Daftar Blog Saya

Rabu, 15 Oktober 2014

OP. DANIEL SITOMPUL TELAH PERGI MENINGGALKAN KITA SEMUA

Op. Daniel Sitompul
Punguan Raja Toga Sitompul dan  Boru Pekanbaru Sekitarnya telah kehilangan satu orang anggotanya, yaitu Simon Sitompul (Op. Daniel Doli). Dia dipanggil Tuhan kesisiNya, Rabu, 15 Oktober 2014 sekitar pukul 16.30 Wib. Dia disemayamkan di rumah duka Jalan Kampar Rintis Sumber Sari. Rencananya, akan dikebumikan hari Sabtu, 18 Oktober 2014.

Untuk mengenangnya, dibawah ini akan kami turunkan sebuah tulisan profile pribadinya saat diwawancarai Tim Sejarah Punguan Raja Sitompul dan Boru di masa hidupnya dan sudah dimuat dalam buku : "Buku Sejarah Punguan Raja Toga Sitompul dan Boru Pekanbaru Sekitarnya".  Berikut ini rangkuman hasil wawancara kami.

Tim sejarah disambut gembira oleh Op Daniel siang itu, Selasa, 7 Desember 2010. Di lantai dua rumahnya yang terletak di Jalan Kampar No. 3 A Sumber Sari, tim sejarah dipersilahkan di atas kursi sofa. Op Daniel Boru juga terlihat semangat melihat para orang tua yang dating berkunjung ke rumahnya. Saking gembiranya melihat kedatangan tim sejrah, Op Daniel masih mengenakan celana pendek. Setelah diingat, dia pun buru-buru ke kamar. Op Daniel Boru dengan merendah meminta persetujuan dari tim sejarah apakah bisa ikut duduku bersama mendengarkan pembicaraan. Op Bram, salah satu dari tim mengatakan, ibu justru sangat dibutuhkan dalam pembicaraan soal sejarah, soalnya, terkadang ibu-ibu lebih tajam ingatannya.

Isi wawancara :
St J Sitompul selaku ketua tim, dipercaya oleh anggota tim untuk melakukan wawancara. Pertanyaan pertama yang diajukan untuk membuka memori Op Daniel adalah ‘Seingat Op Daniel, tanggal berapa persisnya Punguan  Sitompul dan Boru berdiri di Pekanbaru. Spontan dijawabnya ‘tanggal 18 Maret 1961. Waktu itu ketuanya si Kasito. Setahun kemudian Kasito pindah ke Padang karena tugas dan digantikan Marasan Sitompul (Op Martin)’. Seingatnya, pada awalnya hanya ada sekitar 18 kepala keluarga marga Sitompul dan boru di Pekanbaru. Diantaranya yang bisa diingat yaitu Laut Sitompul/br Pasaribu, M Sitompul/br Nainggolan (Op Martin), Simon Sitompul/br Siahaan (Op Daniel), Kasito/br Sihombing, Op Rimbun, Maison Tampubolon/br Sitompul, Op Tulus Sitompul/br Gultom, Bertin Harianja/br Sitompul, Hutagalung/br Sitompul, Murhusa Sitompul/br Hutagalung (gelar Kapala Nagari), Kain/br Sitompul, Tarihoran/br Sitompul, Lau/br Pasaribu, Kondar Sitompul/br Pasaribu.

Kegiatan yang dilakukan Punguan Sitompul dan Boru saat itu (mulai kepemimpinan Kasito sampai ke Op Martin – 1961-1970) umumnya adalah kegiatan social. Kegiatan social dimaksud adalah menyangkut hal suka dan duka. Kekompakan sangat dirasakan oleh semua anggota. Ini sudah pasti karena anggotanya pun masih sedikit. Misalnya, bila ada anak yang lahir, anggota punguan bersama-sama mendatangi. Bahkan, bila ada yang ‘tardidi’ dan ‘malua sian pangkakungi’ (naik sidi) apalagi ada yang kawin, punguan ini merasakan satu keluarga. Serasa dan sepikiran. ‘Sisada anak, sisada boru’.

Saat itu, anggota punguan masih tergolong miskin dan hanya ada beberapa orang yang tergolong bisa. Op Martin, termasuk tokoh yang selalu memberi dorongan dan semangat kepada semua anggota. Artinya, bila ada sesuatu yang perlu dan harus menggunakan dana, Op Martin tetap memberi dorongan dan dukungan. Soal biaya, bagi Op Martin jangan menjadi penghalang. Dia sering dan selalu merogoh kantongnya. Hubunan Op Daneil dengan Op Martin, memang, sangat dekat di dakam kehidupan keseharian. Karena itu, dalam percakapannya dengan tim sejarah, Op Daniel terlihat begitu membanggakan Op Martin semasa hidupnya. “Molo adong ulaon, sai Op Martin do di jolo jala na parjolo mengalehon sibaeonon. Pujian yang disampaikan Op Daniel terhadap Op Martin, memang, keluar dari hati yang paling dalam.

Ketokohan Op Martin, diakui, memang tidak hanya di kalangan punguan sitompul. Di tengah-tengah masyarakat batak yang ada di Pekanbaru tahun enampuluhan sampai tujuhpuluhan, bahkan sampai akhir hayatnya, ketokohan Op Martin sudah teruji. Bantuan pemikiran dan materi yang diberikan Op Martin tidak hanya kepada marga sitompul saja, akan tetapi kepada masyarakat batak lainnya juga peduli.

Op Daniel, belakangan, termasuk salah seorang penasehat dan sesepuh di tengah punguan marga sitompul. Selagi bisa dan mendapat undangan, Op Daniel tetap dan selalu hadir bila ada hal duka maupu suka di marga sitompul dan boru. “Nang sai marsahit-sahit au, sai husukka-sukka do rot u ulaon”.

Pendapatnya soal punguan
Secara umum, dia melihat perkembangan punguan sitompul sangat pesat. Dari 18 kepala keluarga tahun enam puluhan bisa mencapai sampai saat ini tujuh ratusan kepala keluarga. Ini hal yang sangat luar biasa dan harus disyukuri, apalagi tahun depan usia punguan raja toga sitompul dan boru yang ada di Pekanbaru genap berusia 50 tahun. Katanya ulang tahun emas.

Selama ini, semua kegiatan punguan baik dalam hal suka, duka maupun dalam hal paradaton tergolong bagus dan berjalan dengan baik. Bahkan, bagi marga lain, marga sitompul termasuk disegani. Ini harus dipertahankan terus sampai ke anak cucu kita di masa yang akan datang. Dia selalu mendoakan kiranya sifat-sifat tidak terpuji menjauh dari punguan sitompul. Harus tetap dipertahankan sikap kebersamaan dan kesatuan yang telah terjalin selama ini. Kepada anggota sitompul dan boru yang telah diberikan Tuhan berkat dan karunia sebaiknya harus memperhatikan anggota lain yang kehidupannya pas-pasan. Memang, selama ini sudah berjalan baik.

BIODATA
Nama lengkap                         : Simon Sitompul
Panggilan sehari-hari               : Apostel
Panggilan Ompu                     : Op Daniel
Jabatan                                  : Wakil Ketua Punguan Raja Toga Sitompul dan Boru
                                               Tahun 1961 - 1975
Tempat dan tgl lahir                : Sigompulon Pahae, 18 Juli 1932
Alamat                                   : Jalan Kampar No. 3 A Sumber Sari
Nomor telepon rumah             : 0761 – 23388
Nama Istri                              : Posdam Br Siahaan
Jumlah anak                           : 6 orang, laki-laki 4 orang dan perempuan 2 orang
Jumlah cucu                          
: 11 orang

Riwayat Anak :
  1. Anak pertama Robinson Sitompul, SE kawin dengan Rumintar Siagian. Mereka baru dikaruniai satu orang anak laki-laki. Bekerja di BUMN Perkapalan.
  2. Anak kedua Drs Efendi Sitompul kawin dengan Martha Manurung dan sudah dikaruniai tiga orang anak perempuan.
  3. Anak ketiga Edison Sitompul kawin dengan Hikmah boru Sileban (boru Jawa) dan dikaruniai dua orang anak.
  4. Anak keempat Normawaty br Sitompul, BE, kawin dengan Drs Manaf Siburian. Keluarga ini sudah dikaruniai empat orang anak.
  5. Anak kelima Ir Aron Sitompul kawin dengan Donna Siahaan, SKP. Baru dikaruniai satu orang anak.
  6. Anak keenam Dermawan br Sitompul, AMd kawin dengan Azis Sianturi.

Pendidikan
  1. Tamat sekolah rakyat di Sigompulon
  2. Tamat SMP Adven English School Tarutung
  3. Tamat sekolah Bukkiper (SMEA)

Pekerjaan
  1. Tahun 1957 – 1962 bekerja di CPI bagian pergudangan
  2. Tahun 1962 – 1986 bekerja di CPI bagian keuangan
  3. Setelah pension dari CPI menjadi pengusaha batu batas

Keluarga Besar Op. Daniel Sitompul
Pengalaman pahit
Pengalaman pahit yang pernah dialami dalam hidupnya yaitu disaat dating merantau ke Pekanbaru dari Pematang Siantar tahun 1955. Tidak ada pekerjaan dan makan pun terancam. Ketika itu ia bersama kawannya pergi merakit kayu di sungai. Dia terbenam ke sunga dan hamper mati.

Pengalaman berharga
Modal dia merantau ke Pekanbaru sebenarnya sudah ada, yaitu bisa berbahasa Inggris. Karena tidak tahan bekerja merakit kayu di sungai, tahun 1955 itu juga, dia mendengar perusahaan raksasa PT Caltex Pacific Indonesia (CPI). Dengan bermodalkan nekat dan keberanian, dia pun pergi melamar ke Caltex. Dia menemui seorang pejabat teras (Supertenden) di Caltex bernama Mr Beut berkebangsaan Amerika. Kata orang, Tuan Beut sangat selektif dalam menerima karyawan di Caltex. Dengan bermodalkan bahasa Inggris yang pas-pasan, dia pun memperkenalkan diri kepada Tuan Beut dalam bahasa Inggris. Dia menyampaikan maksudnya untuk bisa diterima bekerja di Caltex. Tapi, Tuan Beut tidak meloloskan dia. Dengan semangat bajanya, dia mengeluarkan kata-kata pedas dalam bahasa Inggris kepada Tuan Beut. “Ndang morot au sian kursi mon molo so baeanonmu au kareja”. Akhirnya, hati Tuan Beut mencair dan membawanya ke lapangan. Sampai di lapangan, dia mengatakan dengan bahasa Inggris lagi “di lapangan ini pun saya bekerja siap, dari pada saya pencuri”. Hari itu juga Simon Sitompul itu diterima bekerja di Caltex. Sampai pensiun dia tetap setia mengabdi di Caltex. ***


Minggu, 12 Oktober 2014

PESTA ADAT DI SIMPANG TB. MAKAN PUKUL 16.00 WIB

Jubel EM Nababan dan Riani Uli br. Situmeang
Simpang TB, Horas
Pelaksanaan adat di Simpang TB Suram Kabupaten Kampar berbeda dengan di Pekanbaru. Di Pekanbaru, makan siang sudah dimulai pukul 13.00 Wib. Bila waktu makan dimulai pukul 13.30 Wib, hadirin sudah 'marungut-ungut' dan makanan yang sudah tersedia di hadapannya sudah habis dilalap.
Di Simpang TB, sesuai pengalaman penulis pada pesta pernikahan Jubel EM Nababan dengan Riani Uli br. Situmeang, Kamis, (9/10) di Simpang TB, sangat berbeda. Rombongan Pengantin tiba di tempat pesta sekitar pukul 12.00 wib. Istirahat beberapa menit acara dimulai. Protokol memanggil seluruh suhut marga Nababan supaya berkumpul untuk memulai acara. Diawali dengan 'mambuat tua ni gondang'. Sesama marga Nababan manortor, sambil patortorhon kedua pengantin.
Kemudian mereka memanggil seluruh rombongan boru untuk manortor. Dan disaat itulah rombongan boru datang 'manomba-nomba' hula-hulanya sambil menyerahkan uang. Setelah itu, rombongan pengantin 'manabe-nabei' borunya sambil menyerahkan uang. Begitu seterusnya Dongan Sahuta, Dongan Sakarejo dan lainnya.
Setelah itu dipanggil rombongan Hula-hula, tulang, bona tulang dan bona ni ari secara bergantian. Rombongan Hula-hula datang membawa Boras sipir ni tondi. Setelah itu, pihak keluarga pengantin datang terlebih dahulu menyampaikan uang kepada hula-hulanya sambil manortor. Kemudian pihak hula-hula datang sambil manortor memberikan uang kepada semua rombongan pengantin. Semua rombongan hula-hula wajib memberikan uang kepada pengantin. Demikian seterusnya kepada rombongan pihak tulang dan tulang rorobot atau semua rombongan tulang dan hula-hula.
Acara penyambutan semua rombongan hula-hula, tulang, bona tulang, tulang rirobot, bona ni ari, hula-hula namartinodohon dan hula-hula naposo berakhir pukul 16.00 Wib. Baru setelah itu dipanggil parhobas untuk menyiapkan tikar sekaligus menyiapkan makanan. Proses itu sampai pukul 16.30 Wib baru makan bisa dimulai. Setelah nasi semua dibagikan, baru dibagikan 'jagal' dan berdoa. Pokoknya, tidak ada yang makan duluan sebelum berdoa. Sambil makan jambar dibagikan. Usai makan baru 'papungu tumpak'. Setelah itu, baru dilanjutkan dengan pelaksanaan adat istiadat.
Selamat berbahagia buat Jubel EM Nababan dengan Riani Uli br. Situmeang, semoga menjadi sebuah keluarga yang bisa berbakti kepada Tuhan dan kepada sesama. Mauliate. 111 (R-01)

PESTA ADAT PERNIKAHAN DI PEKANBARU DAN DURI HAMPIR SAMA

Duri, Horas
Pesta Adat Pernikahan  Robby K. Siburian, ST dan Erin M Br. Sitompul, Sabtu, (11/10) di Gedung Pertemuan Sola Gracia Jl. Jeruk Manis Sebanga Duri Kabupaten Bengkalis berlangsung sukses, walau sedikit melelahkan sampai pukul 19.30 Wib. Pada intinya, pelaksanaan proses pernikahan di Duri hampir sama dengan di Pekanbaru. Bedanya, di Sopogodang HKBP Hangtuah Pekanbaru, lampu sudah mati tepat pukul 18.00 Wib. Di Duri, arus listrik bebas.
Usai pemberkatan pernikahan dari gereja, rombongan pengantin dari pihak lako-laki memasuki ruangan dan berdiri di pintu masuk. Mereka memanggil rombongan Hula-hula Sitompul untuk memasuki ruangan. Protokol dari pihak Sitompul pun memanggil rombongan Hula-hula dan Tulang memasuki gedung baik yang datang dari Pekanbaru dan Duri. Seterusnya, protokol dari Paranak Marga Simatupang memanggil rombongan pihak Hula-hula dan Tulangnya. Pihak paranak adalah Marga Simatupang dari Duri dan pihak parboru adalah Marga Sitompul dari Pekanbaru.
Sudah menjadi kesepakatan kedua belah pihak bahwa Tudu-tudu ni Sipanganon yang akan diserahkan Paranak kepada pihak Parboru adalah semuanya tanggo-tanggo na Bolon. Tidak ada panggoarina seperti Osang. Cuma dalam kesempatan itu Ihur-ihur ada. Cara penyampaiannya juga sama seperti di Pekanbaru, tidak ada bedanya. Begitu juga saat Pihak Parboru menyerahkan Ikan Mas (Dengke). Panggoraon Pinggan Panganan, Parjambaran dan Panandaion juga sama. Pelaksanaan adat seperti hanya berlaku di kalangan Pentakosta (Gereja Penta Kosta Indonesia - GPI).
Kedua Pengantin dan jedua orang tua (Paranak)
Semula terdapat perbedaan yang sangat tajam antara pihak paranak dengan pihak parboru. Setelah dijelaskan terjadilah sebuah kesepakatan. Dalam pelaksanaan adat batak seperti ini tidak nampak atau hampir tidak terlihat perbedaan menyolok. Perbedaannya, hanya di dalam tudu-tudu ni Sipanganon yang diserahkan pihak Paranak kepada Pihak Parboru tidak ada Osang (Kepala yang sudah dibelah dua). Di saat penyerahan Ulos dari Pihak Parboru kepada Pihak Paranak, dalam susunannya sama, tidak ada perbedaan.
Op. Moses Sitompul sebelum menyerahkan ulos Pansamot
Op. Moses Sitompul saat menyerahkan ulos Pansamot
Cuma, bagi pihak Paranak umumnya marga Sitompul yang di Pekanbaru, baru kali ini hal seperti ini dialami. Makanya, sebelum pesta adat ini terlaksana ada rasa was-was. Ternyata setelah dialami, tidak ada perbedaan yang sangat mengganggu. Soal waktu pelaksanaan yang molor sampai pukul 19.30 Wib, hal itu disebabkan keterlambatan rombongan pengantin datang dari gereja. Hampir pukul 13.00 Wib baru selesai acara pemberkatan di gereja. Hal lain membuat waktu jadi molor, karena banyaknya pihak hula-hula dari pihak paranak dan parboru.
Selamat kepada Robby K. Siburian, ST dan Erin M Br. Sitompul, semoga menjadi keluarga yang berbahagia dan menjadi sebuah keluarga yang patuh kepada Tuhan. !!! (c-01)