Daftar Blog Saya

Rabu, 15 Oktober 2014

OP. DANIEL SITOMPUL TELAH PERGI MENINGGALKAN KITA SEMUA

Op. Daniel Sitompul
Punguan Raja Toga Sitompul dan  Boru Pekanbaru Sekitarnya telah kehilangan satu orang anggotanya, yaitu Simon Sitompul (Op. Daniel Doli). Dia dipanggil Tuhan kesisiNya, Rabu, 15 Oktober 2014 sekitar pukul 16.30 Wib. Dia disemayamkan di rumah duka Jalan Kampar Rintis Sumber Sari. Rencananya, akan dikebumikan hari Sabtu, 18 Oktober 2014.

Untuk mengenangnya, dibawah ini akan kami turunkan sebuah tulisan profile pribadinya saat diwawancarai Tim Sejarah Punguan Raja Sitompul dan Boru di masa hidupnya dan sudah dimuat dalam buku : "Buku Sejarah Punguan Raja Toga Sitompul dan Boru Pekanbaru Sekitarnya".  Berikut ini rangkuman hasil wawancara kami.

Tim sejarah disambut gembira oleh Op Daniel siang itu, Selasa, 7 Desember 2010. Di lantai dua rumahnya yang terletak di Jalan Kampar No. 3 A Sumber Sari, tim sejarah dipersilahkan di atas kursi sofa. Op Daniel Boru juga terlihat semangat melihat para orang tua yang dating berkunjung ke rumahnya. Saking gembiranya melihat kedatangan tim sejrah, Op Daniel masih mengenakan celana pendek. Setelah diingat, dia pun buru-buru ke kamar. Op Daniel Boru dengan merendah meminta persetujuan dari tim sejarah apakah bisa ikut duduku bersama mendengarkan pembicaraan. Op Bram, salah satu dari tim mengatakan, ibu justru sangat dibutuhkan dalam pembicaraan soal sejarah, soalnya, terkadang ibu-ibu lebih tajam ingatannya.

Isi wawancara :
St J Sitompul selaku ketua tim, dipercaya oleh anggota tim untuk melakukan wawancara. Pertanyaan pertama yang diajukan untuk membuka memori Op Daniel adalah ‘Seingat Op Daniel, tanggal berapa persisnya Punguan  Sitompul dan Boru berdiri di Pekanbaru. Spontan dijawabnya ‘tanggal 18 Maret 1961. Waktu itu ketuanya si Kasito. Setahun kemudian Kasito pindah ke Padang karena tugas dan digantikan Marasan Sitompul (Op Martin)’. Seingatnya, pada awalnya hanya ada sekitar 18 kepala keluarga marga Sitompul dan boru di Pekanbaru. Diantaranya yang bisa diingat yaitu Laut Sitompul/br Pasaribu, M Sitompul/br Nainggolan (Op Martin), Simon Sitompul/br Siahaan (Op Daniel), Kasito/br Sihombing, Op Rimbun, Maison Tampubolon/br Sitompul, Op Tulus Sitompul/br Gultom, Bertin Harianja/br Sitompul, Hutagalung/br Sitompul, Murhusa Sitompul/br Hutagalung (gelar Kapala Nagari), Kain/br Sitompul, Tarihoran/br Sitompul, Lau/br Pasaribu, Kondar Sitompul/br Pasaribu.

Kegiatan yang dilakukan Punguan Sitompul dan Boru saat itu (mulai kepemimpinan Kasito sampai ke Op Martin – 1961-1970) umumnya adalah kegiatan social. Kegiatan social dimaksud adalah menyangkut hal suka dan duka. Kekompakan sangat dirasakan oleh semua anggota. Ini sudah pasti karena anggotanya pun masih sedikit. Misalnya, bila ada anak yang lahir, anggota punguan bersama-sama mendatangi. Bahkan, bila ada yang ‘tardidi’ dan ‘malua sian pangkakungi’ (naik sidi) apalagi ada yang kawin, punguan ini merasakan satu keluarga. Serasa dan sepikiran. ‘Sisada anak, sisada boru’.

Saat itu, anggota punguan masih tergolong miskin dan hanya ada beberapa orang yang tergolong bisa. Op Martin, termasuk tokoh yang selalu memberi dorongan dan semangat kepada semua anggota. Artinya, bila ada sesuatu yang perlu dan harus menggunakan dana, Op Martin tetap memberi dorongan dan dukungan. Soal biaya, bagi Op Martin jangan menjadi penghalang. Dia sering dan selalu merogoh kantongnya. Hubunan Op Daneil dengan Op Martin, memang, sangat dekat di dakam kehidupan keseharian. Karena itu, dalam percakapannya dengan tim sejarah, Op Daniel terlihat begitu membanggakan Op Martin semasa hidupnya. “Molo adong ulaon, sai Op Martin do di jolo jala na parjolo mengalehon sibaeonon. Pujian yang disampaikan Op Daniel terhadap Op Martin, memang, keluar dari hati yang paling dalam.

Ketokohan Op Martin, diakui, memang tidak hanya di kalangan punguan sitompul. Di tengah-tengah masyarakat batak yang ada di Pekanbaru tahun enampuluhan sampai tujuhpuluhan, bahkan sampai akhir hayatnya, ketokohan Op Martin sudah teruji. Bantuan pemikiran dan materi yang diberikan Op Martin tidak hanya kepada marga sitompul saja, akan tetapi kepada masyarakat batak lainnya juga peduli.

Op Daniel, belakangan, termasuk salah seorang penasehat dan sesepuh di tengah punguan marga sitompul. Selagi bisa dan mendapat undangan, Op Daniel tetap dan selalu hadir bila ada hal duka maupu suka di marga sitompul dan boru. “Nang sai marsahit-sahit au, sai husukka-sukka do rot u ulaon”.

Pendapatnya soal punguan
Secara umum, dia melihat perkembangan punguan sitompul sangat pesat. Dari 18 kepala keluarga tahun enam puluhan bisa mencapai sampai saat ini tujuh ratusan kepala keluarga. Ini hal yang sangat luar biasa dan harus disyukuri, apalagi tahun depan usia punguan raja toga sitompul dan boru yang ada di Pekanbaru genap berusia 50 tahun. Katanya ulang tahun emas.

Selama ini, semua kegiatan punguan baik dalam hal suka, duka maupun dalam hal paradaton tergolong bagus dan berjalan dengan baik. Bahkan, bagi marga lain, marga sitompul termasuk disegani. Ini harus dipertahankan terus sampai ke anak cucu kita di masa yang akan datang. Dia selalu mendoakan kiranya sifat-sifat tidak terpuji menjauh dari punguan sitompul. Harus tetap dipertahankan sikap kebersamaan dan kesatuan yang telah terjalin selama ini. Kepada anggota sitompul dan boru yang telah diberikan Tuhan berkat dan karunia sebaiknya harus memperhatikan anggota lain yang kehidupannya pas-pasan. Memang, selama ini sudah berjalan baik.

