Bulan Oikumene Anak Sekolah Minggu, 4 - 25 November 2012
TAHUN I | edisi 03 | 05 - 18 Nov 20
Hidupku Berharga Bagi Allah. Kalimat singkat yang tertulis dalam kitab Yesaya 43 ayat 4a ini merupakan tema dari Bulan Oikumene Anak Sekolah Minggu (BOAS) tahun 2012 ini. Berlangsung dari tanggal 4 - 25 November 2012 di Pekanbaru diselenggarakan oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Riau.
Ketua Panitia Ferri Pardede yang juga anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi Damai Sejahtra kepada Horas usai acara pembukaan BOAS di Gereja Gekari Maranatha, Minggu, (4/11) mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sekali dalam dua tahun.
Kegiatan yang diperlombakan diantaranya lomba tari kreasi, melukis, menyusun fajo, bahasa Inggris Alkitab, pengkhotbah cilik, sekolah minggu ceria, paduan suara dan lain-lain.Sementara lokasi penyelenggaraan BOAS ada di tiga tempat yaitu di GEKARI Maranatha Jl Meranti, GBKP Jl Melayu dan GKPS Jl. Arjuna. Puncak acara dilaksanakan pada hari Minggu, (25/11).
Menyangkut pelaksanaan kegiatan anak sekolah minggu ini, Ferri Pardede mengharapkan dukungan semua orang tua termasuk gereja agar mendorong anak-anaknya mengikuti kegiatan ini. “Ini kegiatan positif untuk mengembangkan kreasi anak-anak Tuhan dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak,” kata Pardede.
Acara pembukaan berlangsung meriah di Gereja Gekari Maranatha Jalan Meranti Pekanbaru dihadiri seribun orang termasuk guru sekolah minggu dan orang tua. Keceriaan anak-anak tampak penuh suka cita sejak sebelum acara pembukaan secara resmi dimulai sampai penutupan dengan doa.
Bulan Oikumene Anak Sekolah Minggu ini dibuka resmi oleh Ketua PGI Wilayah Riau Pdt P Purba MA yang juga pendeta GKPI Pekanbaru yang ditandai dengan pelepasan dua ekor burung merpati. Suasana riuh penuh kegembiraan tampak dari raut wajah seluruh anak-anak.
Dipandu para guru sekolah minggu, seluruh anak yang duduk dengan rapi di lantai gereja bernyanyi ceria penuh suka cita. Sesekali mereka berdiri sesuai perintah guru.
Pdt Ineke Magdalena
Pdt Ineke Magdalena yang tampil sebagai pengkotbah menambah suasana penuh kesukaan. Diawal kotbahnya, dia mengajak seluruh anak sekolah minggu untuk memahami sebuah pengertian kata “berharga”. Untuk lebih memahami arti kata tersebut, dia bertanya kepada anak-anak barang apa yang sangat berharga dalam hidup ini. Ada yang menjawab uang, emas, mobil mewah, berlian, rumah mewah dan lain-lain. Dia menganjurkan agar semua barang berharga itu disimpan dan diurus baik-baik.
Barang berharga yang disebutkan diatas, menurut Ineke adalah barang berharga bagi manusia. Sementara barang berharga bagi Tuhan adalah adek-adek sekolah minggu. Tuhan, kalau memilih, Dia akan memilih adek-adek daripada Yesus.
Ini sudah dibuktikan Tuhan. Dia mengorbankan Yesus hanya untuk menebus adek-adek dan seluruh umat di dunia dari dosa. Yesus disiksa, dipukuli dan disalibkan demi adek-adek. Karena itu, Ineke mengajak semua anak sekolah minggu untuk mengucapkan kalimat singkat “Hidupku Berharga Bagi Allah”. Semuanya mengucapkan sambil membuat sebuah gerakan indah. “Inilah yang menjadi tema kita pada Bulan Oikumene Anak Sekolah Minggu tahun ini yang diambil dari Yesaya 43 ayat 4A” kata Ineke.
