Daftar Blog Saya
Kamis, 04 September 2014
Rabu, 03 September 2014
Mengenal Lebih Dekat Ir. Hotman Sitompul
Ir. Hotman Sitompul |
Ketua yang satu ini dilahirkan
di Pematang Siantar pada tanggal 24 Nov tahun 1956, menamatkan SMA di Medan dan
menyelesaikan kuliahnya di SSTN/ISTN Jakarta.
Ir Hotman
Sitompul/ Mitiawati Harahap Bangga Jadi
Marga Sitompul
Ir Hotman Sitompul pada awalnya
tigak bersedia diangkat menjadi Ketua Punguan Sitompul dan Boru Kota Pekanbaru
tahun 2007. Menurutnya, dia belum mampu mengemban tugas ketua punguan. Selain
tidak mengerti soal adapt istiadat, dia juga berpikir bahwa selama ini belum
ada yang diperbuat untuk punguan sitompul. Dan dalam benaknya mengatakan masih
banyak tokoh yang lebih mampu dari dirinya menjadi ketua.
Saat itu, Pesta Bona Taon
Sitompul dan Boru, tahun 2007, ketepatan ketua panitia adalah dia sendiri Ir
Hotman Sitompul dan sekretaris panitia adalah Anton Sitompul SH. Menjelang
pelaksanaan pesta, beberapa orang tua berkumpul seperti biasanya membicarakan dan
menetapkan siapa ketua punguan. Pertemuan itu berlangsung di rumah Ompu Tulus
Sitompul di Rumbai. Dan secara aklamasi mereka memilih Ir Hotman Sitompul
menjadi ketua punguan untuk periode 2007-2009. Setelah beberapa orang tua dan
penasehat punguan mengadakan rapat, Hotman pun dipanggil dan maksud baik
natua-tua pun disampaikan kepada Hotman.
Alangkah terkejutnya Hotman
mendengar hal itu. Dalam benaknya “saya belum mampu, saya belum bisa, masih ada
yang lain, saya belum faham tentang punguan marga sitompul”. Awalnya dia
menolak. Ompu Tulus selaku juru bicara menyampaikan kabar baik itu kepada
Hotman. Sebuah ultimatum diterima Hotman. “Jawab dulu dengan jujur, kau terima
Jadi Ketua, kalau tidak saya pulang, tak perlu ada pesta ini,” kata Ompu Tulus kepada
Hotman. Dan dijawab Hotman “Ialah Ompung, saya pertimbangkan”. Itulah jawaban secara
singkat yang pada hakekatnya hanya sekedar mencari celah agar dia tidak dipilih
menjadi ketua.
Pergumulan Hotman sangat berat.
Dia pun menanyakan kepada orangtuanya di Medan
sekaligus meminta pendapat. Orang tuanya menyarankan supaya meminta dan memohon
kepada orangtua Sitompul di Pekanbaru supaya diberi jabatan lain, asal tidak
jadi Ketua. Dia juga bertanya dan berkonsultasi dengan abangnya di Surabaya yang sudah dua periode menjadi Ketua Punguan
Sitompul dan Boru Surabaya
sekitarnya. Abangnya mengatakan bahwa untuk menjadi Ketua Sitompul harus ada
waktu yang cukup, ada financial, tidak hanya dalam adapt istiadat saja, bahasa
batak harus dikuasai. Mendengar jawaban dari orang tua dan abang kandungnya,
dia pun semakin kecut menerima amanah tersebut.
Sehari sebelum acara pesta, dia
belum yakin bahwa dirinya akan dilantik menjadi ketua karena dia memang tidak
menerima keputusan natua-tua tersebut. Namun pagi hari saat pelaksanaan pesta, setelah
mendapat petunjuk dari Tuhan, Hotman pun menerimanya dan dia pun dilantik
menjadi Ketua Punguan periode 2007-2009.
Setelah menjadi ketua, Hotman
bersaksi, bahwa yang didapat dari punguan sitompul sungguh sangat banyak. Dia
mengaku bangga menjadi marga sitompul. Setelah menjabat jadi ketua dia baru
tahu bahwa orang tua sitompul semua pintar-pintar terutama soal paradaton.
Ternyata semua sudah ada diatur dalam adapt. Sebagai ketua punguan saya juga
sangat bangga di tengah masyarakat. Artinya, banyak hal yang ia peroleh secara
positip selama menjabat jadi ketua.
Di lingkungan kerjanya, Hotman
menjadi disegani. Bahkan setelah atasannya mengetahui dia sebagai ketua marga
sitompul dia disalami sebagai ucapan selamat. Sejawat di organisasi lain pun
menjadi segan sama kita dan mereka mengatakan kita Ketua Suku. Terus terang dia
katakana, setelah menjabat ketua punguan, dia pun mendapat jabatan baru
dilingkungan kerjanya menjadi Kepala Bagian. Itu saya syukuri, soalnya, jabatan
itu saya terima setelah saya menerima jabatan ketua sitompul.
Setelah menjabat ketua, dia pun
secara pelan-pelan belajar dan rajin bertanya kepada natua-tua. Apa yang dia
dapat, ternyata, punguan sitompul sudah ada sejak tahun 1961. Saya tak bisa
lagi memberi komentar, rupanya punguan ini sudah cukup dikenal, tidak hanya di
kalangan sitompul, kalangan orang batak tapi juga di kalangan masyarakat Riau. Ternyata
sitompul sudah punya nama di Riau.
Dia berpesan kepada pengurus yang
ada sekarang dan pengurus yang akan datang supaya ada estafet kepemimpinan kepada
pengurus baru. Jangan hanya sekedar makan-makan, tapi harus bisa menunjukkan
makna yang lebih jauh. Kalau ada marga sitompul yang berprestasi harus kita
dukung. Dia berharap untuk masa yang akan datang sitompul lebih maju dan tetap
kompak.
Style kepemimpinan yang
diterapkan Hotman sewaktu menjabat ketua yaitu berusaha memberdayakan semua
unsure pengurus. Dan hamper tidak ada masalah dan kesulitan. Ketua Bidang
Budaya banyak memberi dukungan dan semangat. Style saya waktu itu lebih banyak
mengadakan pendekatan dan lebih banyak mangelek (membujuk). Saya selalu berikap
mengalah yang penting kegiatan punguan tetap berjalan. Banyak juga orang tua
yang memberi semangat kepada saya sehingga bisa tetap tegar dalam memimpin
punguan.
Dia melihat ada satu hal luar
biasa dalam punguan. Ketua Wijk yang mengurusi anggota memberikan perhatian
serius terhadap punguan. Dia tidak punya gaji, tidak punya honor dan tidak
mendapat apa-apa dari punguan, tapi tetap mau dengan suka rela mengantarkan
undangan ke rumah setiap anggota, mau memberikan informasi dari punguan ke
anggota. Ini semua luar biasa pengorbanan ketua wijk terhadap punguan. Saya
salut terhadap seluruh ketu wijk punguan sitompul.
Pengalaman pahit yang dirasakan
dalam punguan diantaranya lagi enak-enak tidur, ada telepon, kita harus keluar
mengurusi sitompul. Kita sudah berbuat yang terbaik buat punguan, tapi masih
ada yang ngomong kurang inilah, kurang itulah. Tak ada puasnya. Ada juga kritik dari
natua-tua, pengurus dan dari anggota yang sifatnya membangun ada juga kritik
yang memojokkan. Semuanya kita alami dan kita terima dengan lapang dada.
Perubahan AD-ART
Selasa, 02 September 2014
SONIWATI AKAN DILANTIK MENJADI ANGGOTA DPRD RIAU
Soniwati Simatupang |
Salah satu pendatang baru di gedung
DPRD Riau, Soniwati, akan turut dilantik bersama anggota DPRD Riau lainnya perode
2014-2019, Sabtu, 6/9). Soniwati Simatupang berasal dari Dapil VI Siak dan Pelalawan Nomor urut 2 dari Partai PDIP.
Soniwati Simatupang adalah istri
dari Ir Hendrik Sitompul mantan Kepala Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Riau.
Soniwati lahir di desa Teluk Dalam
Kabupaten Nias Barat yang masih jauh dari pusat kota tahun 1967. Dia bersekolah
mulai dari SD, Smp, sma di kota kelahirannya. Setelah lulus dari sma dia
mencoba merantau ke propinsi Riau untuk melanjutkan pendidikan ke kota
Pekanbaru. Berkat kasih Tuhan Soniwati di terima kuliah di UNRI, angkatan 1984.
Selesai kuliah di unri, dia mencoba melamar pekerjaan di salah satu asuransi di
kota Pekanbaru. Itulah besar kasih karunia Tuhan. Soniwati langsung
diterima bekerja di salah satu asuransi di kota Pekanbaru.
Setelah beberapa tahun bekerja di
asuransi, Soniwati berjumpa dengan laki- laki berdarah Batak. Tidak lama
berpacaran hanya satu tahun berkenalan langsung kawin. Suaminya Ir Hendrik
Sitompul, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Riau. Mereka, kini, telah
dikarunia tiga anak.
Soniwati menikah dengan Ir Hendrik
Sitompul pada tahun 1990 di kota Pekan baru. Di pernikaannya Soniwati dinobatkan
sebagai Boru Simatupang dan orang tua angkatnya tinggal di Minas.
Memang, berkat Tuhan tidak
bisa dihambat. Keluarga ini diberkati Tuhan tiga orang anak. Satu
laki-laki dan dua putri.
Tidak terasa waktu berjalan sampai
saat ini anak sulungnya sudah lulus dari perguruan tinggi dan putri
tertua sekarang sedang kuliah, sementara putri bungsunya masih sekolah di
tingkat smp.
Terjun ke dunia politik
Awalnya ia hanya ingin memenuhi
kuota 30% perempuan.Tetapi setelah terjun langsung ke lapangan wanita ini
merasa terpanggil untuk bisa langsung membantu masyarakat yang di bawah garis
kemiskinan, dan anak anak yg putus sekolah,
Wanita yg bernama lengkap Soniwati
Wau, merupan Calon Anggota DPRD Riau dari partai PDIP Dapil VI Siak dan
Pelalawan dengan nomor urut 2. Wanita ini tetap gigih turun ke masyarakat di
waktu memperkenalkan cagub dan cawagub LURUS yang di usung dari partai PDIP.
Dari sanalah Soniwati melihat langsung bagaiman sebenarnya yang terjadi di
lapangan.
Banyak masyarakat yang memang belum
tersentuh dari pihak pemerintah Propinsi Riau, kususnya di daerah pedesaan.
Satu contoh air bersih di daerah perawang dan Minas dan aliran listrik di
daerah kecamatan Minas Barat.
Dia berkarir di bidang organisasi
wanita. Saat ini Soniwati menjabat sebagai bendahara di gabungan organisasi
wanita (GOW) dan Ketua dpc PWKI (Persatuan wanita kristen indonesia). Walau pun
wanita ini ibu rumah tangga masih tetap exsis di pekerjannya di asuransi
terkenal.
Dimana saat ini kpk gencar
gencarnya membrantas korupsi di negara kita yg tercinta ini. Soniwati tidak
pernah takut dan tidak luntur hatinya untuk pencalegkan ini, "Saya bukan
ingin korupsi walau nanti saya di izinkan Tuhan duduk di gedung legeslatif
itu,"ungkap Soniwati.
“Tujuan saya masuk dalam dunia
politik bukan hanya untuk jabatan, tapi saya sudah membuat rencana kedepan
memproritaskan masalah pendidikan, infrastruktur dan meningkatkan koperasi bagi
kalangan pengusaha ekonomi kecil,” katanya.
Disamping itu, katanya, untuk lebih
dekat dengan masyarakat pedesaan yang selama ini masyarakat yang tidak pernah
tersentuh dari program pemerintah, dimana program pemerintah saat ini banyak
tapi bagi kalangan masyarakat yang ada di desa-desa terpencil tidak pernah
tersentuh oleh pemerintah setempat.
Soniwati dan keluarga memohon doa
dan dukungan dari masyarakat khususnya yang ada di daerah kabupaten Siak dan
Pelalawan.
Dia juga memohon dukungan dari
keluarga besar Sitompul, Simatupang, Nainggolan dan Tambunan Silalahi Sabungan
yang ada di wilayah Dapil VI Kabupaten Siak dan Pelalawan, karena dia ingin
mengabdi kepada rakyat. (Horas)
“Desaku Bebas Narkoba”
Mahasiswa
Kukerta Unri dan Badan Narkoba Kampar Gelar Penyuluhan Bahaya Narkoba
di Desa
Tanjung Alai Kampar
Oleh :
Veronika Sitompul (Mahasiswa Kukerta UNRI Fakultas Ekonomi)
Kampar, 1 September 2014
Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Riau yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata
(Kukerta) di Desa Tanjung Alai Kecamatan
XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar telah banyak melaksanakan kegiatan bersama
masyarakat desa. Salah satu, salah satu diantaranya adalah kegiatan penyuluhan
Narkoba.
Kegiatan ini
berlangsung di Aula SMP Plus PP Syekh H Abdurrahman, Sabtu, (30/8) pukul 09.00
– 12.00 Wib yang dihadiri seluruh peserta KKN Fakultas Ekonomi UNRI dan 60
orang siswa SMP, para pemuda, tokoh masyarakat, ninik mamak, para guru, Kepala
BPD Abdul Muluk, S.Pd, Kepala Desa Tajung Alai Yulhendri, S.Pd dan perangkat
desa. Pembicara dalam penyuluhan itu adalah Badan Narkotika Kabupaten Kampar.
Penyuluhan ini dilaksanakan
untuk memberikan pemahaman mengenai Bahaya Pemakaian Narkoba kepada masyarakat
desa Tanjung Alai dengan tema Desaku Bebas Narkoba. Peserta Kukerta berkerjasama
dengan pihak badan narkotika kabupaten Kampar.
“Acara yang di
hadiri oleh murid SMP dan seluruh perangkat desa dan tokoh masyarakat ini,
bermaksud agar seluruh lapisan masyarakat tahu dan memerangi bahaya narkoba di Desa
Tanjung Alai ini, karena penyebaran obat-obatan terlarang ini sudah masuk ke
pelosok desa bukan hanya daerah kota”, ujar Marsulin selaku ketua pelaksana
kegiatan penyuluhan ini yang juga mahasiswa UNRI. Materi penyuluhan disampaikan oleh anggota Badan Narkotika
Kabupaten Kampar. Diantara materi yang dipaparkan adalah, jenis-jenis
narkoba, cara penggunaan narkoba, efek yang ditimbulkan akibat
penggunaan narkoba, serta sanksi hukum
dan rehabilitasi bagi para pecandu narkoba sehingga para generasi muda tidak terlibat dengan
obat-obatan yang merusak baik pribadi maupun orang lain. ***)
Senin, 01 September 2014
LCKI Dumai Angkat Bicara, Soal Anggota Dewan yang Korup
Jufrida Diadukan ke Polisi Soal Bansos
Richard Sirait, Bendahara LCKI Dumai |
Dumai, Horas
Pengurus Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Dumai
menyayangkan prilaku Jufrida anggota DPRD Dumai yang mengkorupsi uang
masyarakat. Oleh karena itu, LCKI Dumai meminta pihak kepolisian mengusut
tuntas kasus ini sampai terang. “Kita meminta pihak kepolisian supaya mengusut
atas laporan warga tersebut, jika laporan yang dilakukan tidak ditindaklanjuti
Polres Dumai maka kita dari tim LCKI Dumai akan menindak lanjuti hingga ke Polda
dan ke Mabes Polri," ujar R Sirait bendahara LCkI Dumai.
Sebagaimana diketahui, MR Tarigan Kader Posyandu Asoka Kelurahan
Purnama Dumai Barat melaporkan anggota DPRD Dumai Jufrida dari Partai Barisan
Nasional (Barnas) ke polisi. Dia dilaporkan atas dugaan korupsi dana bantuan 13
Posyandu di Kecamatan Dumai Barat pada tahun anggaran 2013 lalu melalui Dinas
Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan UKM Kota Dumai. Hal ini sesuai dengan surat
pelapor dengan nomor: R/LI/476/VII/2014 tanggal 30 Juli 2014.
Awalnya, pengurus Posyandu Dumai Barat mengajukan proposal bantuan
kepada Jufrida supaya bisa diperjuangkan masuk di anggaran APBD Dumai 2013. Dan
proposal itu dimasukkannya ke Dinas Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan UKM
Kota Dumai. Proposal itu pun disetujui Pemko Dumai dan dianggarkan melalui
Dinas Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan UKM Kota Dumai.
Setelah menunggu beberapa lama dana tersebut belum juga
dikucurkan, maka pengurus mempertanyakannya langsung ke Dinas Koperasi
Pemberdayaan Masyarakat dan UKM Kota Dumai. "Kita pertanyakan dinas
koperasi, kata staf yang dijumpai mengatakan bahwa dana sudah diambil oleh
terlapor JF yang dibuktikan surat tanda terima dan kwitansi lainya yang
ditandatangani. Uang tersebut sudah diambil tanggal 6 September 2013 sebesar Rp186 juta.," ujar M.R Tarigan. Karenanya, muncul niat mereka
untuk mengadukan Jufrida ke Polisi.
Seperti diketahui, Jufrida anggota DPRD Dumai dari Partai Barnas,
terpilih kembali menjadi anggota DPRD Dumai periode 2014-2019 dari Partai Hanura
dari Dapil 4 nomor urut 2. ***
Langganan:
Postingan (Atom)