BIODATA
Nama lengkap                         : Simon Sitompul
Panggilan sehari-hari               : Apostel
Panggilan Ompu                     : Op Daniel
Jabatan                                  : Wakil Ketua Punguan Raja Toga Sitompul dan Boru
                                               Tahun 1961 - 1975
Tempat dan tgl lahir                : Sigompulon Pahae, 18 Juli 1932
Alamat                                   : Jalan Kampar No. 3 A Sumber Sari
Nomor telepon rumah             : 0761 – 23388
Nama Istri                              : Posdam Br Siahaan
Jumlah anak                           : 6 orang, laki-laki 4 orang dan perempuan 2 orang
Jumlah cucu                          
: 11 orang

Riwayat Anak :
  1. Anak pertama Robinson Sitompul, SE kawin dengan Rumintar Siagian. Mereka baru dikaruniai satu orang anak laki-laki. Bekerja di BUMN Perkapalan.
  2. Anak kedua Drs Efendi Sitompul kawin dengan Martha Manurung dan sudah dikaruniai tiga orang anak perempuan.
  3. Anak ketiga Edison Sitompul kawin dengan Hikmah boru Sileban (boru Jawa) dan dikaruniai dua orang anak.
  4. Anak keempat Normawaty br Sitompul, BE, kawin dengan Drs Manaf Siburian. Keluarga ini sudah dikaruniai empat orang anak.
  5. Anak kelima Ir Aron Sitompul kawin dengan Donna Siahaan, SKP. Baru dikaruniai satu orang anak.
  6. Anak keenam Dermawan br Sitompul, AMd kawin dengan Azis Sianturi.

Pendidikan
  1. Tamat sekolah rakyat di Sigompulon
  2. Tamat SMP Adven English School Tarutung
  3. Tamat sekolah Bukkiper (SMEA)

Pekerjaan
  1. Tahun 1957 – 1962 bekerja di CPI bagian pergudangan
  2. Tahun 1962 – 1986 bekerja di CPI bagian keuangan
  3. Setelah pension dari CPI menjadi pengusaha batu batas

Keluarga Besar Op. Daniel Sitompul
Pengalaman pahit
Pengalaman pahit yang pernah dialami dalam hidupnya yaitu disaat dating merantau ke Pekanbaru dari Pematang Siantar tahun 1955. Tidak ada pekerjaan dan makan pun terancam. Ketika itu ia bersama kawannya pergi merakit kayu di sungai. Dia terbenam ke sunga dan hamper mati.

Pengalaman berharga
Modal dia merantau ke Pekanbaru sebenarnya sudah ada, yaitu bisa berbahasa Inggris. Karena tidak tahan bekerja merakit kayu di sungai, tahun 1955 itu juga, dia mendengar perusahaan raksasa PT Caltex Pacific Indonesia (CPI). Dengan bermodalkan nekat dan keberanian, dia pun pergi melamar ke Caltex. Dia menemui seorang pejabat teras (Supertenden) di Caltex bernama Mr Beut berkebangsaan Amerika. Kata orang, Tuan Beut sangat selektif dalam menerima karyawan di Caltex. Dengan bermodalkan bahasa Inggris yang pas-pasan, dia pun memperkenalkan diri kepada Tuan Beut dalam bahasa Inggris. Dia menyampaikan maksudnya untuk bisa diterima bekerja di Caltex. Tapi, Tuan Beut tidak meloloskan dia. Dengan semangat bajanya, dia mengeluarkan kata-kata pedas dalam bahasa Inggris kepada Tuan Beut. “Ndang morot au sian kursi mon molo so baeanonmu au kareja”. Akhirnya, hati Tuan Beut mencair dan membawanya ke lapangan. Sampai di lapangan, dia mengatakan dengan bahasa Inggris lagi “di lapangan ini pun saya bekerja siap, dari pada saya pencuri”. Hari itu juga Simon Sitompul itu diterima bekerja di Caltex. Sampai pensiun dia tetap setia mengabdi di Caltex. ***


Minggu, 12 Oktober 2014

PESTA ADAT DI SIMPANG TB. MAKAN PUKUL 16.00 WIB

Jubel EM Nababan dan Riani Uli br. Situmeang
Simpang TB, Horas
Pelaksanaan adat di Simpang TB Suram Kabupaten Kampar berbeda dengan di Pekanbaru. Di Pekanbaru, makan siang sudah dimulai pukul 13.00 Wib. Bila waktu makan dimulai pukul 13.30 Wib, hadirin sudah 'marungut-ungut' dan makanan yang sudah tersedia di hadapannya sudah habis dilalap.
Di Simpang TB, sesuai pengalaman penulis pada pesta pernikahan Jubel EM Nababan dengan Riani Uli br. Situmeang, Kamis, (9/10) di Simpang TB, sangat berbeda. Rombongan Pengantin tiba di tempat pesta sekitar pukul 12.00 wib. Istirahat beberapa menit acara dimulai. Protokol memanggil seluruh suhut marga Nababan supaya berkumpul untuk memulai acara. Diawali dengan 'mambuat tua ni gondang'. Sesama marga Nababan manortor, sambil patortorhon kedua pengantin.
Kemudian mereka memanggil seluruh rombongan boru untuk manortor. Dan disaat itulah rombongan boru datang 'manomba-nomba' hula-hulanya sambil menyerahkan uang. Setelah itu, rombongan pengantin 'manabe-nabei' borunya sambil menyerahkan uang. Begitu seterusnya Dongan Sahuta, Dongan Sakarejo dan lainnya.
Setelah itu dipanggil rombongan Hula-hula, tulang, bona tulang dan bona ni ari secara bergantian. Rombongan Hula-hula datang membawa Boras sipir ni tondi. Setelah itu, pihak keluarga pengantin datang terlebih dahulu menyampaikan uang kepada hula-hulanya sambil manortor. Kemudian pihak hula-hula datang sambil manortor memberikan uang kepada semua rombongan pengantin. Semua rombongan hula-hula wajib memberikan uang kepada pengantin. Demikian seterusnya kepada rombongan pihak tulang dan tulang rorobot atau semua rombongan tulang dan hula-hula.
Acara penyambutan semua rombongan hula-hula, tulang, bona tulang, tulang rirobot, bona ni ari, hula-hula namartinodohon dan hula-hula naposo berakhir pukul 16.00 Wib. Baru setelah itu dipanggil parhobas untuk menyiapkan tikar sekaligus menyiapkan makanan. Proses itu sampai pukul 16.30 Wib baru makan bisa dimulai. Setelah nasi semua dibagikan, baru dibagikan 'jagal' dan berdoa. Pokoknya, tidak ada yang makan duluan sebelum berdoa. Sambil makan jambar dibagikan. Usai makan baru 'papungu tumpak'. Setelah itu, baru dilanjutkan dengan pelaksanaan adat istiadat.
Selamat berbahagia buat Jubel EM Nababan dengan Riani Uli br. Situmeang, semoga menjadi sebuah keluarga yang bisa berbakti kepada Tuhan dan kepada sesama. Mauliate. 111 (R-01)

PESTA ADAT PERNIKAHAN DI PEKANBARU DAN DURI HAMPIR SAMA

Duri, Horas
Pesta Adat Pernikahan  Robby K. Siburian, ST dan Erin M Br. Sitompul, Sabtu, (11/10) di Gedung Pertemuan Sola Gracia Jl. Jeruk Manis Sebanga Duri Kabupaten Bengkalis berlangsung sukses, walau sedikit melelahkan sampai pukul 19.30 Wib. Pada intinya, pelaksanaan proses pernikahan di Duri hampir sama dengan di Pekanbaru. Bedanya, di Sopogodang HKBP Hangtuah Pekanbaru, lampu sudah mati tepat pukul 18.00 Wib. Di Duri, arus listrik bebas.
Usai pemberkatan pernikahan dari gereja, rombongan pengantin dari pihak lako-laki memasuki ruangan dan berdiri di pintu masuk. Mereka memanggil rombongan Hula-hula Sitompul untuk memasuki ruangan. Protokol dari pihak Sitompul pun memanggil rombongan Hula-hula dan Tulang memasuki gedung baik yang datang dari Pekanbaru dan Duri. Seterusnya, protokol dari Paranak Marga Simatupang memanggil rombongan pihak Hula-hula dan Tulangnya. Pihak paranak adalah Marga Simatupang dari Duri dan pihak parboru adalah Marga Sitompul dari Pekanbaru.
Sudah menjadi kesepakatan kedua belah pihak bahwa Tudu-tudu ni Sipanganon yang akan diserahkan Paranak kepada pihak Parboru adalah semuanya tanggo-tanggo na Bolon. Tidak ada panggoarina seperti Osang. Cuma dalam kesempatan itu Ihur-ihur ada. Cara penyampaiannya juga sama seperti di Pekanbaru, tidak ada bedanya. Begitu juga saat Pihak Parboru menyerahkan Ikan Mas (Dengke). Panggoraon Pinggan Panganan, Parjambaran dan Panandaion juga sama. Pelaksanaan adat seperti hanya berlaku di kalangan Pentakosta (Gereja Penta Kosta Indonesia - GPI).
Kedua Pengantin dan jedua orang tua (Paranak)
Semula terdapat perbedaan yang sangat tajam antara pihak paranak dengan pihak parboru. Setelah dijelaskan terjadilah sebuah kesepakatan. Dalam pelaksanaan adat batak seperti ini tidak nampak atau hampir tidak terlihat perbedaan menyolok. Perbedaannya, hanya di dalam tudu-tudu ni Sipanganon yang diserahkan pihak Paranak kepada Pihak Parboru tidak ada Osang (Kepala yang sudah dibelah dua). Di saat penyerahan Ulos dari Pihak Parboru kepada Pihak Paranak, dalam susunannya sama, tidak ada perbedaan.
Op. Moses Sitompul sebelum menyerahkan ulos Pansamot
Op. Moses Sitompul saat menyerahkan ulos Pansamot
Cuma, bagi pihak Paranak umumnya marga Sitompul yang di Pekanbaru, baru kali ini hal seperti ini dialami. Makanya, sebelum pesta adat ini terlaksana ada rasa was-was. Ternyata setelah dialami, tidak ada perbedaan yang sangat mengganggu. Soal waktu pelaksanaan yang molor sampai pukul 19.30 Wib, hal itu disebabkan keterlambatan rombongan pengantin datang dari gereja. Hampir pukul 13.00 Wib baru selesai acara pemberkatan di gereja. Hal lain membuat waktu jadi molor, karena banyaknya pihak hula-hula dari pihak paranak dan parboru.
Selamat kepada Robby K. Siburian, ST dan Erin M Br. Sitompul, semoga menjadi keluarga yang berbahagia dan menjadi sebuah keluarga yang patuh kepada Tuhan. !!! (c-01)

Kamis, 25 September 2014

KPK Tangkap Tangan Gubernur Riau? Tangkap tangan itu diduga berkaitan dengan kasus perizinan lahan

Annas Maamun
VIVAnews - Seorang Kepala Daerah setingkat Gubernur di daerah Sumatera dikabarkan telah tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis 25 September 2014.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sang kepala daerah itu diamankan oleh petugas KPK di Jakarta. Kepala daerah itu disebut-sebut adalah Gubernur Riau, Annas Maamun.

Dia diamankan bersama delapan orang lainnya dan dua di antaranya perempuan. Sembilan orang yang sudah diamankan oleh petugas itu disebut telah dibawa ke Gedung KPK sejak pukul 19.30 WIB.

Dari informasi yang didapat, tangkap tangan itu diduga berkaitan dengan kasus perizinan lahan di daerah Riau. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak KPK.
Juru Bicara KPK, Johan Budi masih belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi. (asp)

Rabu, 24 September 2014

AMPONIMAN BATEE TERPILIH SEBAGAI KETUA PANITIA NATAL WARTAWAN DAN INSAN PERS RIAU TAHUN 2014

Amponiman
Pekanbaru, Horas
Amponiman Batee, wartawan Riau Sidik, terpilih sebagai ketua Panitia Natal Wartawan dan Insan Pers Provinsi Riau tahun 2014. Dia didampingi Jinto Lumbangaol sebagai sekretaris yang juga wartawan Intermeso dan Bendahara Albert Nababan.

Pemilihan itu sendiri dilaksanakan pada hari Rabu, (24/9) di Hotel Sabrina Pekanbaru dihadiri puluhan orang wartawan dipimpin Yanto Budiman Situmeang dan Drs PH Sitompul. Sebelumnya, panitia natal wartawan dan insan pers Riau tahun 2013 telah dibubarkan ditempat yang sama. 

Panitia telah sepakat akan untuk melaksanakan natal wartawan dan insan pers tahun 2014 dengan melibatkan seluruh wartawan dan insan pers yang ada di Provinsi Riau. Untuk melengkapi kepanitiaan, ketua panitia akan mengundang kepada semua wartawan dan insan pers yang ada. Kita tunggu saja. Selamat bekerja!. (*)

Sabtu, 20 September 2014

Pengusaha Lokal Taput Kecewa Kepada PT SOL

PT. SOL
Taput, Horas
Para pengusaha Kabupaten Tapanuli Utara merasa kecewa atas sikap PT Sarulla Operation Limeted (SOL) yang lebih memilih memakai jasa perusahaan luar daerah Taput termasuk dari Jakarta untuk mengerjakan berbagai proyek yang ada di PT SOL. Para pengusaha keberatan sebab belum tentu perusahaan dari luar tersebut lebih bagus dari mereka.

