Oleh : Junarti Sitompul, Wartawan Horas
Kecamatan Adiankoting, sebagaiman kita kenal sebagai daerah miskin, terdiri dari 16 desa. Yaitu Desa Adiankoting, Banuaji I, Banuaji II, Banuahi IV, Pansurbatu I, Pansurbatu II, Pansurbatu III, Dolok Nauli, Pagaran Pisang, Sibalanga, Pagaran Lambung I, Pagan Lambung II, Pagaran Lambung III, Pagaran Lambung IV, Siantar Naipospos dan Pardamuan Nauli.
Pada umumnya, mereka hidup hidup dari hasil pertanian Karet. Menyadap Karet setiap hari merupakan kebiasaan hidup masyarakat disana. Ada satu hal yang sangat mengganggu mereka yaitu bila hujan turun. Mereka tidak bisa pergi ke hutan untuk manderes alias mancodok Karet. "Maraek Batang". Itulah istilah mereka.
Bila demikian halnya, apa yang bisa mereka perbuat? Berdiam diri di rumah. Ada juga yang nongkrong di kedai kopi membahas soal Pilkada Taput yang tidak jelas ujung pangkalnya. Kata MK, KPU Taput akan memverifikasi ulang seluruh partai pendukung para Calon Bupati. Selama tiga puluh hari ke depan, verifikasi ini akan tuntas dan diserahkan kembali ke Mahkamah Konstitusi.
Tipis kemungkinan Pilkada Taput bisa dilaksanakan pada tahun 2013 ini. Berati Pilkada akan diulang tahun 2015, sebab pemerintah telah mengisyaratkan bahwa selama tahun 2014 tidak boleh ada kegiatan politik selain Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Pemilihan kepala desa saja ditunda. Selain itu, Pilkada Taput ini akan menelan biaya yang tidak sedikit. Bila pemerintah mengadakan Pilkada ulang seberapa banyak lagi uang yang akan diambil dari APBD Taput. Apakah masih ada dana APBD untuk menanggulangi ini?
Bila Pilkada dipaksakan akhir tahun ini, kita tanya saja kepada Bupati Taput sekarang Pak Toluto apakah masih ada dana atau cukupkah dana yang telah disisihkan untuk putaran kedua dipergunakan untuk Pilkada ulang? Hati-hati pak Bupati mengeluarkan dana, nanti masuk KPK. Itulah bahan perbincangan yang ramai saat ini di tengah masyarakat.
Tidak hanya soal Pilkada, namun soal Caleg DPRD sudah menjadi hal utama untuk dibicarakan. Masyarakat sudah semakin kritis untuk membahas soal caleg ini. Biasanya, caleg yang datang ke kecamatan Adiankoting, semuanya berasal dari Tarutung. Tidak pernah ada anggota dewan dari daerah ini sehingga begini-begini sajalah daerah ini. Tidak berkembang dan tidak maju. Mereka kini semakin pintar untuk menentukan pilihan.
Banyak caleg yang datang ke daerah ini hanya untuk menambah suara. Daerah ini dijadikan sebagai daerah "partambuan". Sekarang sudah ada caleg dari daerah ini, jadi, tak perlu lagi dijadikan sebagai daerah partambuan. Adong do amanta Drs Pantas Sitompul na olo gabe caleg. Dia adalah putra daerah kecamatan Adiankoting yang sudah lama merantau. Kini dia pulang kampung untuk membangun daerah ini. Mari kita dukung dia.
Kita kembali ke hal pokok yaitu soal kehidupan masyarakat kecamatan Adiankoting. Hujan yang terus mengalir disaat musim penghujan di akhir tahun ini, sudah barang tentu akan mengganggu mata pencaharian masyarakat disana. Hal semacam ini akan terus berlanjut sepanjang tahun.
Lalu apa solusi untuk merubah kondisi ini? Sebuah pertanyaan yang sangat sulit dijawab. Walau demikian halnya, perlu diambail jalan keluar, paling tidak bisa diterapkan untuk tahun-tahun mendang. Caranya, masyarakat harus dibiasakan untuk bercocok tanam tanaman lainnya. Misalnya dengan menanam palawija. Walau hal ini sudah dilaksanakan selama ini dan bisa membantu kebutuhan sehari-hari namun masih setengah hati.
Soal persawahan tanaman padi, kini masih tetap berjalan walau tidak semua orang lagi menanam padi di sawah. Hanya sebahagian kecil lagi yang menanam padi di sawah, itupun hanya tidak cukup untuk kebutuhan keseharian.
Sebenarnya, di daerah ini masih banyak ditemui lahan tidur yang tidak produktif. Bila hal ini bisa dikembangkan sangat luar biasa. Misalnya dikembangkan untuk perkebunan palawija dan sayur mayur dan hal lainnya. Mungkin ada satu kendala membuat masyarakat tidak mau mengembangkan lahan tidur ini, soal alat pertanian dan tenaga pertanian mengelolanya. Disinilah pemerintah harus jeli untuk memperhatikan. Bila perlu diberikan alat traktor untuk dipinjamkan dan mendatangkan tenaga ahli di bidang pertanian.
Soal tanaman karet, itu tidak bisa ditinggalkan karena sudah merupakan basis kehidupan masyarakat. Tinggal lagi, bagi karet yang sudah memliliki usia lanjut, perlu diremajakan. Disaat peremajaan ini, perlu dipikirkan bagaimana cara mendatangkan bibit unggul. Disini juga pemerintah harus jeli melihat ke lapangan. Bila perlu, pemerintah memberikan pokok karet bibit unggul kepada masyarakat. Tentunya, bisa secara bertahap dan harga murah.
Pada tahun 2015, diprediksi pasar di Tapanuli Utara membutuhkan pasokan sayur mayur dan sejenisnya dalam partai besar. Lapangan kerja juga dibutuhkan untuk itu. Demikian perputaran uang di Tapanuli Utara sangat luar biasa, terlebih dibukanya proyek gas bumi dan proyek emas di daerah Pahae. *)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar