Daftar Blog Saya

Rabu, 09 Januari 2013

Open House Menyambut Tahun Baru 2013 Ribuan Sahabat Banjiri Rumah RE Nainggolan

TAHUN II | edisi 07 | 09 - 22 Jan 2013

Horas, Medan
Kediaman Rustam Effendy (RE) Nainggolan yang terletak di Jalan Beringin VII nomor 62, Gaperta, Helvetia, Medan, sejak pukul 10.00 Wib Jumat, (4/1) sudah didatangi “sahabat-sahabat”nya yang ingin menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru 2013.
Acara Open House menyambut tahun baru 2013 itu berlangsung hingga pukul 16.00 Wib. Tim redaksi Tabloid Horas yang sengaja datang dari Pekanbaru menghadiri perhelatan Calon Wakil Gubernur Sumut yang diusung Partai Demokrat itu melihat sebuah suasana akrab antara RE Nainggolan serta istri dengan setiap tamu yang hadir.
RE Nainggolan tak sempat duduk. Setiap tamu yang hadir selalu disambut dengan salaman sambil melemparkan senyum khasnya. Dia pun berbaur dengan para sahabatnya.
Terima kasih atas kehadirannya, katanya kepada tim redaksi Tabloid Horas ketika menyalaminya sambil mengucapkan selamat tahun baru. Tim Horas pun dipersilahkan menyantap makanan yang telah disediakan dalam berbagai jenis makanan dalam bentuk prasmanan.
Tim Tabloid Horas yang datang dari Pekanbaru menghadiri undangan RE Nainggolan diantaranya Jhoni Banjarnahor (Pemimpin Umum), Drs PH Sitompul (Pemred), Hendrikson Tampubolon (Kepala Biro Kabupaten Bengkalis) dan Daniel (staf redaksi).
Setiap acara open house, biasanya, tuan rumah duduk santai dan tamu yang datang menyalaminya. Kali ini berbeda. RE Nainggolan dan istri jalan kesana kemari menghampiri tamu sambil mempersilahkan tamu mencicipi hidangan. Setiap tamu yang hendak pulang dia salami dan dihantar sampai ke pintu halaman. Di halaman rumah sampai ke badan jalan dipasang tenda ukuran besar serta kursi tempat duduk para tamu. 
Undangan yang datang selain para sahabat, terlihat juga ibu-ibu dari pasar, ibu-ibu tuna netra, pengurus marga dari seluruh sub etnis batak (toba, karo, mandailing, simalungun dan pakpak dairi).
Walikota Medan R Rahutman, Wakil Walikota Medan Drs H Dzulmi Eldin dan Sekretaris Kota Medan Syaiful Bahri serta rombongan Pemko Medan turut hadir dalam acara silaturahmi tersebut. Setelah menikmati hidangan di meja yang telah disediakan, walikota diundang menyanyikan lagu untuk menghibur hadirin.
Rahutman mengundang wakilnya Dzulmi Eldin dan sekretaris kota Syaiful Bahri untuk bernyanyi trio. Dua buah lagu batak  dinyanyikan secara Trio yaitu “Siantar Medan” dan “Anak Medan”. Hadirin yang menyaksikan kebolehan Trio Walikota itu menyambutnya dengan tepuk tangan riuh.
Tanggapan atas pencalonan RE Nainggolan
Beberapa orang yang sempat diajak Tabloid Horas berbicara tentang pencalonan RE Nainggolan secara umum mengatakan bahwa pemimpin Sumatera Utara sudah saatnya seperti RE Nainggolan.
“Pak RE itu Jokowinya Sumatera Utara,” kata Pak Sihombing memberi penilaian. “Alasan saya mengatakan itu, jelas terlihat bahwa Pak RE itu dekat dengan masyarakat. Dia suka terjun ke tengah masyarakat melihat secara langsung apa keluhan masyarakat”.
Selain itu, katanya, penampilan pak RE juga sangat sederhana dan selalu melemparkan senyum persahabatan kepada siapa saja yang dia temui. Ditambahkan, pak RE itu tidak calon dadakan dan tidak calon karbitan. Dia betul-betul seorang tokoh yang sudah sangat dikenal di Sumatera Utara. Pengalamannya di bidang pemerintahan tidak diragukan lagu. Dia kenal betul dengan letak gegrafis Sumatera Utara, tahu persis dengan adat dan budaya yang heterogen itu dan tahu betul apa keinginan masyarakat. Pokoknya pak RE Nainggolan tidak perlu diragukan lagi, sebut Sihombing.
Sementara itu, Marpaung, mengatakan semangat masyarakat Sumatera Utara tidak pernah surut memberi dukungan kepada RE Nainggolan walau kini ditetapkan sebagai calon wakil gubernur. Sebelum mendapat perahu, RE Nainggolan sudah mendapat dukungan penuh dari masyarakat menjadi calon gubenur. “Walau hanya wakil, kami tetap bersemangat dan berjibaku untuk memenangkan pasangan Amri dan RE,” kata Marpaung.
Marpaung mengatakan pasangan Amri dan RE dalam penyampaian visi dan visinya membangun Provinsi Sumatera Utara harus lebih menajaman programnya terhadap pemberantasan Korupsi, Nepotisme dan Transparansi.
Sebuah pemerintahan baru pasca pemilukada biasanya yang diperkuat pejabat baru (gubernur atau bupati) adalah korupsi. Ini salah satu cara mengembalikan biaya yang telah dihabiskan saat suksesi. Kemudian, menyusun para pejabat pemerintahan baik yang menduduki badan, lembaga dan dinas dari kalangan keluarganya sendiri. Tidak sedikit pejabat yang menduduki jabatannya tidak sesuai dengan ilmunya. Dudukkanlah seorang pejabat sesuai dengan ilmu dan keahliannya.
Transparansi kepemimpinan sangat dibutuhkan. Biasanya, pejabat tidak transparan dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Hal itu sengaja diciptakan untuk menutupi korupsi dan nepotisme. Sekarang ini jamannya transparansi, kata Marpaung.
Menurut Marpaung, persoalan korupsi ditangani oleh aparat penegak hukum seperti KPK, Polisi dan Jaksa. Tapi, kalau gubernurnya tegas dalam melaksanakan tugasnya dan tetap komit, korupsi di di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara paling tidak bisa dikurangi. Gubernur DKI Jakarta Jokowi misalnya, dalam kampanyenya dia mengatakan komit terhadap pemberantasan korupsi. Setelah terpilih dia langsung menemui ketua KPK untuk menandatangani sebuah memorandum of understanding terhadap pemberantasan korupsi di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Banyak orang menyebut RE Nainggolan sebagai Jokowinya Sumatera Utara. Itu saya setuju. Gaya pak RE memang ada miripnya dengan Jokowi dan hal itu sudah terkihat selama ini. Tapi jangan terlena, pak RE harus lebih membuktikannya lagi sejak sekarang hingga pemilihan Maret mendatang, kata Marpaung. *)

Silaturahmi Biro Suara Kita dengan Wartawan Mandau dan Pinggir

Foto wartawan yang bertugas di Duri
TAHUN II | edisi 07 | 09 - 22 Jan 2013

Horas, Duri
Persatuan dan Kesatuan wartawan dan insan pers di Kecamatan Mandau dan Pinggir akhir-akhir ini terlihat semakin kompak.
Diperkirakan ada seratusan lebih wartawan yang bertugas di kedua kecamatan ini dari berbagai media cetak dan media online terbitan Riau dan luar Riau.
Ini sebagai pertanda bahwa Kecamatan Mandau dan Pinggir sudah semakin maju dan berkembang. Sebab, perkembangan sebuah kota selalu diikuti dengan perkembangan dunia pers.
Insan Pers yang ada, tentunya mendukung sepenuhnya program pemerintah untuk membangun daerah ini. Termasuk mendukung terbentuknya Kabupaten Mandau yang sudah lama diimpikan oleh seluruh masyarakat. Selamat bertugas kepada seluruh wartawan dan insan pers yang ada di kecamatan Mandau dan Pinggir. Jadilah pers yang bebas dan bertanggunjawab.Horas, Duri
Sekitar seratusan wartawan harian dan mingguan yang berada di kecamatan Mandau dan Pinggir menghadiri silaturrahmi yang diadakan Surat Kabar Suara Kita bertempat di Cafe Cangkir Malahayati Duri, Minggu (22/12).
Acara silaturrahmi itu juga dihadiri oleh 43 kepala biro dari berbagai media yang berada di Mandau dan Pinggir, beberapa ketua LSM dan tokoh masyarakat yang ada di Mandau. Acara itu selain silaurrahmi juga bersempena dengan hadirnya Koran Suara Kita di wilayah Kabupaten Bengkalis dan sekaligus sebagai acara tutup dan sambut tahun.
Acara silaturrahmi  yang berlangsung dengan sederhana namun keakraban sesama wartawan terasa sangat meriah. Acara itu juga menghadirkan hiburan dengan Orgen tunggal, yang berlangsung sampai tengah malam.
Agen Simbolon seorang tokoh Buruh Nasional yang berdomisili di Duri menyambut positif acara silaturrahmi Insan pers yang disponsori oleh Koran Suara Kita, “Apa yang dilakukan oleh Kabiro Suara Kita, merupakan salah satu kegiatan yang sangat luar biasa yang belum pernah dilakukan wartawan manapun hal sebagai motivasi wartawan lain untuk bisa lebih kreatif dapat melakukan bentuk-bentuk sosial dikalangan masyarakat agar  kalangan pers nantinya jadi panutan di Kabupaten Bengkalis khususnya di Kecamatan Mandau”, kata Agen antusias.
Sementara Hendrikson Tampubolon, SH. sebagai Kabiro Tabloid Horas mengatakan dengan hadirnya media Suara Kita di kabupaten Bengkalis, Kec Mandau mari kita sambut baik demi untuk meningkatkan nilai-nilai hak azasi manusia terutama masyarakat kecil, yang kurang mengerti tentang kehidupan masa sekarang.  Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Media Suara Kita  yang telah membuat acara  syukuran dan silaturrahmi dalam acara ini, yang telah mengundang beberapa media pers untuk mempersatukan dengan tujuan terbitnya atau terwujud rasa persatuan dan kesatuan dikeluarga pers yang berada di kabupaten Bengkalis dan kec Mandau dan Pinggir, maka dengan terujudnya acara ini semoga kita mempunyai misi dan visi yang satu tujuan serta tidak mencari suatu permasalahan yang dapat memisahkan kita di keluarga media pers, seperti kata pepatah, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Kata hendrikson  Tampubolon
Kepala Biro Bengkalis Koran Suara Kita Herlinda Wati mengatakan,”Acara silaturrahmi ini sengaja diadakan, dengan tujuan kedepannya Insan Pers yang ada di Mandau dan Pinggir supaya tetap terjalin hungan silaturrahmi dengan tetap menjalankan tugasnya dibidang jurnalistik dengan memberikan pembelajaran kepada masyarakat khusus pihak pemerintahan untuk bisa bekerja sama dalam pembangunan diwilayah Kabupaten Bengkalis khusus di Kecamatan Mandau dan Pinggir”. Ujar Herlinda Wati berharap.
(hendrikson tampubolon SH).

Pendapat Andus Hutasoit Tentang Dualisme IKBR

Andus Hutasoit dan Yonesri Situmeang
TAHUN II | edisi 07 | 09 - 22 Jan 2013
Horas, Pekanbaru
Sinyal akan terjadinya gelombang perpecahan yang cukup besar di tengah masyarakat batak yang ada di Provinsi Riau  akan terjadi. Ini berawal dari adanya dualisme kepemimpinan Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) Provinsi Riau.
IKBR yang satu adalah kubu  Tumpal Hutabarat yang terpilih sebagai Ketua Umum pada Mubes yang dibentuk Viator Butarbutar Ketua IKBR periode 2007-2011. Sementara IKBR yang satu lagi adalah kubu Cornelius Barus yang terpilih sebagai ketua umum IKBR hasil Mubeslub IKBR yang diselenggarakan lima sub etnis batak ditambah IKBR kabupaten/kota.
Untuk menanggapi persoalan ini, seorang tokoh masyarakat batak Pekanbaru memberi komentar sekaligus pandangan dan himbauannya.
Andus Hutasoit alias Lompat termasuk salah seorang tokoh batak dan penggerak terbentuknya Ikatan Keluarga Batak di Kota Pekanbaru, sekarang dia masih memangku jabatan Ketua IKBR Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
Selama ini dia sangat peduli dengan keberadaan IKBR. Dia memberikan tenaga, waktu, pemikiran bahkan materi untuk mempertahankan nama IKBR.
Belakangan ini, kepercayaannya terhadap IKBR mulai luntur. Dia termasuk salah satu dari ratusan ribu warga Batak yang tinggal di Pekanbaru yang tidak setuju dengan adanya dualisme kepengurusan IKBR Provinsi Riau.
Sehubungan dengan terjadinya dualisme kepengurusan IKBR PRovinsi Riau akhir tahun 2012 lalu, Andus Hutasoit menyampaikan pandangan dan himbauan yang disampaikan kepada para penatua batak dan pengurus Punguan Parsahutaon/STM.
Berikut ini pandangan Andus Hutaoit terhadap dualisme kepengurusan IKBR Provinsi Riau yang disampaikan kepada penatua dan pengurus punguan Parsahutaon yang ada di Kota Pekanbaru.
Setelah melihat dan mengamati dinamika yang terjadi di organisasi Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) yang merupakan satu-satunya organisasi paguyuban terbesar yang berkedudukan di Provinsi Riau, dimana terjadinya dualisme kepemimpinan yang masing-masing mengklaim kebenarannya dengan mengatakan keabsahannya sesuai aturan masing-masing yang dipandang benar, Andus Hutasoit dan masyarakat batak secara keseluruhan menjadi bingung. Masyarakat bertanya-tanya, siapa sebenarnya pemimpin IKBR yang absah.
Berangkat dari kebingunan itu, Andus melihat adanya indikasi perpecahan dan bahkan sudah terjadi perpecahan yaitu adanya dua kubu. Masing-masing kubu membentuk kepengurusannya (Pengurus Pusat IKBR) dan melakukan konsolidasi ke kabupaten/kota untuk membentuk pengurus daerah IKBR. Ini sebuah kejadian yang tidak baik dan tidak terpuji yang dilakukan oleh para orang tua yang dianggap sebagai tokoh batak di Provinsi Riau.
Andus Hutasoit memprediksi akan terjadi gelombang perpecahan yang semakin besar bagi suku batak hingga ke daerah. Masing-masing kubu membangun kekuatan dan kekuasaan. Kedua kubu ini terlihat ada maksud akan memecahbelah kekuatan batak yang telah terbangun baik selama ini.
 Menurutnya, nenek moyang batak (Ompunta sijolo-jolo tubu) tidak pernah mewariskan adanya tindakan-tindakan yang berupaya menceraiberaikan kesatuan bangso batak. Seperti umpasa “Balintang ma pagabe tumundalhon sitadoan, arinta do gabe molo hita masipaolooloan”. “Ompu raja dijolo martungkothon sialagundi, angka nauli na tinonahonni angka ompunta siihuthonon ni hita na di pudi”.
Yang terjadi sekarang ini di tengah bangsa batak di Provinsi Riau sama sekali tidak mencerminkan roh kehidupan bangsa batak sesuai falsafah Batak.
Untuk itu,kata Andus Hutasoit, dengan cara apapun, kedua kubu ini diharapkan bersatu kembali. Masyarakat Batak yang ada di Provinsi Riau menginginkan IKBR menjadi satu kembali yang mampu mengayomi, memberikan contoh yang baik kepada masyarakat batak dan tidak terpecah untuk kepentingan kelompok tertentu.
Ini berarti, masyarakat batak peduli IKBR yang diprakarsai Andus Hutasoit mencoba sebagai penengah untuk mempersatukan kembali kedua kubu ini.
Namun, kata Andus, bila kedua kubu ini tidak mau rujuk (kubu Tumpal Hutabarat dan kubu Cornelius Barus), maka akan ditempuh jalan terakhir dengan membentuk kembali wadah Ikatan Keluarga Batak Pekanbaru Sekitarnya (IKBPS) khusus paguyuban batak yang tinggal di Pekanbaru.
Wadah IKBPS ini tidak masuk ke salah satu IKBR yang ada sekarang. Ini salah satu cara untuk menghindari perpecahan masyarakat batak yang ada di kota Pekanbaru.
Selaku pemrakarsa, Andus Hutasoit mengajak dan menghimbau seluruh masyakat batak melalui penatua dan pengurus parsahutaon untuk bersama-sama mendukung dan memberikan pandangan terbaiknya untuk kepentingan bersama.
Untuk mewujudkan pandangan ini, Andus Hutasoit selaku pemrakarsa mengundang para penatua dan pengurus punguan parsahutaon yang ada di kota Pekanbaru untuk mengadakan rapat pada hari Selasa, 8 Januari 2013 di Hotel Ibis Pekanbaru. *)

Tim Rekonsiliasi IKBR Terbentuk, Ketuanya Andus Hutasoit. Diberi Waktu Satu Minggu untuk Bersatu


Pimpinan Rapat : Andus Hutasoit, FK Saragih, N Purba, Yonesri Situmeang, Bintang Sianipar, Dapot Sinaga, Rustam Panjaitan, M Matondang

Andus Hutasoit

TAHUN II | edisi 07 | 09 - 22 Jan 2013
Horas, Pekanbaru
Masyarakat Batak yang ada di Kota Pekanbaru marah terhadap dualisme kepengurusan IKBR. Mereka akan memboikot seluruh kegiatan IKBR di Kota Pekanbaru sebelum kedua kubu bersatu.

Pertemuan Masyarakat Batak Peduli IKBR di Hotel Ibis, Selasa malam (8/1) yang diprakarsai Andus Hutasoit memanas. Ratusan Punguan Parsahutaon yang ada di Kota Pekanbaru yang diundang sebagai peserta pertemuan tersebut saling memberikan pendapatnya tentang dualisme kepemimpinan IKBR.

Pada umumnya, para pengurus parsahutaon tidak menginginkan adanya dua kepengurusan IKBR. Masyarakat Batak Pekanbaru memaksa kedua kubu untuk bersatu. Bila kedua kubu tidak mau bersatu, maka masyarakat batak Pekanbaru akan bertindak tegas dengan memboikot seluruh kegiatan kedua kubu IKBR di Kota Pekanbaru.

Pertemuan yang dipandu Yonesri Situmeang itu mengambil satu kesepakatan bersama yaitu dengan membentuk Tim Rekonsilisasi IKBR yang diketuai Andus Hutasoit. Seluruh peserta rapat yang terdiri dari ratusan Punguan Parsahutaon malam itu juga memberi mandat kepada tim rekonsilisasi untuk mengadakan pendekatan kepada kedua kubu IKBR yang masing-masing mengklaim dirinya yang benar.     
Kepada Tim Rekonsiliasi diberi tenggang waktu satu minggu untuk untuk mendamaikan kedua kubu yang bertikai.

Bila dalam waktu satu minggu tidak ada titik terang untuk bersatu, maka masyarakat batak Pekanbaru akan kembali menghidupkan Ikatan Keluarga Batak Pekanbaru Sekitarnya (IKBPS) yang berdiri tahun 2000 bersamaan dengan IKBR Provinsi Riau.

IKBPS inilah nantinya yang menjadi wadah paguyuban batak di Kota Pekanbaru dan seluruh warga batak Pekanbaru tidak mengakui IKBR. Dan, di Kota Pekanbaru tidak dibolehkan dibentuk IKBR. Yang menjadi anggota IKBPS adalah Punguan Parsahutaon.

Ketua Tim Rekonsilisasi IKBR yang mendapat mandat dari seluruh masyarakat batak Pekanbaru melalui Pengurus Punguan Parashutaon adalah Andus Hutasoit dengan anggotanya FK Saragih, N Purba, Bintang Sianipar, Yonesri Situmeang, Dapot Sinaga, Rustam Panjaitan dan M Matondang. (Para pimpinan rapat).
Pencerahan FK Saragih

Sebelum keputusan tersebut diketuk palu oleh pimpinan rapat, panatua FK Saragih memberikan pencerahan kepada peserta. Secara panjang lebar FK Saragih memaparkan bagaimana kehidupan berbangsa dan bernegara, secara khusus kehidupan masyarakat batak secara budaya dan agama.

Sesekali peserta tertawa terpingkal-pingkal mendengar ceramahnya yang disampaikan dengan gaya humoris. Dia juga menyinggung bahwa dalam satu tubuh tidak boleh dua kepala.
Pemaparan dari pimpinan rapat

Andus Hutasoit selaku pemrakarsa sekaligus pengundang mengatakan maksud dan tujuan dikumpulkannya para pengurus Punguan Parsahutaon adalah untuk menyatukan pikiran mencari jalan keluar menyatukan IKBR.

Sebenarnya, kata Andus, kedua kubu sudah dihimbau lewat media cetak supaya bersatu. Tidak ada tanggapan. Lalu disurati, itupun tidak dijawab. Kami sudah mengingatkan mereka akan bahaya yang muncul nantinya di tengah masyarakat bila masalah dualisme kepemimpinan IKBR ini tidak segera diatasi. Dia teringat dengan kemelut HKBP yang terjadi beberapa tahunsilam. Bahkan, kata Andus, saya sudah membuat ultimatum. Bila kedua kubu tidak mau bersatu, jangan disalahkan bila tokoh muda untuk berbuat dan mengambil tindakan.

Sebagai masyarakat yang peduli IKBR, kata Andus, kita harus mencegah agar kedua kubu jangan sampai membentuk pengurus IKBR di Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa. Bila ini terjadi, maka tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.

Tokoh muda dari sub etnis Simalungun N Purba mengharapkan dengan sangat agar hasadoan ni halak batak di Riau tetap terjada. Kedua belah pihak harus tetap kita rangkul untuk bersatu kembali.

Sementara Dapot Sinaga dengan semangat tinggi meminta agar malam itu juga dibentuk pengurus Ikatan Keluarga Batak Pekanbaru Sekitarnya (IKBPS). Biar nanti pengurus IKBPS ini yang mengadakan rekonsiliasi dengan kedua kubu. Bila sudah bersatu, kita tanggalkan IKBPS dan kembali ke IKBR. Namun, pendapat ini ditentang oleh peserta.
Patar Sitanggang

Patar Sitanggang sempat mempertanyakan keberadaan IKBR Kota Pekanbaru sekarang ini. “Dimana ketua IKBR Kota Pekanbaru kenapa tidak hadir dalam pertemuan ini, padahal kita membahas soal IKBR Pekanbaru,” katanya nada bertanya.

Usul konkrit dari Patar Sitanggang agar masyarakat batak peduli IKBR membentuk tim dan diberi mandat oleh seluruh Pengurus Parsahutaon yang hadir untuk mempersatukan kedua kubu. Sebelum bersatu, seluruh kegiatan kedua kubu dibekukan.

Kepada Horas Patar Sitanggang berkomentar, sebaiknya IKBR dibubarkan saja bila mereka tetap bercokol dengan pendiriannya tidak mau bersatu. Sebab, bila hal ini dibiarkan terus berlangsung, maka akan terjadi perang saudara sesama batak di Provinsi Riau ini. Cara membubarkan gampang,tinggal niat dari para pendiri IKBR.

Dalam pertemua itu juga muncul mendapat yang mensinyalir munculnya dualisme kepengurusan IKBR adalah untuk kepentingan Pemilukada Gubernur Riau. Kami rindu akan perbuatan nyata IKBR di tengah masyarakat selama ini. Kenapa musti IKBR terpecah belah sekarang ini, apakah hanya untuk kepentingan Pemilukada, kata JM Lumbanbatu bertanya.

Pak Mei Manalu sependapat dengan usul Dapot Sinaga agar segera dibentuk IKBPS dan dipilih pengurusnya. Sifatnya temporer dan bila nanti sudah berdamai, kita kembali ke IKBR, kata Manalu.

Tampubolon, seorang peserta yang duduk di barisan depan meminta kepada pimpinan rapat untuk menjelaskan apa latar belakang terjadinya dualisme kepengurusan IKBR. Kalau memang ada yang salah di dalam tubuh IKBR atau ada yang salah dalam menjalankan organisasi ini, mari kita perbaiki dan pecahkan bersama. Kita bentuk tim konsolidasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Viator : Bersedia Bersatu
Mantan Ketua Umum IKBR Viator Butarbutar yang dihubungi Horas melalui telepon selularnya memberi tanggapan positif dengan adanya tim rekonsiliasi IKBR yang diprakarsai Andus Hutasoit. *)