“ Kita sangat-sangat kecewa dengan sikap PT SOL yang lebih memilih memakai jasa perusahaan dari luar daerah daripada memakai jasa perusahaan yang terdaftar di Kabupaten Tapanuli Utara ini. Dari pekerjaan proyek yang dikerjakan oleh perusahaan luar daerah tersebut, kita juga mampu mengerjakan perkerjaan tersebut. Mengapa harus memakai jasa perusahaan luar daerah padahal kita mampu.” ujar Robert Hutabarat pemilik CV Bintang yang sudah terdaftar sebagai perusahaan di Taput kepada awak media ini di Kantor Bupati Taput Tarutung Senin (15/9).
Menurutnya, dari cara kerja dan hasil pekerjaan menurut jadwal penyelesaian yang dikerjakan oleh perusahaan luar daerah, ianya merasa perusahaan miliknya bekerja lebih bagus dan lebih cepat mengerjakan proyek yang ada di PT SOL tersebut daripada perusahaan luar daerah itu. Sehingga dirinya menggangap kehadiran PT SOL di Taput tidak sesuai dengan perjanjian PT SOL untuk ikut mensejahteraan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara.

Senada, Pasonly Siburian mengungkapkan kekecewaannya atas perekrutan tenaga kerja PT SOL, menurutnya banyak putra daerah asal Pahae yang mempunyai bidang pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan PT SOL namun yang diangkat jadi tenaga kerja di PT SOL berasaldari luar daerah.

“ Jadi apa gunanya PT SOL hadir di Pahae dan Taput ini bila tenaga kerja yang yang mempunyai bidang pendidkan sesuai dengan kebutuhan PT SOL asal Pahae dan Taput ini tidak dipekerjakan di PT SOL ? Banyak putra Pahae dan Taput ini yang bidang pendidikan sesuai dan memenuhi persyaratan dan bekerja di perusahaan ternama namum tidak juga diperjakan PT SOL. Jadi apa gunannya PT SOL hadir Taput ? sebutnya.
Sementara itu, Ojak Sihombing dari Desa Silangkitang Pahae Taput menagih janji PT SOL untuk mengganti lahan milik masyarakat yang sampai saat ini belum terrealisasi. “ Mana janji PT SOL untuk mengganti rugi lahan saya, sampai sekarang mereka belum menyelesaikannya.” ujarnya.

Ketika Humas PT SOL Hindustan Sitompul diminta untuk konfirmasi, ianya berjanji untuk ketemu hari ini, namum entah kenapa dibatalkannya dan berjanji ketemu hari Selasa esok.(Erwin Nababan)  

PESTA PARHEHEON PAROMPUAN HKBP EXAUDI MERIAH

Pekabaru, Horas
Ina HKBP Exaudi Resort Sukajadi, Sabtu dan Minggu (13-14/9) melaksanakan Pesta Parompuan Peduli Pembangunan. Berbagai kegiatan dilakukan yang tujuanya adalah untuk menggalang dana demi pembangunan gereja tersebut. Kegiatan dimaksud adalah Pertandingan Foodsal, Pertandingan Masak Memasak, Pertandingan Trio, pertandingan merangkai bungan dan pertandingan merias tanpa kaca.

Puncak kegiatan dilaksanakan pada hari sabtu malam dan Minggu, (13-14/9). Satu lagi acara yang sungguh mengasyikkan adalah penjualan Kupon Berhadiah. Pengundiannya pada hari Minggu, (14/9). Pemenangnya, tercatat 10 orang dan sudah bisa diambil di gereja sampai 30 hari ke depan. Hadianya sangat menarik seperti Televisi 30 inci dan hadiah lainnya.

Usai kebaktian, panitia menggelar tor-tor dan lelang. Semua undangan dari gereja tetangga yang juga adalah para ibu, dengan semangat memberi sumbangan. Dana dana yang diperoleh secara keseluruhan dari hasil pesta sebesar Rp 250 juta bersih. Panitia mengucapkan terima kasih atas bantuan dari seluruh jemaat yang hadir dan yang tidak hadir atas partisipasinya. **

Gereja HKBP Exaudi dan Gedung Gereja baru sudah siap di pundasi

Pdt. Ruth Simanjuntak sedang memimpin acara kebaktian

Koor Ibu-ibu

Sedang manortor

Pak Napitupulu sedang menyumbang ibu-ibu

Kamis, 18 September 2014

Tudu-tudu ni Sipanganon tanpa "Ulu", Boha do i?

Oleh : Drs. Pantas Sitompul

Tudu-tudu ni sipanganon
Adat ni halak batak, biasana ingkon adong do tudu-tudu ni sipanganon ima na dipasahat susut paranak tu suhut parboru, satu ekor pinahan lobu. Dungi dibalos suhut parboru ma i dohot mangalehon Dengke Mas. Tudu-tudu ni sipanganon i lengkap do i dipatupa di ginjang ni sambong na balga ima NA MARNGINGI, OSANG, ALIANG-ALIANG, SOMBA-SOMBA, SOIT dohot IHUR-IHUR.

Antar songoni ma biasana dipatupa ditingki adong adat di halak batak, isarana ditingki marhata sinamot, ulaon unjuk dohot angka ulaon adat na asing. Dung dipasahat suhut paranak tudu-tudu ni sapanganon i tu suhut parboru, ndang gabe hak ni suhut parboru jagal I sepenuhnya, dipaulak do muse satonga tu suhur paranak ia na digoari Ulu Mulak. Asa adong muse bagi-bagion ni suhut paranak tu hula-hulana dohot tu tulangna suang songoni tu angka undangan na asing. Suhut parboru pe tong do bagi-bagi onna i tu hula-hula dohot tulang na dohot tu angka undanganna na asing. Jala ditingki na pasahaton i tu horong ni hula-hula, tulang dohot angka undangan na asing jolo digorahon do i.
Manjalo tudu-tudu ni sipanganon

Tung mansai uli jala tabo do tahe adat ni halak batak i, masipaolo-oloan. Alai adong do di sebagian halak batak na so adong tudu-tudu ni sipanganon ditingki ulaon pangadation. Adong do nian dipasahat suhut paranak sipanganon tu suhut parboru di bagasan sambong na balga i , alai isini sambong i, ndang adong ulu ni pinahan i na biasana dibola dua. Holan tango-tanggo na bolon do isina. Jala dung sae dipasahat i tu suhut parboru pintor diboan do sude isi ni sambong i tu pudi jala disima dipature parhobas. Dibagi-bagi tu plastic laos dipambagihon situan na torop sesuai aturanna. Antar boha do songon i, boi doi di adat ni halak batak?

Dengke

Angka on ma goar ni jambar juhut (Pinahan Lobu) :
1. Na marngingi (parsanggulan, ulu, kepala bagian atas, tempat otak);
2. Osang (kepala bagian bawah, silojaloja tingki marngalungalu);
3. Aliangaliang (rungkung -somalna diseati do on tingki mangan);
4. Sombasomba (rusuk depan dipotong melingkar tidak putus, unang maponggol);
5. Soit (buhubuhu sian pat); 6. Ihurihur. ***

Selasa, 16 September 2014

KPK Cegah Raja Bonaran Situmeang


JAKARTA, Horas
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung tancap gas memeroses kasus dugaan suap Rp1,8 miliar dalam pengurusan sengketa Pemilukada Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara 2011.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang sebagai tersangka. Hari ini Bonaran langsung dicegah. KPK juga memeriksa lima saksi pertama.
Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, KPK sudah melayangkan surat permintaan cegah kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk mencegah Bonaran. 
Pencegahan dilakukan untuk kepentingan penyidikan. Pasalnya saat yang bersangkutan diperiksa nantinya tidak sedang berada di luar negeri.
“Pencegahan RBS berlaku sejak hari ini tanggal 22 Agustus 2014 sampai enam bulan ke depan,” kata Johan di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (22/8/2014) malam.
Hari ini penyidik memeriksa mantan anggota DPRD Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani, mantan Ketua KPU Sumut sekaligus Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Irham Buana Nasution, Ketua KPU Tapteng Dewi Elfriana, ajudan Bonaran Daniel Situmeang, dan M. Ridho alias Pito (swasta).
Johan menuturkan, pemeriksaan kelima saksi ini tentu untuk merangkai konstruksi pidana penyuapan yang disangkakan kepada Bonaran. Meski begitu, Johan belum mengetahui bagaimana keterangan mereka yang disampaikan ke penyidik.
“Lima orang itu hadir dan sudah diperiksa sebagai saksi untuk tersangka RBS,” kata Johan di Gedung KPK, Jakarta, tadi malam.
Dia membenarkan, di antara mereka sudah ada yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang terdakwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) M Akil Mochtar. Di antaranya Bakhtiar, Irham, Dewi Elfriana, dan Daniel. Meski begitu tuturnya, keterangan mereka saat itu tentu untuk kepentingan mendakwa dan membuktikan penerimaan Akil. (net)

Rabu, 03 September 2014

Mengenal Lebih Dekat Ir. Hotman Sitompul

Ir. Hotman Sitompul
Tokoh kita yang satu ini bernama Hotman Sitompul. Dia adalah anggota DPRD Kota Pekanbaru Periode 2014-2019 hasil Pemilu 9 April 2014. Dia bersama 44 orang anggota dewan lainnya akan dilantik menjadi anggota DPRD Kota Pekanbaru pada Sabtu, (6/9) di Gedung DPRD. Dia berasal dari PDIP dari DAPIL IV Nomor Urut 4 Kecamatan Bukit Raya dan Marpoyan Damai. Untuk mengenal lebih dekat siapa sosok Hotman Sitompul, perlu anda simak berita di bawah ini. ***
Ketua yang satu ini dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 24 Nov tahun 1956, menamatkan SMA di Medan dan menyelesaikan kuliahnya di SSTN/ISTN Jakarta. 
Ir Hotman Sitompul/ Mitiawati Harahap  Bangga Jadi Marga Sitompul
Ir Hotman Sitompul pada awalnya tigak bersedia diangkat menjadi Ketua Punguan Sitompul dan Boru Kota Pekanbaru tahun 2007. Menurutnya, dia belum mampu mengemban tugas ketua punguan. Selain tidak mengerti soal adapt istiadat, dia juga berpikir bahwa selama ini belum ada yang diperbuat untuk punguan sitompul. Dan dalam benaknya mengatakan masih banyak tokoh yang lebih mampu dari dirinya menjadi ketua.

Saat itu, Pesta Bona Taon Sitompul dan Boru, tahun 2007, ketepatan ketua panitia adalah dia sendiri Ir Hotman Sitompul dan sekretaris panitia adalah Anton Sitompul SH. Menjelang pelaksanaan pesta, beberapa orang tua berkumpul seperti biasanya membicarakan dan menetapkan siapa ketua punguan. Pertemuan itu berlangsung di rumah Ompu Tulus Sitompul di Rumbai. Dan secara aklamasi mereka memilih Ir Hotman Sitompul menjadi ketua punguan untuk periode 2007-2009. Setelah beberapa orang tua dan penasehat punguan mengadakan rapat, Hotman pun dipanggil dan maksud baik natua-tua pun disampaikan kepada Hotman.

Alangkah terkejutnya Hotman mendengar hal itu. Dalam benaknya “saya belum mampu, saya belum bisa, masih ada yang lain, saya belum faham tentang punguan marga sitompul”. Awalnya dia menolak. Ompu Tulus selaku juru bicara menyampaikan kabar baik itu kepada Hotman. Sebuah ultimatum diterima Hotman. “Jawab dulu dengan jujur, kau terima Jadi Ketua, kalau tidak saya pulang, tak perlu ada pesta ini,” kata Ompu Tulus kepada Hotman. Dan dijawab Hotman “Ialah Ompung, saya pertimbangkan”. Itulah jawaban secara singkat yang pada hakekatnya hanya sekedar mencari celah agar dia tidak dipilih menjadi ketua.

Pergumulan Hotman sangat berat. Dia pun menanyakan kepada orangtuanya di Medan sekaligus meminta pendapat. Orang tuanya menyarankan supaya meminta dan memohon kepada orangtua Sitompul di Pekanbaru supaya diberi jabatan lain, asal tidak jadi Ketua. Dia juga bertanya dan berkonsultasi dengan abangnya di Surabaya yang sudah dua periode menjadi Ketua Punguan Sitompul dan Boru Surabaya sekitarnya. Abangnya mengatakan bahwa untuk menjadi Ketua Sitompul harus ada waktu yang cukup, ada financial, tidak hanya dalam adapt istiadat saja, bahasa batak harus dikuasai. Mendengar jawaban dari orang tua dan abang kandungnya, dia pun semakin kecut menerima amanah tersebut.

Sehari sebelum acara pesta, dia belum yakin bahwa dirinya akan dilantik menjadi ketua karena dia memang tidak menerima keputusan natua-tua tersebut. Namun pagi hari saat pelaksanaan pesta, setelah mendapat petunjuk dari Tuhan, Hotman pun menerimanya dan dia pun dilantik menjadi Ketua Punguan periode 2007-2009.

Setelah menjadi ketua, Hotman bersaksi, bahwa yang didapat dari punguan sitompul sungguh sangat banyak. Dia mengaku bangga menjadi marga sitompul. Setelah menjabat jadi ketua dia baru tahu bahwa orang tua sitompul semua pintar-pintar terutama soal paradaton. Ternyata semua sudah ada diatur dalam adapt. Sebagai ketua punguan saya juga sangat bangga di tengah masyarakat. Artinya, banyak hal yang ia peroleh secara positip selama menjabat jadi ketua.

Di lingkungan kerjanya, Hotman menjadi disegani. Bahkan setelah atasannya mengetahui dia sebagai ketua marga sitompul dia disalami sebagai ucapan selamat. Sejawat di organisasi lain pun menjadi segan sama kita dan mereka mengatakan kita Ketua Suku. Terus terang dia katakana, setelah menjabat ketua punguan, dia pun mendapat jabatan baru dilingkungan kerjanya menjadi Kepala Bagian. Itu saya syukuri, soalnya, jabatan itu saya terima setelah saya menerima jabatan ketua sitompul.

Setelah menjabat ketua, dia pun secara pelan-pelan belajar dan rajin bertanya kepada natua-tua. Apa yang dia dapat, ternyata, punguan sitompul sudah ada sejak tahun 1961. Saya tak bisa lagi memberi komentar, rupanya punguan ini sudah cukup dikenal, tidak hanya di kalangan sitompul, kalangan orang batak tapi juga di kalangan masyarakat Riau. Ternyata sitompul sudah punya nama di Riau.

Dia berpesan kepada pengurus yang ada sekarang dan pengurus yang akan datang supaya ada estafet kepemimpinan kepada pengurus baru. Jangan hanya sekedar makan-makan, tapi harus bisa menunjukkan makna yang lebih jauh. Kalau ada marga sitompul yang berprestasi harus kita dukung. Dia berharap untuk masa yang akan datang sitompul lebih maju dan tetap kompak.

Style kepemimpinan yang diterapkan Hotman sewaktu menjabat ketua yaitu berusaha memberdayakan semua unsure pengurus. Dan hamper tidak ada masalah dan kesulitan. Ketua Bidang Budaya banyak memberi dukungan dan semangat. Style saya waktu itu lebih banyak mengadakan pendekatan dan lebih banyak mangelek (membujuk). Saya selalu berikap mengalah yang penting kegiatan punguan tetap berjalan. Banyak juga orang tua yang memberi semangat kepada saya sehingga bisa tetap tegar dalam memimpin punguan.

Dia melihat ada satu hal luar biasa dalam punguan. Ketua Wijk yang mengurusi anggota memberikan perhatian serius terhadap punguan. Dia tidak punya gaji, tidak punya honor dan tidak mendapat apa-apa dari punguan, tapi tetap mau dengan suka rela mengantarkan undangan ke rumah setiap anggota, mau memberikan informasi dari punguan ke anggota. Ini semua luar biasa pengorbanan ketua wijk terhadap punguan. Saya salut terhadap seluruh ketu wijk punguan sitompul.

Pengalaman pahit yang dirasakan dalam punguan diantaranya lagi enak-enak tidur, ada telepon, kita harus keluar mengurusi sitompul. Kita sudah berbuat yang terbaik buat punguan, tapi masih ada yang ngomong kurang inilah, kurang itulah. Tak ada puasnya. Ada juga kritik dari natua-tua, pengurus dan dari anggota yang sifatnya membangun ada juga kritik yang memojokkan. Semuanya kita alami dan kita terima dengan lapang dada.

Perubahan AD-ART

Selasa, 02 September 2014

SONIWATI AKAN DILANTIK MENJADI ANGGOTA DPRD RIAU

Soniwati Simatupang
Salah satu pendatang baru di gedung DPRD Riau, Soniwati, akan turut dilantik bersama anggota DPRD Riau lainnya perode 2014-2019, Sabtu, 6/9). Soniwati Simatupang berasal dari Dapil VI Siak dan Pelalawan Nomor urut 2 dari Partai PDIP. 
Soniwati Simatupang adalah istri dari Ir Hendrik Sitompul mantan Kepala Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau.
Soniwati lahir di desa Teluk Dalam Kabupaten Nias Barat yang masih jauh dari pusat kota tahun 1967. Dia bersekolah mulai dari SD, Smp, sma di kota kelahirannya. Setelah lulus dari sma dia mencoba merantau ke propinsi Riau untuk melanjutkan pendidikan ke kota Pekanbaru. Berkat kasih Tuhan Soniwati di terima kuliah di UNRI, angkatan 1984. Selesai kuliah di unri, dia mencoba melamar pekerjaan di salah satu asuransi di kota Pekanbaru. Itulah besar kasih karunia Tuhan. Soniwati  langsung diterima bekerja di salah satu asuransi di kota Pekanbaru.
Setelah beberapa tahun bekerja di asuransi, Soniwati berjumpa dengan laki- laki berdarah Batak. Tidak lama berpacaran hanya satu tahun berkenalan langsung kawin. Suaminya Ir Hendrik Sitompul, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Riau. Mereka, kini, telah dikarunia tiga anak.
Soniwati menikah dengan Ir Hendrik Sitompul pada tahun 1990 di kota Pekan baru. Di pernikaannya Soniwati dinobatkan sebagai Boru Simatupang dan orang tua angkatnya tinggal di Minas.
Memang, berkat  Tuhan tidak bisa dihambat. Keluarga ini diberkati Tuhan  tiga orang anak. Satu laki-laki dan dua putri. 
Tidak terasa waktu berjalan sampai saat ini anak sulungnya  sudah lulus dari perguruan tinggi dan putri tertua sekarang sedang kuliah, sementara putri bungsunya masih sekolah di tingkat smp.
Terjun ke dunia politik
Awalnya ia hanya ingin memenuhi kuota 30% perempuan.Tetapi setelah terjun langsung ke lapangan wanita ini merasa terpanggil untuk bisa langsung membantu masyarakat yang di bawah garis kemiskinan, dan anak anak yg putus sekolah,
Wanita yg bernama lengkap Soniwati Wau, merupan Calon Anggota DPRD Riau dari partai PDIP Dapil VI Siak dan Pelalawan dengan nomor urut 2. Wanita ini tetap gigih turun ke masyarakat di waktu memperkenalkan cagub dan cawagub LURUS yang di usung dari partai PDIP. Dari sanalah Soniwati melihat langsung bagaiman sebenarnya yang terjadi di lapangan.
Banyak masyarakat yang memang belum tersentuh dari pihak pemerintah Propinsi Riau, kususnya di daerah pedesaan. Satu contoh air bersih di daerah perawang dan Minas dan aliran listrik di daerah kecamatan Minas Barat.
Dia berkarir di bidang organisasi wanita. Saat ini Soniwati menjabat sebagai bendahara di gabungan organisasi wanita (GOW) dan Ketua dpc PWKI (Persatuan wanita kristen indonesia). Walau pun wanita ini ibu rumah tangga masih tetap exsis di pekerjannya di asuransi terkenal.
Dimana saat ini  kpk gencar gencarnya membrantas korupsi di negara kita yg tercinta ini. Soniwati tidak pernah takut dan tidak luntur hatinya untuk pencalegkan ini, "Saya bukan ingin korupsi walau nanti saya di izinkan Tuhan duduk di gedung legeslatif itu,"ungkap Soniwati.
“Tujuan saya masuk dalam dunia politik bukan hanya untuk jabatan, tapi saya sudah membuat rencana kedepan memproritaskan masalah pendidikan, infrastruktur dan meningkatkan koperasi bagi kalangan pengusaha ekonomi kecil,” katanya.
Disamping itu, katanya, untuk lebih dekat dengan masyarakat pedesaan yang selama ini masyarakat yang tidak pernah tersentuh dari program pemerintah, dimana program pemerintah saat ini banyak tapi bagi kalangan masyarakat yang ada di desa-desa terpencil tidak pernah tersentuh oleh pemerintah setempat.
Soniwati dan keluarga memohon doa dan dukungan dari masyarakat khususnya yang ada di daerah kabupaten Siak dan Pelalawan.
Dia juga memohon dukungan dari keluarga besar Sitompul, Simatupang, Nainggolan dan Tambunan Silalahi Sabungan yang ada di wilayah Dapil VI Kabupaten Siak dan Pelalawan, karena dia ingin mengabdi kepada rakyat. (Horas)

“Desaku Bebas Narkoba”

Mahasiswa Kukerta Unri dan Badan Narkoba Kampar Gelar Penyuluhan Bahaya Narkoba
di Desa Tanjung Alai Kampar

Oleh : Veronika Sitompul (Mahasiswa Kukerta UNRI Fakultas Ekonomi)

Kampar, 1 September 2014
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (Kukerta)  di Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar telah banyak melaksanakan kegiatan bersama masyarakat desa. Salah satu, salah satu diantaranya adalah kegiatan penyuluhan Narkoba.

Peserta Kukerta UNRI berfose bersama BNN Kampar,
Kepala Desa dan BPD Desa Tanjung Alai  - Kampar
Kegiatan ini berlangsung di Aula SMP Plus PP Syekh H Abdurrahman, Sabtu, (30/8) pukul 09.00 – 12.00 Wib yang dihadiri seluruh peserta KKN Fakultas Ekonomi UNRI dan 60 orang siswa SMP, para pemuda, tokoh masyarakat, ninik mamak, para guru, Kepala BPD Abdul Muluk, S.Pd, Kepala Desa Tajung Alai Yulhendri, S.Pd dan perangkat desa. Pembicara dalam penyuluhan itu adalah Badan Narkotika Kabupaten Kampar.

Penyuluhan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman mengenai Bahaya Pemakaian Narkoba kepada masyarakat desa Tanjung Alai dengan tema Desaku Bebas Narkoba. Peserta Kukerta berkerjasama dengan pihak badan narkotika kabupaten Kampar.

“Acara yang di hadiri oleh murid SMP dan seluruh perangkat desa dan tokoh masyarakat ini, bermaksud agar seluruh lapisan masyarakat tahu dan memerangi bahaya narkoba di Desa Tanjung Alai ini, karena penyebaran obat-obatan terlarang ini sudah masuk ke pelosok desa bukan hanya daerah kota”, ujar Marsulin selaku ketua pelaksana kegiatan penyuluhan ini yang juga mahasiswa UNRI. Materi penyuluhan disampaikan oleh anggota Badan Narkotika Kabupaten Kampar. Diantara materi yang dipaparkan adalah,  jenis-jenis narkoba, cara penggunaan narkoba, efek yang ditimbulkan akibat penggunaan narkoba, serta sanksi hukum dan rehabilitasi bagi para pecandu narkoba sehingga para generasi muda tidak terlibat dengan obat-obatan yang merusak baik pribadi maupun orang lain. ***)



Senin, 01 September 2014

LCKI Dumai Angkat Bicara, Soal Anggota Dewan yang Korup

Jufrida Diadukan ke Polisi Soal Bansos


Richard Sirait, Bendahara LCKI Dumai
Dumai, Horas
Pengurus Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Dumai menyayangkan prilaku Jufrida anggota DPRD Dumai yang mengkorupsi uang masyarakat. Oleh karena itu, LCKI Dumai meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini sampai terang. “Kita meminta pihak kepolisian supaya mengusut atas laporan warga tersebut, jika laporan yang dilakukan tidak ditindaklanjuti Polres Dumai maka kita dari tim LCKI Dumai akan menindak lanjuti hingga ke Polda dan ke Mabes Polri," ujar R Sirait bendahara LCkI Dumai.

Sebagaimana diketahui, MR Tarigan Kader Posyandu Asoka Kelurahan Purnama Dumai Barat melaporkan anggota DPRD Dumai Jufrida dari Partai Barisan Nasional (Barnas) ke polisi. Dia dilaporkan atas dugaan korupsi dana bantuan 13 Posyandu di Kecamatan Dumai Barat pada tahun anggaran 2013 lalu melalui Dinas Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan UKM Kota Dumai. Hal ini sesuai dengan surat pelapor dengan nomor: R/LI/476/VII/2014 tanggal 30 Juli 2014.

Awalnya, pengurus Posyandu Dumai Barat mengajukan proposal bantuan kepada Jufrida supaya bisa diperjuangkan masuk di anggaran APBD Dumai 2013. Dan proposal itu dimasukkannya ke Dinas Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan UKM Kota Dumai. Proposal itu pun disetujui Pemko Dumai dan dianggarkan melalui Dinas Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan UKM Kota Dumai.

Setelah menunggu beberapa lama dana tersebut belum juga dikucurkan, maka pengurus mempertanyakannya langsung ke Dinas Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan UKM Kota Dumai. "Kita pertanyakan dinas koperasi, kata staf yang dijumpai mengatakan bahwa dana sudah diambil oleh terlapor JF yang dibuktikan surat tanda terima dan kwitansi lainya yang ditandatangani. Uang tersebut sudah diambil tanggal 6 September 2013 sebesar Rp186 juta.," ujar M.R Tarigan. Karenanya, muncul niat mereka untuk mengadukan Jufrida ke Polisi.

Seperti diketahui, Jufrida anggota DPRD Dumai dari Partai Barnas, terpilih kembali menjadi anggota DPRD Dumai periode 2014-2019 dari Partai Hanura dari Dapil 4 nomor urut 2. ***

Senin, 25 Agustus 2014

Pemkab Bengkalis Diminta Usut Pasar Modern dan Swalayan

Jenis barang illegal yang dijual di swalayan
Bengkalis - Dirsus Komisi Pencari Fakta Republik Indonesia (KPF-RI) wilayah Riau, meminta Pemerintah Kabupaten Bengkalis maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengusut tuntas pasar modern atau mini market dan Swalayan diwilayah Kabupaten Kota Bengkalis. Permintaan itu berkaitan dengan beredarnya rumor yang menyebutkan  adanya sejumlah mini market dan Swalayan yang menjual produk makanan dan obat yang tidak memenuhi per¬sya¬ratan keamanan, khasiat/ke¬manfaatan dan mutu.
Bahkan kasus dugaan peredaran produk impor ilegalyang telah bertahun-tahun lamanya beraksi di Kabupaten Bengkalis, disinyalir Negara dirugikan miliaran rupiah, karena tidak tercatat pada pembayaran pajak.
Hal tersebut dikatakan Direktur Khusus Komisi Pencari Fakta Republik Indonesia (KPFRI) wilayah Riau, Edi Hadinata di Bengkalis minggu kemaren, terkait penemuan ratusan jenis barang selundupan dan palsu yang semakin marak beredar di pasar modern atau mini market dan Swalayan. Selain jenis barang obat, kos¬metik dan makanan ilegal asal Malasyia, Thailand, Cina dan Singapore, juga disinyalir tidak masuk dalam pembayaran pajak. Ia mengatakan, seharusnya semua barang dari luar negeri yang masuk ke Bengkalis, melalui rangkaian prosedur di antaranya pencatatan pembayaran pajak.
Edi, sangat mengkhawatirkan dari sejumlah minimarket maupun swalayan yang tersebar di Kabupaten Bengkalis, terdapat juga makanan haram seperti produk daging babi kaleng yang didatangkan dari Cina yang tidak terdaftar atau mencantumkan izin edar fiktif. “Kami khawatir makanan haram jenis daging babi kaleng ilegal yang telah banyak beredar diseluruh pelosok Desa, Kecamatan dan Kota Bengkalis selama ini,” ujarnya.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis dan BPOM dia merespon isu tersebut dengan segera merazia kasus yang satu ini, demi kemaslahatan umat lanjutnya. “BPOM dan Dinkes segera bergerak untuk menjaga agar produk haram itu tidak akan masuk dan beredar lagi diwilayah Kabupaten Bengkalis maupun diseluruh Indonesia,” kata Edi.
KPFRI wilayah Riau menilai bahwa makanan label non halal banyak beredar di pasar modern. Oleh karenanya, masyarakat (konsumen) disebutkan Edi, mesti hati-hati saat berbelanja. Artinya, mereka harus membaca terlebih dulu kandungan bahan makanan tersebut. “Kami meminta Pemda dan pihak terkait  segera merazia seluruh pasar modern atau minimarket dan swalayan tanpa terkecuali, agar tidak timbul prasangka persaingan bisnis.
Disamping itu, pihaknya meminta agar Pemda Bengkalis dan pihak terkait lainnya segera menyelidiki hasil setor bayar pajak jenis produk barang-barang asal luar negeri selama ini. Sebab, data yang diperoleh, daftar komuditi ekspor dan komuditi impor di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, hanya tercatat beberapa kegiatan ekspor dan kegiatan impor saja. Seperti barang eskpor kelapa bulat, kopra, pinang, sagu, industri dan ikan segar. Sementara barang impor, yang izin edarnya resmi, seperti kacang kedelai, ikan teri, cabe kering, kacang tanah, kacang hijau, kertas sembahyang, lidi sembahyang, pelampun jaring, garut sampah, kotak nasi bungkus, cat tembok, tali plastik, kantong plastik dan popok bayi.
Namun, bila dibandingkan dengan produk-produk barang asal luar negeri yang masuk ke wilayah Kabupaten Bengkalis selama ini, mencapai ratusan jenis produk. Misalnya, produk minuman kaleng kratingdaeng (RedBull) asal Thailand, makanan kaleng (Sotong) produk Malasyia, produk susu cap junjung dari Singapore, biskuit asal Malasyia, produk minyak sembahyang dari malaysia, produk kecap asin asal China, produk friskies asal Malaysia, susu beruang kaleng produk Thailand, produk daging babi kaleng impror dari China, produk kream pembersih muka asal Thailand, dariri champ asal Singapore, produk kulit, produk fashion serta produk laptop dan jenis produk barang lainnya asal luar negeri ke Bengkalis-Riau yang tidak tercatat pada pendaftaran pajak. ungkap, Edi.
Menyikapi produk ilegal yang meresahkan warga masyarakat, Kepala Bidang perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis, Drs, H. Raja Arlingga, angkat bicara. Raja Arlingga kepada Berantas diruangan kerjanya mengungkapkan, kejadian adanya sejumlah mini market dan Swalayan di Bengkalis selama ini yang semakin merajalela menjual produk makanan dan obat yang tidak memenuhi per¬sya¬ratan keamanan, khasiat/ke¬manfaatan dan mutu lainnya, akibat permainan dari pihak Bea Cukai dengan pengusaha-pengusaha luar dan didalam. Masalah ini semuanya, tanggungjawab BC disini. karena mereka yang mengawasi dan melewati barang-barang haram itu masuk ke Kabupaten Bengkalis,,” katanya.
Ia mengatakan, seharusnya semua barang dari luar negeri yang masuk ke Bengkalis ini, melalui rangkaian prosedur, di antaranya pencatatan pembayaran pajak. namun, jenis barang-barang yang masuk sesuai dengan laporan yang kami terima selama ini, hanya beberapa jenis barang saja, seperti kedelai.
Atas adanya temuan dari teman-teman Media dan LSM seperti ini diseluruh minimarket dan swalayan yang ada, bisa aja langsung dilaporkan kepihak terkait termasuk ke dinas ini secara tertulis. Dengan adanya bukti-bukti seperti ini, pihak petugas BC Bengkalis dinilai lalai atau sengaja mengabaikan prosedur. itu harus dapat dipertanggungjawabkan oleh mereka. katanya menambahkan.
Sementara itu, seksi perlindungan konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis, Diah Helena mengungkapkan, satu bulan yang lalu, pihaknya banyak menemukan produk-produk asal luar negeri yang tidak memiliki nomor registrasi dari Badan POM RI atau Departemen Kesehatan RI serta tidak memiliki label kadaluarsa. Hal ini terjadi didaerah Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. “Kami memang sangat menyayangkan tindakan pengusaha yang menjual produk bermasalah seperti kami temukan itu bulan lalu dilapangan. apalagi seperti data yang baru ditemukan teman-teman Pers ini di sejumlah swalayan dan minimarket di Bengkalis, itu sangat salah besar, kesal Diah Helena.
Menyikapi persoalan peredaran produk ilegal disejumlah toko, minimarket dan swalayan diwilayah Kabupaten Bengkalis, beberapa pengurus/pemilik usaha, seperti Evan Swalayan, Mini Market (MM), Center Mart dan pemilik Plaza Mandiri-Bengkalis yang dicoba dikonfirmasi Berantas secara tertulis belum ada jawaban. Namun, pengurus Evan Swalayan yang berupaya tidak menyebutkan jati dirinya kepada Wartawan, mengaku bahwa produk barang yang tidak memiliki nomor registrasi dari Badan POM RI atau Departemen Kesehatan RI, ada izin dari luar negeri, cetusnya.

Kepala Sub Seksi Pencegahan dan Penindakan pada Bea dan Cukai Bengkalis, H Dahwir yang ditemui Berantas diruang kerjanya belum lama ini mengatakan, “Kalau barang asal luar negeri itu kami larang masuk ke Bengkalis, nanti BC yang disalahkan masyarakat. Memang kami kerja disini itu sebenarnya, serba salah,” katanya…..Nantikan Ulasan berita ini selanjutnya pada Koran SKU-Berantas Edisi 025,terbitan Rabu (20/08/2014) mendatang**Ismail** (harianberantas)