Pdt Ineke Magadalena berdarah Ambon ini, adalah koordinator Sekolah Minggu di Gereja Gekari Maranatha. Dia sendiri sudah terbiasa berhadapan dengan ratusan bahkan ribuan anak sekolah minggu. Nampaknya dia sudah memiliki ilmu tersendiri untuk memberi pendidikan dan pengajaan kepada anak sekolah minggu.
“Kami sering membuat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) khusus bagi anak-anak jemaat Gekari yang tersebar di Pekanbaru diantaranya di Palas, Sigunggung, Pasir Putih, Sidomulyo dan Garuda Sakti. Bila semuanya anak sekolah minggu berkumpul dan KKR bisa berjumlah 500 orang,” katanya menjelaskan.
Dia berpesan kepada seluruh gereja dan orang tua supaya terus mengembangkan bakar dan minat anak usia sekolah minggu. Hidup mereka jangan disiasiakan karena mereka sangat spsial bagi Tuhan. Cara memimpin anak-anak harus hati-hati sejak dini.
Dia mengajak seluruh orang tua agar sejak dini menyuruh anaknya setiap hari minggu ke gereja untuk mengikuti kebaktian sekolah minggu. Selain itu, dia juga berharap kepada gereja agar tetap memperhatikan anak sekolah minggu termasuk guru-gurunya.
Menyangkut kurangnya guru agama Kristen di sekolah negeri dan swasta, khususnya sekolah dasar, dia mengatakan sudah sepatutnya hal ini dipikirkan oleh semua pihak termasuk gereja. Jangan hanya memikirkan pendidikan anak di bidang Matematika dan Bahasa Inggris misalnya, sementara pendidikan rohani dinomorduakan. Kalau mental rohani anak-anak dimbina dengan baik, otomatis si anak akan pintar dalam mata pelajaran lainnya. Karena itu, bagi saya, pendidikan rohani harus lebih diutamakan.
Sesuai dengan data yang dicatat Horas dari panitia, Gereja yang mengirimkan anak sekolah minggu mengikuti BOAS tahun ini sebanyak 20 diantaranya GBI Nangka, Pouckh Narwastu, GKPA Durian, Pouckh RAPP, GKPI Estimasi, GKPS Pekanbaru, Pouckh Sei Galuh, GPIB Gideon, GMII Nehemia, GKPI Senantiasa, GIA, GMI Sion, HLI Agape, GBKP, HKI Resor Pekanbaru, GKPI Palapa. Sementara gereja terbesar bernama HKBP tidak terlihat. *)
Ketua Panitia Ferri Pardede yang juga anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi Damai Sejahtra kepada Horas usai acara pembukaan BOAS di Gereja Gekari Maranatha, Minggu, (4/11) mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sekali dalam dua tahun.
Kegiatan yang diperlombakan diantaranya lomba tari kreasi, melukis, menyusun fajo, bahasa Inggris Alkitab, pengkhotbah cilik, sekolah minggu ceria, paduan suara dan lain-lain.Sementara lokasi penyelenggaraan BOAS ada di tiga tempat yaitu di GEKARI Maranatha Jl Meranti, GBKP Jl Melayu dan GKPS Jl. Arjuna. Puncak acara dilaksanakan pada hari Minggu, (25/11).
Menyangkut pelaksanaan kegiatan anak sekolah minggu ini, Ferri Pardede mengharapkan dukungan semua orang tua termasuk gereja agar mendorong anak-anaknya mengikuti kegiatan ini. “Ini kegiatan positif untuk mengembangkan kreasi anak-anak Tuhan dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak,” kata Pardede.
Acara pembukaan berlangsung meriah di Gereja Gekari Maranatha Jalan Meranti Pekanbaru dihadiri seribun orang termasuk guru sekolah minggu dan orang tua. Keceriaan anak-anak tampak penuh suka cita sejak sebelum acara pembukaan secara resmi dimulai sampai penutupan dengan doa.
Bulan Oikumene Anak Sekolah Minggu ini dibuka resmi oleh Ketua PGI Wilayah Riau Pdt P Purba MA yang juga pendeta GKPI Pekanbaru yang ditandai dengan pelepasan dua ekor burung merpati. Suasana riuh penuh kegembiraan tampak dari raut wajah seluruh anak-anak.
