TAHUN II | edisi 07 | 09 - 22 Jan 2013
Horas, Medan
Kediaman Rustam Effendy (RE) Nainggolan yang terletak di Jalan Beringin VII nomor 62, Gaperta, Helvetia, Medan, sejak pukul 10.00 Wib Jumat, (4/1) sudah didatangi “sahabat-sahabat”nya yang ingin menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru 2013.
Acara Open House menyambut tahun baru 2013 itu berlangsung hingga pukul 16.00 Wib. Tim redaksi Tabloid Horas yang sengaja datang dari Pekanbaru menghadiri perhelatan Calon Wakil Gubernur Sumut yang diusung Partai Demokrat itu melihat sebuah suasana akrab antara RE Nainggolan serta istri dengan setiap tamu yang hadir.
RE Nainggolan tak sempat duduk. Setiap tamu yang hadir selalu disambut dengan salaman sambil melemparkan senyum khasnya. Dia pun berbaur dengan para sahabatnya.
Terima kasih atas kehadirannya, katanya kepada tim redaksi Tabloid Horas ketika menyalaminya sambil mengucapkan selamat tahun baru. Tim Horas pun dipersilahkan menyantap makanan yang telah disediakan dalam berbagai jenis makanan dalam bentuk prasmanan.
Tim Tabloid Horas yang datang dari Pekanbaru menghadiri undangan RE Nainggolan diantaranya Jhoni Banjarnahor (Pemimpin Umum), Drs PH Sitompul (Pemred), Hendrikson Tampubolon (Kepala Biro Kabupaten Bengkalis) dan Daniel (staf redaksi).
Setiap acara open house, biasanya, tuan rumah duduk santai dan tamu yang datang menyalaminya. Kali ini berbeda. RE Nainggolan dan istri jalan kesana kemari menghampiri tamu sambil mempersilahkan tamu mencicipi hidangan. Setiap tamu yang hendak pulang dia salami dan dihantar sampai ke pintu halaman. Di halaman rumah sampai ke badan jalan dipasang tenda ukuran besar serta kursi tempat duduk para tamu.
Undangan yang datang selain para sahabat, terlihat juga ibu-ibu dari pasar, ibu-ibu tuna netra, pengurus marga dari seluruh sub etnis batak (toba, karo, mandailing, simalungun dan pakpak dairi).
Walikota Medan R Rahutman, Wakil Walikota Medan Drs H Dzulmi Eldin dan Sekretaris Kota Medan Syaiful Bahri serta rombongan Pemko Medan turut hadir dalam acara silaturahmi tersebut. Setelah menikmati hidangan di meja yang telah disediakan, walikota diundang menyanyikan lagu untuk menghibur hadirin.
Rahutman mengundang wakilnya Dzulmi Eldin dan sekretaris kota Syaiful Bahri untuk bernyanyi trio. Dua buah lagu batak dinyanyikan secara Trio yaitu “Siantar Medan” dan “Anak Medan”. Hadirin yang menyaksikan kebolehan Trio Walikota itu menyambutnya dengan tepuk tangan riuh.
Tanggapan atas pencalonan RE Nainggolan
Beberapa orang yang sempat diajak Tabloid Horas berbicara tentang pencalonan RE Nainggolan secara umum mengatakan bahwa pemimpin Sumatera Utara sudah saatnya seperti RE Nainggolan.
“Pak RE itu Jokowinya Sumatera Utara,” kata Pak Sihombing memberi penilaian. “Alasan saya mengatakan itu, jelas terlihat bahwa Pak RE itu dekat dengan masyarakat. Dia suka terjun ke tengah masyarakat melihat secara langsung apa keluhan masyarakat”.
Selain itu, katanya, penampilan pak RE juga sangat sederhana dan selalu melemparkan senyum persahabatan kepada siapa saja yang dia temui. Ditambahkan, pak RE itu tidak calon dadakan dan tidak calon karbitan. Dia betul-betul seorang tokoh yang sudah sangat dikenal di Sumatera Utara. Pengalamannya di bidang pemerintahan tidak diragukan lagu. Dia kenal betul dengan letak gegrafis Sumatera Utara, tahu persis dengan adat dan budaya yang heterogen itu dan tahu betul apa keinginan masyarakat. Pokoknya pak RE Nainggolan tidak perlu diragukan lagi, sebut Sihombing.
Sementara itu, Marpaung, mengatakan semangat masyarakat Sumatera Utara tidak pernah surut memberi dukungan kepada RE Nainggolan walau kini ditetapkan sebagai calon wakil gubernur. Sebelum mendapat perahu, RE Nainggolan sudah mendapat dukungan penuh dari masyarakat menjadi calon gubenur. “Walau hanya wakil, kami tetap bersemangat dan berjibaku untuk memenangkan pasangan Amri dan RE,” kata Marpaung.
Marpaung mengatakan pasangan Amri dan RE dalam penyampaian visi dan visinya membangun Provinsi Sumatera Utara harus lebih menajaman programnya terhadap pemberantasan Korupsi, Nepotisme dan Transparansi.
Sebuah pemerintahan baru pasca pemilukada biasanya yang diperkuat pejabat baru (gubernur atau bupati) adalah korupsi. Ini salah satu cara mengembalikan biaya yang telah dihabiskan saat suksesi. Kemudian, menyusun para pejabat pemerintahan baik yang menduduki badan, lembaga dan dinas dari kalangan keluarganya sendiri. Tidak sedikit pejabat yang menduduki jabatannya tidak sesuai dengan ilmunya. Dudukkanlah seorang pejabat sesuai dengan ilmu dan keahliannya.
Transparansi kepemimpinan sangat dibutuhkan. Biasanya, pejabat tidak transparan dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Hal itu sengaja diciptakan untuk menutupi korupsi dan nepotisme. Sekarang ini jamannya transparansi, kata Marpaung.
Menurut Marpaung, persoalan korupsi ditangani oleh aparat penegak hukum seperti KPK, Polisi dan Jaksa. Tapi, kalau gubernurnya tegas dalam melaksanakan tugasnya dan tetap komit, korupsi di di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara paling tidak bisa dikurangi. Gubernur DKI Jakarta Jokowi misalnya, dalam kampanyenya dia mengatakan komit terhadap pemberantasan korupsi. Setelah terpilih dia langsung menemui ketua KPK untuk menandatangani sebuah memorandum of understanding terhadap pemberantasan korupsi di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Banyak orang menyebut RE Nainggolan sebagai Jokowinya Sumatera Utara. Itu saya setuju. Gaya pak RE memang ada miripnya dengan Jokowi dan hal itu sudah terkihat selama ini. Tapi jangan terlena, pak RE harus lebih membuktikannya lagi sejak sekarang hingga pemilihan Maret mendatang, kata Marpaung. *)
Horas, Medan
Kediaman Rustam Effendy (RE) Nainggolan yang terletak di Jalan Beringin VII nomor 62, Gaperta, Helvetia, Medan, sejak pukul 10.00 Wib Jumat, (4/1) sudah didatangi “sahabat-sahabat”nya yang ingin menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru 2013.
Acara Open House menyambut tahun baru 2013 itu berlangsung hingga pukul 16.00 Wib. Tim redaksi Tabloid Horas yang sengaja datang dari Pekanbaru menghadiri perhelatan Calon Wakil Gubernur Sumut yang diusung Partai Demokrat itu melihat sebuah suasana akrab antara RE Nainggolan serta istri dengan setiap tamu yang hadir.
RE Nainggolan tak sempat duduk. Setiap tamu yang hadir selalu disambut dengan salaman sambil melemparkan senyum khasnya. Dia pun berbaur dengan para sahabatnya.
Terima kasih atas kehadirannya, katanya kepada tim redaksi Tabloid Horas ketika menyalaminya sambil mengucapkan selamat tahun baru. Tim Horas pun dipersilahkan menyantap makanan yang telah disediakan dalam berbagai jenis makanan dalam bentuk prasmanan.
Tim Tabloid Horas yang datang dari Pekanbaru menghadiri undangan RE Nainggolan diantaranya Jhoni Banjarnahor (Pemimpin Umum), Drs PH Sitompul (Pemred), Hendrikson Tampubolon (Kepala Biro Kabupaten Bengkalis) dan Daniel (staf redaksi).
Setiap acara open house, biasanya, tuan rumah duduk santai dan tamu yang datang menyalaminya. Kali ini berbeda. RE Nainggolan dan istri jalan kesana kemari menghampiri tamu sambil mempersilahkan tamu mencicipi hidangan. Setiap tamu yang hendak pulang dia salami dan dihantar sampai ke pintu halaman. Di halaman rumah sampai ke badan jalan dipasang tenda ukuran besar serta kursi tempat duduk para tamu.
Undangan yang datang selain para sahabat, terlihat juga ibu-ibu dari pasar, ibu-ibu tuna netra, pengurus marga dari seluruh sub etnis batak (toba, karo, mandailing, simalungun dan pakpak dairi).
Walikota Medan R Rahutman, Wakil Walikota Medan Drs H Dzulmi Eldin dan Sekretaris Kota Medan Syaiful Bahri serta rombongan Pemko Medan turut hadir dalam acara silaturahmi tersebut. Setelah menikmati hidangan di meja yang telah disediakan, walikota diundang menyanyikan lagu untuk menghibur hadirin.
Rahutman mengundang wakilnya Dzulmi Eldin dan sekretaris kota Syaiful Bahri untuk bernyanyi trio. Dua buah lagu batak dinyanyikan secara Trio yaitu “Siantar Medan” dan “Anak Medan”. Hadirin yang menyaksikan kebolehan Trio Walikota itu menyambutnya dengan tepuk tangan riuh.
Tanggapan atas pencalonan RE Nainggolan
Beberapa orang yang sempat diajak Tabloid Horas berbicara tentang pencalonan RE Nainggolan secara umum mengatakan bahwa pemimpin Sumatera Utara sudah saatnya seperti RE Nainggolan.
“Pak RE itu Jokowinya Sumatera Utara,” kata Pak Sihombing memberi penilaian. “Alasan saya mengatakan itu, jelas terlihat bahwa Pak RE itu dekat dengan masyarakat. Dia suka terjun ke tengah masyarakat melihat secara langsung apa keluhan masyarakat”.
Selain itu, katanya, penampilan pak RE juga sangat sederhana dan selalu melemparkan senyum persahabatan kepada siapa saja yang dia temui. Ditambahkan, pak RE itu tidak calon dadakan dan tidak calon karbitan. Dia betul-betul seorang tokoh yang sudah sangat dikenal di Sumatera Utara. Pengalamannya di bidang pemerintahan tidak diragukan lagu. Dia kenal betul dengan letak gegrafis Sumatera Utara, tahu persis dengan adat dan budaya yang heterogen itu dan tahu betul apa keinginan masyarakat. Pokoknya pak RE Nainggolan tidak perlu diragukan lagi, sebut Sihombing.
Sementara itu, Marpaung, mengatakan semangat masyarakat Sumatera Utara tidak pernah surut memberi dukungan kepada RE Nainggolan walau kini ditetapkan sebagai calon wakil gubernur. Sebelum mendapat perahu, RE Nainggolan sudah mendapat dukungan penuh dari masyarakat menjadi calon gubenur. “Walau hanya wakil, kami tetap bersemangat dan berjibaku untuk memenangkan pasangan Amri dan RE,” kata Marpaung.
Marpaung mengatakan pasangan Amri dan RE dalam penyampaian visi dan visinya membangun Provinsi Sumatera Utara harus lebih menajaman programnya terhadap pemberantasan Korupsi, Nepotisme dan Transparansi.
Sebuah pemerintahan baru pasca pemilukada biasanya yang diperkuat pejabat baru (gubernur atau bupati) adalah korupsi. Ini salah satu cara mengembalikan biaya yang telah dihabiskan saat suksesi. Kemudian, menyusun para pejabat pemerintahan baik yang menduduki badan, lembaga dan dinas dari kalangan keluarganya sendiri. Tidak sedikit pejabat yang menduduki jabatannya tidak sesuai dengan ilmunya. Dudukkanlah seorang pejabat sesuai dengan ilmu dan keahliannya.
Transparansi kepemimpinan sangat dibutuhkan. Biasanya, pejabat tidak transparan dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Hal itu sengaja diciptakan untuk menutupi korupsi dan nepotisme. Sekarang ini jamannya transparansi, kata Marpaung.
Menurut Marpaung, persoalan korupsi ditangani oleh aparat penegak hukum seperti KPK, Polisi dan Jaksa. Tapi, kalau gubernurnya tegas dalam melaksanakan tugasnya dan tetap komit, korupsi di di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara paling tidak bisa dikurangi. Gubernur DKI Jakarta Jokowi misalnya, dalam kampanyenya dia mengatakan komit terhadap pemberantasan korupsi. Setelah terpilih dia langsung menemui ketua KPK untuk menandatangani sebuah memorandum of understanding terhadap pemberantasan korupsi di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Banyak orang menyebut RE Nainggolan sebagai Jokowinya Sumatera Utara. Itu saya setuju. Gaya pak RE memang ada miripnya dengan Jokowi dan hal itu sudah terkihat selama ini. Tapi jangan terlena, pak RE harus lebih membuktikannya lagi sejak sekarang hingga pemilihan Maret mendatang, kata Marpaung. *)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar