking teratas dan waktu masuknya berkas pemohon. “Kedepannya, partisipasi dan komitmen bersama sangat dibutuhkan. Selain itu, Program P3 ini tak melihat latar belakang orang tua siswa, namun, prestasi. Kan belum tentu anak orang mampu juga pintar. Karena niat dasar KUBANGGA sudah jelas, yakni mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia,” ungkapnya.

Untuk P3 kepada perwakilan gereja secara bergantian yang dibagi menjadi 4 wilayah yakni ; di Pekanbaru pada tanggal 21 Oktober, di Pangkalan Kerinci pada 23 Oktober, dan Rengat pada tanggal 23 Oktober, di Duri pada 24 Oktober, di Bagan Batu 25 Oktober dan Ujung Batu pada 26 Oktober. Selain itu, dalam penyerahan P3 dari pihak KUBANGGA kepada seluruh penerima yang diwakili Pihak Gereja (Pemimpin Jemaat), apabila Pemimpin Jemaat tidak dapat hadir, maka, dapat diwakilkan dengan membawa Surat Mandat yang ditandatangani Pemimpin Jemaat dan distempel resmi.

Lebih lanjut, terang Risma, Program yang mengusung misi ‘Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia atau Human Development Index (HDI)’ ini, tak lepas dari keterbatasan. Namun, pihaknya berharap, kualitas anak didik  dan mahasiswa ditahun-tahun mendatang semakin baik. “Mereka diharapakan mampu menjadi pribadi yang berkarakter kuat, cerdas dan berintegritas karena tidak dapat dipungkiri tantangan masa depan bagi generasi penerus bangsa ini akan semakin berat,” ungkapnya.

 Dari data yang dipaparkan saat acara, diketahui, satu diantara mahasiswa berprestasi penerima P3 dari KUBANGGA adalah Putri dari Almarhum (Alm) Jupernalis Samosir, atau Bang Samosir, Wartawan Tempo di Pekanbaru yang wafat pada 09 Juni 2013 lalu. Windi Lusia Samosir (18) saat ini mengecap bangku perkuliahan semester 5 di Jurusan Tehnik Mesin Fakultas Tehnik Universitas Riau (UR). Putri sulung Bang Samosir. Ini memang sudah dikenal cerdas. Ternyata, Windi adalah siswa akselerasi yang hanya mengecap SMP selama 2 tahun dan langsung masuk SMA. Bahkan, diusianya yang masih 18 tahun, Windi sekarang merangkap sebagai asisten dosen di Jurusannya. “Untuk 3 (tiga) mata kuliah, bang,” kata Windi saat ditemui.
Terkait Windi, Risma Sitompul juga mengaku terkejut atas kecerdasannya putri wartawan senior yang dikenal di Riau, Bang Samosir. Namun, Risma mengungkapkan bahwa seluruh berkas dan persyaratan Windi memang lengkap. “Berkas nya terverifikasi dengan baik dan IPK nya cocok, 3,78,” jelas Risma. (*)
Mulai 6 Oktober mendatang, nama-nama siswa dan mahasiswa yang dinyatakan lolos verifikasi sebagai penerima penghargaan prestasi pendidikan yang diselenggarakan Organisasi Sosial Kumpulan Anak Bangsa Peduli Anak Bangsa (KUBANGGA), akan diumumkan ke publik.

"Nama-nama penerima penghargaan prestasi pendidikan akan diumumkan dalam poster KUBANGGA yang ditempelkan di gereja-gereja pada tanggal 6 Oktober 2013," ungkap Ketua Tim KUBANGGA, Risma Rezeki Sitompul kepada wartawan, Rabu (02/10). Selanjutnya, penyerahan kepada pihak gereja akan dilakukan pada tanggal 21 Oktober.

Dikatakan Risma, dari sebanyak 1.473 orang yang memasukkan berkas kepada tim, sebanyak 1.286 orang dinyatakan lolos . Rinciannya, pada tingkat SD, dari  total berkas 808 orang, yang lolos verifikasi sebanyak 693 orang. Lalu, di tingkat SMP, dari  319 orang dengan total berkas, yang lolos verifikasi sebanyak 288 orang. Tingkat SMA, dari 262 orang dengan total berkas, yang lolos verifikasi sebanyak 227 orangm Terakhir, tingkat Perguruan Tinggi, dari 84 orang dengan total berkas, yang lolos verifikasi 78 orang.

Mereka yang diseleksi ini merupakan siswa yang bersekolah dan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri di dalam dan di luar wilayah Riau. Tapi orangtuanya harus berdomisili di Provinsi Riau. Menurut Risma, hasil seleksi oleh Tim KUBANGGA adalah final dan tidak boleh diganggu gugat.

Rangkaian kegiatan KUBANGGA ini sudah dimulai di akhir bulan Juni lalu. Diawali dengan penyebaran informasi dalam bentuk flyer (selebaran,red) digereja, yang memuat syarat dan ketentuan untuk mengajukan permohonan penghargaan prestasi pendidikan tersebut. Tim juga membuat sistem seleksi ambang batas (passing grade) berdasarkan nilai.

Selain itu, untuk tingkat SD,SMP dan SMA berprestasi, mereka harus peraih juara kelas dan atau juara umum 1, 2 dan 3. Dan, nilai rata-rata semester genap mereka minimal 8,5 dengan ketuntasan 100 persen didalam dan diluar wilayah Riau. Sementara untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri di dalam dan di luar wilayah Riau IPK minimal harus 3,5. [brc]