Dipandu para guru sekolah minggu, seluruh anak yang duduk dengan rapi di lantai gereja bernyanyi ceria penuh suka cita. Sesekali mereka berdiri sesuai perintah guru.
Pdt Ineke Magdalena
Pdt Ineke Magdalena yang tampil sebagai pengkotbah menambah suasana penuh kesukaan. Diawal kotbahnya, dia mengajak seluruh anak sekolah minggu untuk memahami sebuah pengertian kata “berharga”. Untuk lebih memahami arti kata tersebut, dia bertanya kepada anak-anak barang apa yang sangat berharga dalam hidup ini. Ada yang menjawab uang, emas, mobil mewah, berlian, rumah mewah dan lain-lain. Dia menganjurkan agar semua barang berharga itu disimpan dan diurus baik-baik.
Barang berharga yang disebutkan diatas, menurut Ineke adalah barang berharga bagi manusia. Sementara barang berharga bagi Tuhan adalah adek-adek sekolah minggu. Tuhan, kalau memilih, Dia akan memilih adek-adek daripada Yesus.
Ini sudah dibuktikan Tuhan. Dia mengorbankan Yesus hanya untuk menebus adek-adek dan seluruh umat di dunia dari dosa. Yesus disiksa, dipukuli dan disalibkan demi adek-adek. Karena itu, Ineke mengajak semua anak sekolah minggu untuk mengucapkan kalimat singkat “Hidupku Berharga Bagi Allah”. Semuanya mengucapkan sambil membuat sebuah gerakan indah. “Inilah yang menjadi tema kita pada Bulan Oikumene Anak Sekolah Minggu tahun ini yang diambil dari Yesaya 43 ayat 4A” kata Ineke.
Pdt Ineke Magadalena berdarah Ambon ini, adalah koordinator Sekolah Minggu di Gereja Gekari Maranatha. Dia sendiri sudah terbiasa berhadapan dengan ratusan bahkan ribuan anak sekolah minggu. Nampaknya dia sudah memiliki ilmu tersendiri untuk memberi pendidikan dan pengajaan kepada anak sekolah minggu.
“Kami sering membuat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) khusus bagi anak-anak jemaat Gekari yang tersebar di Pekanbaru diantaranya di Palas, Sigunggung, Pasir Putih, Sidomulyo dan Garuda Sakti. Bila semuanya anak sekolah minggu berkumpul dan KKR bisa berjumlah 500 orang,” katanya menjelaskan.
Dia berpesan kepada seluruh gereja dan orang tua supaya terus mengembangkan bakar dan minat anak usia sekolah minggu. Hidup mereka jangan disiasiakan karena mereka sangat spsial bagi Tuhan. Cara memimpin anak-anak harus hati-hati sejak dini.
Dia mengajak seluruh orang tua agar sejak dini menyuruh anaknya setiap hari minggu ke gereja untuk mengikuti kebaktian sekolah minggu. Selain itu, dia juga berharap kepada gereja agar tetap memperhatikan anak sekolah minggu termasuk guru-gurunya.
Menyangkut kurangnya guru agama Kristen di sekolah negeri dan swasta, khususnya sekolah dasar, dia mengatakan sudah sepatutnya hal ini dipikirkan oleh semua pihak termasuk gereja. Jangan hanya memikirkan pendidikan anak di bidang Matematika dan Bahasa Inggris misalnya, sementara pendidikan rohani dinomorduakan. Kalau mental rohani anak-anak dimbina dengan baik, otomatis si anak akan pintar dalam mata pelajaran lainnya. Karena itu, bagi saya, pendidikan rohani harus lebih diutamakan.
Sesuai dengan data yang dicatat Horas dari panitia, Gereja yang mengirimkan anak sekolah minggu mengikuti BOAS tahun ini sebanyak 20 diantaranya GBI Nangka, Pouckh Narwastu, GKPA Durian, Pouckh RAPP, GKPI Estimasi, GKPS Pekanbaru, Pouckh Sei Galuh, GPIB Gideon, GMII Nehemia, GKPI Senantiasa, GIA, GMI Sion, HLI Agape, GBKP, HKI Resor Pekanbaru, GKPI Palapa. Sementara gereja terbesar bernama HKBP tidak terlihat. *)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar